Potensi Biodisel Limbah Cair Amoniak Tinggi Menggunakan Chlorella Sp

Pertumbuhan industri di Indonesiasemakin maju dan pesat. Perkembangan tersebut diiringi dengan beberapa kasus degradasi kualitas lingkungan hidup. Salah satu penyebabnya adalah limbah cair yang dihasilkan oleh industri yang tidak diolah dengan maksimal sehingga mencemari lingkungan. Salah satu kontaminan yang sering ditemukan dalam limbah cair adalah amoniak (NH3). Bagi suatu industri dalam mengolah limbah cair yang dihasilkan membutuhkan energi dan biaya yang cukup besar, sehingga perlu adanya inovasi teknologi pengolahan dan pemanfaatan limbah cair yang terintegrasi menghasilkan energi terbaharukan agar dapat lebih mengefisiensikan aspek ekonomi. Salah satu inovasi pengolahan limbah cair yang dapat dilakukan adalah dengan pemanfaatan mikroalga sebagai media untuk meremoval kadar amoniak dalam limbah cair dan juga sebagai bahan baku produksi biodiesel.

Rangkaian metode penelitian dimulai dari tahap persiapan bibit mikroalga dan media kultur, penentuan parameter uji hingga pemanenan serta ekstraksi mikroalga. Mikroalga yang dipakai adalah jenis Chlorella sp yang mengolah limbah cair selama 14 hari pengolahan dalam reaktor buatan. Limbah cair sebagai media kultur mikroalga menggunakan limbah artifisial dengan variasi kanduangan amonia urea (CO(NH2)2 200 mg/L dan 3000 mg/L dan limbah industri kandungan amonia tinggi gula dengan pengenceran 50 kali.

Kultur dilakukan dengan aerasi karbondioksida (CO2) selama 8 jam dan diberi pencahayaan selama 24 jam. Setelah proses kultur maka dilaksanakan pemanenan dan ekstraksi mikroalga. Pemanenan dilakukan  dengan modifikasi metode flokulan yaitu metode pengendapan dengan menggunakan bahan kimia tawas, kemudian dilanjutkan dengan ekstraksi hingga membentuk FAME untuk memperoleh kandungan biodiesel.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa mikroalga Chlorella sp memiliki efisiensi removal amonia antara 69 % – 98% serta dapat menghasilkan biodiesel dengan kandungan minyak 0,405% dari berat kering mikroalga. Hasil    ini tidak lepas dari variabel fisika dan kimia yang mempengaruhi kemampuan mikroalga dalam mengolah limbah cair dan pertumbuhan mikroalga berupa DO (oksigen terlarut), pH, suhu dan intensitas cahaya. Dengan hasil penelitian ini, dapat diketahui bahwa limbah cair yang mengandung amonia dapat diolah menggunakan mikrolaga yang juga dapat menghasilkan energi alternatif terbaharukan berupa biodiesel.