Penggunaan Sensor Elektronis dalam Bidang Biomekanika

Program Studi Teknik Elektro Universitas Islam Indonesia (UII) menyelenggarakan webinar dengan topik penggunaan sensor elektronis dalam bidang biomekanika untuk membantu para penyandang disabilitas, pada Rabu (5/8). Webinar menghadirkan narasumber Dr. Rifky Ismail, S.T., M.T., yang saat ini sebagai Director Center for Biomechanics, Biomaterials, Biomechatronics and Biosignal processing (PUI-CBIOM3S).

CBIOM3S sejauh ini telah mengembangkan produk teknologi kesehatan. Beberapa produk yang telah dibuat antara lain tangan bionik, tangan mekanik, alat terapi clubfoot untuk bayi, brace untuk pasien dengan ostheo-arthritis sendi lutut, kaki tiruan, alat diagnosis penyakit parkinson, dan eksoglove untuk pasien stroke.

Rifky Ismail menjelaskan, sensor elektronis yang ada di dalam produk biomekanika diibaratkan juga sebagai alat penginderaan yang ada pada manusia. Alat sensor yang ada di dalam robot device membutuhkan informasi seperti pengenalan benda-benda di sekitarnya, posisi, pengenalan jalan, garis, serta lubang. Sensor merupakan device yang memanfaatkan output dari respon yang terukur yang menghasilkan sinyal dan kemudian dilakukan proses berikutnya. Sensor terdiri dari tiga kata kunci sensing, planning, dan acting.

Lebih lanjut Rifky Ismail menjelaskan tentang klasifikasi sensor-sensor aktif dan pasif. Sensor aktif adalah sensor yang membutuhkan sumber energi tambahan untuk bekerja. Sumber energi luar biasanya disebut sinyal eksitasi (excitation signal). Sinyal ini oleh sensor dimodifikasi untuk memproduksi sinyal output. Contoh sensor aktif yaitu termokopel, piezoelectric, fotodioda, dan generator. Sedangkan sensor pasif adalah sensor yang tidak membutuhkan sumber energi tambahan dan secara langsung mengeluarkan sinyal elektrik untuk merespon rangsangan. Dengan kata lain energi pada rangsangan oleh sensor menjadi sinyal output. Contohnya yakni microphone.

Rifky Ismail menambahkan, biomekanika sebagai disiplin sumber ilmu yang mengintegrasikan faktor-faktor yang mempengaruhi gerakan manusia. Diambil dari pengetahuan dasar fisika, matematika, kimia, fisiologi, anatomi dan konsep rekayasa untuk menganalisa gaya yang terjadi pada tubuh. Biomekanika juga diaplikasikan dari hukum-hukum mekanik dari studi pembelajaran pengetahuan alam yang dihasilkan dari benda berpengaruh terhadap lingkungan sekitar. “Sub ilmu biomekanika adalah kinematik yang berkaitan dengan apa yang menyebabkan tubuh untuk bergerak dan kinetik atau berhubungan dengan suatu gesekan atau gaya,” paparnya.

Menurut Rifky Ismail harus ada kolaborasi disiplin ilmu agar tercipta produk yang canggih dan bermanfaat. “Kolaborasi antar ilmu perlu dilakukan, jadi kalau teknik industri, elektro, mesin bekerja sendiri maka tidak akan berhasil menciptakan alat- alat yang berfungsi baik dalam biomekanika,” terangnya. (HN/RS)