,

Pikat Investor Lewat Strategi Business Pitching Yang Baik

Inkubasi Bisnis & Inovasi Bersama (IBISMA) UII mengadakan IBISMA Growth Academy dengan materi Strategi Pitching for Startup dengan narasumber Siti Mahdaria, M.Mktg.Coms., dosen sekaligus pengajar UII Learning Center. Ia mengawali webinar dengan menjelaskan Bisnis Pitching, yakni menceritakan atau mempresentasikan startup kepada orang lain.

“Pitching tidak hanya harus dilakukan kepada investor, tapi juga ke semua audience seperti customer, partner bisnis, dan lain-lain. Tahap pertama yang harus dilakukan adalah tahap persiapan dengan membuat pitch deck, selanjutnya membuat elevator pitch, latihan presentasi, dan mencari  tahu tentang calon investor yang akan dituju”, jelasnya.

Mahdaria menambahkan pitch deck meliputi introduction atau pengenalan logo, nama brand, nama founder, dan sebagainya. Business overview atau penjelasan singkat mengenai bisnis yang dilakukan lengkap dengan latar belakang berdirinya bisnis. “Bisa juga diceritakan masalah yang mendasari hadirnya dengan solusi yang tepat melalui inovasi bisnis tersebut. Menyiapkan produk atau minimal terdapat prototype produk”, terangnya.

Bisa juga dengan menerangkan daya tarik dari produk yang sudah dibuat sebelumnya. Daya tarik merupakan salah satu poin penting yang membuat investor menerima produk sesuai pasar yang dituju. Menjelaskan target market secara spesifik usia berapa, pekerjaan apa, dimana, dan sebagainya.

“Melihat pesaing juga penting, harus realistis ada kompetitor besar lain.  Poinnya adalah bahwa bisnis memiliki nilai tambah dari kompetitor lain. Bisnis model yang dipakai juga perlu dijelaskan apakah marketplace atau e-commerce, consumer, software as a services, data, maupun licensing. Plans atau proyeksi dengan realistis lebih baik menunjukan bahwa kita merangkak bukan berlari”, tukasnya.

Pemilik bisnis sebaiknya tidak lupa menyampaikan tentang sumber pendapatan keuangan. Bisa melalui model iklan, affiliate, transaksional, layanan berlangganan, penjualan online, penjualan tidak langsung (agen reseller), dan ritel. Menjelaskan tim siapa saja timnya dan pekerjaannya bagaimana. Tidak kalah penting adalah kontak yang dapat dihubungi jangan sampai terlupa di akhir presentasi.

Selanjutnya Mahdaria menambahkan elevator pitch harus punya sesuatu dulu yang dilakukan dengan menawarkan bisnis dan disampaikan bahwa ada mutual benefit atau keuntungan bersama yang didapatkan. “Saat pitch berlangsung harus act like a pro, mulai dengan cerita untuk menarik perhatian audience karena karena mudah terserap di ingatan para penonton, penjelasan singkat padat, dan jelas, berpakaian professional atau sesuai tema yang dapat meningkatkan performance psikologis. Ketika menjelaskan diperlukan juga eye contact. Mengelola suara lebih berwibawa dengan menggunakan suara dalam. Gesture yang relevan sesuai dengan perkataan yang disampaikan. Di akhir keluarkan kata-kata yang remarkable bombastis”, tutupnya.

Terdapat tahap pasca pitch yang ditandai dengan adanya networking, bertukar kontak, evaluasi diri dengan meminta masukan ke teman atau mentor. Jangan merasa cepat puas dengan apa yang sudah dilakukan agar kedepannya lebih baik dan dapat  tampil lebih maximal. (HN/ESP)