,

Publikasi Penelitian, Wujud Cinta Pada Ilmu

Salah satu kewajiban perguruan tinggi adalah mempresentasikan hasil penelitian dosen ke dalam publikasi atau jurnal bereputasi baik nasional maupun internasional. Manfaat dari publikasi ilmiah ini di antaranya sebagai kontribusi dalam pengembangan ilmu pengetahuan, meningkatkan ekstensi penelitian, serta sebagai rekam jejak akademisi. Sejalan dengan itu, Universitas Islam Indonesia (UII) terus mendorong dosen untuk membuat luaran penelitian yang dipublikasikan. 

Sebagaimana tergambar dalam kegiatan “Pelatihan Penulisan Artikel Ilmiah Internasional dan Workshop Jurnal Menuju Terindeks Bereputasi” yang diadakan Direktorat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (DPPM UII) pada Kamis (6/7) di Sheraton Mustika Yogyakarta Resort & Spa Yogyakarta. DPPM UII bekerja sama dengan Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi dalam mengadakan acara.

Dalam kesempatannya, Rektor UII Prof. Fathul Wahid, S.T., M.Sc., Ph.D., berbagi perspektif terkait teori pentingnya publikasi bagi akademisi. Teori tersebut antara lain; (1) Insentif minded scholars (dosen atau cendekiawan yang orientasinya insentif, jika tidak ada dana tidak akan berjalan), (2) Career minded scholar (dosen pemburu jabatan), (3) Science minded scholars (dosen pecinta ilmu).

“Di antara ketiga di atas, kita seharusnya bisa memilih mana yang berpotensi daya dobrak kuat, daya dorong yang tinggi untuk pengembangan peradaban manusia. Ini demi kemajuan bangsa,” tegasnya.

Menurut penjelasannya, seorang akademisi wajib menuliskan penelitian dan kemudian mempublikasikannya. “Menulis itu untuk keabadian, sebagai seorang akademisi kita punya tanggung jawab Tri Dharma penelitian yang berupa publikasi,” ungkapnya.

Kemudian, Yoga Dwi Arianda, ST., yang merupakan Koordinator Jurnal Ilmiah dan Publikasi Ilmiah Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat menyampaikan pentingnya publikasi penelitian bagi akademisi.

“Jangan sampai penelitian Bapak Ibu laporannya berakhir di lemari saja, saya akan terus mendorong agar menghasilkan luaran penelitian berupa publikasi,” ungkapnya.

Menurutnya, seorang akademisi harus bisa fokus pada pendidikan serta penelitian terkait ilmu pengetahuan. Ia juga mengucapkan terima kasih dan mengapresiasi UII sebagai mitra penyelenggaraan kegiatan pelatihan penulisan artikel ilmiah ini.

“Tanpa bantuan Pak Rektor dan Tim Universitas Islam Indonesia, pelatihan ini  tentu tidak terlaksana. Saya sangat mengapresiasi UII mau berkolaborasi dengan kami, terima kasih UII, semoga ini jadi langkah bersama demi kemajuan pendidikan di Indonesia,” pesannya.

Terakhir, Prof. drh. Aris Junaidi, Ph.D. selaku Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) Wilayah V Yogyakarta sangat senang UII menjadi mitra kegiatan pelatihan ini. Ia turut mengapresiasi serta memberikan dorongan penelitian yang berupa publikasi kepada para akademisi. (LMF/ESP)