Pentingnya Menjaga Sport Performance

Pentingnya Menjaga Sport Performance

Pentingnya Menjaga Sport Performance – Medical Football Club Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia (FK UII) menggelar webinar bertajuk Kegawatdaruratan Olahraga dengan mengundang pembicara dr. Zeth Boroh, Sp. KO, seorang profesional bidang kedokteran olahraga.

Mengawali acara yang digelar secara daring pada Sabtu (30/10), dr. Zeth Boroh menjelaskan mengenai sport performance yang merupakan kemampuan seorang atlet dalam melakukan atau menampilkan suatu olahraga dalam level tertinggi dan partisipasi atlet dalam olahraga tersebut yang dapat diukur.

Menurut dr. Zeth Boroh ada perbedaan sport performance antara atlet yang bertalenta dan atlet yang dilatih. Salah satu atlet yang bertalenta menurutnya adalah Lionel Messi. Namun, terdapat perbedaan besar diantara atlet yang bertalenta dan atlet yang dilatih. “Atlet yang dilatih akan cenderung memiliki sport performance yang lebih stabil,” katanya.

Membicarakan kenyataan lapangan di Indonesia, dia menuturkan bahwa ada banyak sekali atlet yang mengalami cedera namun tetap melakukan kegiatan olahraga. Dampak buruknya selain akan menurunkan sport performance juga akan mengakibatkan cedera menjadi lebih parah. “Atlet yang cedera harus sembuh terlebih dahulu. Latihan bagi orang yang cedera itu percuma,” katanya.

Aspek lain yang mendukung terbentuknya sport performance yang maksimal menurut dr. Zeth adalah komposisi tubuh. Dia menjelaskan jika komposisi atlet antar olahraga berbeda, terutama dalam bidang sepakbola, seperti antara penjaga gawang dan penyerang.

dr. Zeth Boroh juga menekankan pentingnya kesehatan mental bagi seorang atlet. Seorang atlet harus memiliki motivasi dan goal setting sejak awal karir. Biasanya goal setting akan bertahap seiring berjalannya karir olahraga. “Role model yang baik bagi seorang atlet akan membantu dia mewujudkan goal yang ingin diraih,” katanya.

dr. Zeth berpesan agar para atlet menjaga konsumsi makanan yang seimbang. Tidak perlu melakukan berbagai macam diet, cukup makan yang seimbang setiap hari.

Membicarakan mengenai cedera olahraga yang dialami oleh para atlet, dr. Zeth mengatakan jika atlet kebanyakan menderita cedera ringan yang mengharuskan istirahat kurang dari sepekan. Disusul oleh cedera sedang yang akan sembuh sekitar waktu satu bulan. Terakhir adalah cedera berat yang cukup jarang dialami dan mengharuskan istirahat dalam waktu satu bulan bahkan hingga bertahun-tahun.

Dampak negatif yang dialami oleh seorang atlet saat cedera utamanya adalah menurunkan performance, namun juga bisa menimbulkan gangguan psikologis bahkan cacat permanen. Khususnya pada olahraga sepakbola cedera yang paling sering dialami oleh atlet adalah cedera lutut, namun sayangnya mereka baru akan mendatangi sport clinic antara 6-12 minggu pasca cedera.

“Memang untuk mendeteksi cedera, khususnya lutut tidak dapat dilakukan secara dini dikarenakan nilai ambang nyeri tiap atlet yang berbeda,” tuturnya.

Sebagian besar atlet akan khawatir terjadi penurunan performance pasca cedera yang secara primer dikarenakan jaringan yang cedera dan kondisi psikologis. “Atlit cedera yang ditangani secara operatif dibandingkan konservatif lebih tinggi angka improvement yang operatif,” tutupnya. (UAH/RS)