Program Internship Sebagai Media Akselerasi Skill

Program magang (internship) dapat dimanfaatkan mahasiswa dalam menyesuaikan teori yang didapat di bangku kuliah dengan praktik kerja di lapangan. Dengan mendapatkan kesempatan menjalani program internship, mahasiswa diharap mampu menjawab tantangan dan siap bersaing dalam dunia kerja sesungguhnya. Program Internship ini juga sebagai media mengakselerasi Skill.

Topik tersebut menjadi bahasan dalam acara Career Talk Virtual yang digelar oleh Indonesia Career Center Network (ICCN). Agenda ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan UII Integrated Days yang diselenggarakan oleh Direktorat Pengembangan Karier dan Alumni (DPKA) Universitas Islam Indonesia (UII) pada Rabu (3/3).

Muhammad Faruq Al Hadid, S.M., M.S.M.,CFP sebagai Investment Analyst di halofina berkesempatan menjadi pembicara pada acara tersebut. Dalam pemaparannya Faruq berbicara mengenai pentingnya perencanaan karier untuk masa depan. Hal ini menurutnya harus dipahami oleh mahasiswa sedini mungkin. Selain itu juga penting mengetahui skill yang dibutuhkan di dunia kerja.

“Skill yang selalu ada dalam top 5 itu ada dua, yaitu problem solving dan critical thinking. Hal itu bisa di dapat mahasiswa justru ketika kita berada di organisasi dan kegiatan di luar kampus seperti kegiatan magang,” jelas Faruq. Dunia kerja yang heterogen dari segi usia, latar belakang, hingga perilaku menurutnya memberi tantangan dalam mengasah kemampuan individu dalam menjawab tantangan dari problem solving dan critical thinking.

Faruq memberikan tips kepada peserta dalam memilih beragam program internship. Pertama, menurutnya penting untuk memilih posisi/tempat magang yang bisa membuat kita lebih berkembang sesuai dengan minat yang dijalani. Sehingga tak hanya sekedar menambah portofolio, program internship yang dijalankan nantinya bisa menjadi sesuatu yang menarik untuk diletakkan di CV.

Kedua, ketika kita sedang melakukan program magang, penting untuk memahami budaya perusahaan agar sejalan dengan visi dan misi perusahaan. Kemudian eksplor berbagai macam hal saat magang dan siap menunjukkan performa terbaik. Terakhir, yang menurut Faruq penting adalah kegiatan pasca magang yaitu menjaga relasi dan hubungan baik dengan orang yang kita kenal di perusahaan.

Diskusi berlanjut dengan pemaparan dari Farid Noor Romadlon, S.Pd., M.Pd. Dosen Universitas Muria Kudus ini memaparkan tentang aspek hard skill dan soft skill yang menurutnya dibutuhkan dalam dunia industri saat ini. Berfokus pada soft skill, Farid menjelaskan dua dimensi soft skill yaitu intra personal dan inter personal.

“Intra personal adalah kemampuan yang bisa kita asah dan datangnya dari dalam diri kita, contohnya adalah manajemen stress dan juga manajemen waktu. Sedangkan inter personal, kemampuan yang bisa kita miliki karena kita mendapat pengaruh dari luar, contohnya seperti kemampuan komunikasi, toleransi, leadearship dan lain sebagainya,” ujarnya.

Farid menjelaskan, hard skill dan soft skill adalah kemampuan yang sangat penting untuk terus dilatih dalam hal menyelesaikan kasus-kasus tertentu yang muaranya ada pada pengembangan karier. Terutama pada program internship, hard skill dan soft skill adalah elemen yang mampu membawa individu mencapai personal development berupa pengalaman, mentoring, dan training agar mampu bersaing di dunia kerja. (IAA/RS)