, , ,

Peran Masyarakat Muslim Menjawab Isu Islam dan Tantangan Global

Untuk pertama kalinya, Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia (FPSB UII) menyelenggarakan International Conference on Islamic Social and Humanities (ICONISH) 2021. Kegiatan yang mengangkat tema “Islam and Global Challenges” ini diselenggarakan secara daring pada 9-10 Desember 2021.

Dalam sambutannya, Dekan FPSB UII, Dr. Fuad Nashori, S.Psi., M.Si., M.Ag., Psikolog mengatakan bahwa konferensi ini bertujuan menghubungkan antara akademisi, peneliti dan praktisi di seluruh dunia dalam meningkatkan pemahaman ilmu sosial dan agama, terutama dalam perspektif islam. Ia menambahkan bahwa agama dan ilmu sering diposisikan terpisah dan saling bertentangan. Oleh karena itu ICONISH digelar untuk menggairahkan kembali semangat integrasi antara agama dan ilmu guna tercapainya kesejahteraan masyarakat. 

“Selama ini agama dan ilmu sering diposisikan terpisah dan saling bertentangan. Hal ini yang menjadi gagasan utama penyelenggaraan ICONISH kali pertama ini agar menggairahkan semangat integrasi antar agama dan ilmu demi terwujudnya kesejahteraan masyarakat,” tuturnya.

Fuad Nashori menyebutkan, terdapat 67 makalah yang akan dipresentasikan dalam kegiatan  konferensi internasional ini. Makalah-makalah tersebut ditulis dari 6 negara yaitu Indonesia, Thailand, India, Brunei Darussalam, Maroko, dan Nigeria. Proses penyeleksian makalah dilakukan oleh panitia ICONISH dengan berbagai cakupan tema konferensi dari berbagai perspektif yaitu psikologi, sosio-ekonomi, hubungan internasional, pendidikan, komunikasi, hukum internasional, cultural studies, studi keamanan dan konteks ilmiah lainnya. 

Ia berharap ilmu yang didapatkan dari konferensi ini memberikan kontribusi yang signifikan bagi Ilmu sosial dan humaniora guna mengembangkan dan memberikan manfaat bagi masyarakat luas. 

Rektor UII, Prof. Fathul Wahid, S.T., M.Sc., Ph.D. berkesempatan membuka dimulainya kegiatan. Ia mengemukakan dua pemikiran yang muncul saat membaca tema konferensi ini. Pertama yaitu apakah islam ikut andil dalam menjawab permasalahan-permasalahan kontemporer di zaman global? dan bagaimana Islam bersatu untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang ada di dalam Islam itu sendiri (antar sesama muslim). Ia menyetujui pendapat yang ditulis Ziauddin Sardar bahwa satu-satunya cara rasional ke depan bagi umat Islam adalah menjadi proaktif.  

“Dengan demikian, kita sebagai umat muslim, kita mungkin perlu untuk menyatakan untuk tidak terlalu memperhatikan masalah sepele dan kurang penting dengan memobilisasi pemikiran dan energi kolektif kita untuk menemukan solusi dan aktif terlibat dengan komunitas global lainnya untuk memecahkan masalah,” ucapnya.

Terakhir, ia meyakini bahwa berbagai perspektif yang akan dibagikan oleh para pembicara dan peserta konferensi akan memberikan wawasan yang berarti dan menciptakan diskusi yang lebih lanjut di bidang yang menjadi bahasan. (HA/ESP)