Pendidik Didorong Mahir dengan Pembelajaran Daring

Sektor pendidikan termasuk dalam sektor yang terimbas besar pandemi Covid-19. Pendidikan dari tingkat dasar hingga universitas memilih untuk tidak melakukan aktivitas belajar mengajar tatap muka seperti biasanya. Terlebih lagi ketika pemerintah memberlakukan sistem pembelajaran di rumah, maka kegiatan belajar mengajar dilakukan secara daring melalui aplikasi seperti Zoom, Google Meet, WhatsApp, dll.

Dalam situasi tersebut, teknologi jaringan dan teknologi informasi menjadi tumpuan harapan membangun sistem pembelajaran yang baik secara daring. Namun demikian, muncul tantangan bagaimana menyajikan metode yang tepat supaya materi yang disampaikan tidak membosankan. Untuk itu, Cilacs UII menggelar lokakarya bertajuk “Pengembangan Metode dan Media Pembelajaran Daring” pada Rabu-Jumát (1-3/7).

Lokakarya yang digelar secara daring ini bertujuan membuka wawasan para pendidik dalam mengembangkan metode pembelajaran secara daring. Tentunya diharapkan para pendidik memiliki keterampilan tambahan dalam mengemas materi pembelajaran. Para peserta terdiri dari pengajar formal dan informal dari berbagai institusi di seluruh Indonesia.

Narasumber yang hadir diantaranya, Pansera Oktasedu (Divisi IT Content SEAMEO Seamolec) dengan materinya : Pengenalan Platform Kursus Daring Kemendikbud.go.id & Tata Kelola Kursus Daring. Kemudian hari ke-2 diisi oleh Yusmar Hadi Saputra (Divisi Publikasi & Pemasaran SEAMEO Seamolec) dengan materi Cara Menyusun Naskah Video Pembelajaran. Sedangkan hari terakhir diisi oleh Zahrani Balqis (Divisi Training SEAMEO Seamolec) dengan materi Pengemasan Silabus Daring & Tata Kelola Kursus Daring.

Kepala Cilacs UII Lizda Iswari, M.Sc, dalam sambutannya menyampaikan ucapan terima kasih kepada seluruh pembicara serta seluruh peserta yang hadir. Ia berharap kegiatan ini memberi ilmu baru yang dapat menjadi bekal dalam menghadapi Era Industri 4.0.

Lizda menambahkan bahwa sebenarnya ide lokakarya sudah dicetuskan sebelum adanya pandemi. Bahkan Cilacs UII sendiri saat ini sudah memiliki pilot project program pembelajaran online yang dikenal dengan metode blended learning. Lebih lanjut, ia menilai penyelenggaraan kelas online tidaklah mudah dan membutuhkan persiapan yang cukup banyak. Hal tersebut merupakan tantangan dalam pembelajaran daring.

“Diperlukan strategi bagaimana agar siswa tetap terjalin dengan pendidik. Tak kalah pentingnya adalah bagaimana membuat sistem evaluasi yang tepat dan terukur agar tujuan pembelajaran yaitu penyebaran ilmu bisa tersampaikan. Ini adalah tujuan kami di Cilacs UII agar ilmu pengetahuan yang diberikan dapat menjangkau lebih luas, bermanfaat dan menjadi rahmatan lil ‘alamin”, terangnya.

Senada, Ketua Panitia Fahrurrazi, M.A menjelaskan bahwa lokakarya ini dilaksanakan selama tiga hari agar materi yang diberikan bisa lebih detail dan dapat dimanfaatkan oleh para peserta. Lebih lanjut Fahrur juga mengatakan bahwa kegiatan ini diselenggarakan oleh Cilacs UII bekerjasama dengan SEAMEO Seamolec.

SEAMEO Seamolec merupakan lembaga di bawah Kemendikbud yang memiliki narasumber berpengalaman serta kompeten di bidangnya. Mereka memiliki keahlian dalam pembelajaran dengan metode open and distance learning. Ia ingin para peserta yang berprofesi sebagai pendidik dapat meningkatkan dan memperbaiki sistem pengajaran yang lebih menarik setelah mengikuti lokakarya ini. (Ank)