Sempurnakan Ibadah dengan Perbanyak Amal Jariyah

Amal jariyah menjadi amalan seseorang yang tidak akan terputus pahalanya meski ia telah meninggal. Dalam hadist Abu Hurairah diriwayatkan Rasulullah Saw terdapat tiga amalan jariyah, yakni sedekah jariah, ilmu bermanfaat, dan doa anak sholeh. Mengenai hal tersebut, Ustadz Amir Assoronji membawakan kajian secara online dengan merujuk pada Kitab Al- Yaum Al Akhir Al Qiyamah As Sugra pada Rabu (21/10). “Nasehat yang paling mengena adalah nasihat kematian, merenungkan kematian. Cukuplah kematian sebagai penggetar hati, penetes air mata, penghancur kelezatan, serta memutus pertemuan,” ujarnya.

Kajian Takmir Masjid Ulil Albab yang diikuti puluhan peserta ini mengingatkan kepada jamaah untuk selalu merenungkan kematian. Ustadz Amir menyatakan agar segala urusan dunia tidak membuat seseorang lalai akan akhirat. Urusan dunia tersebut seperti bekerja, mencari nafkah, kuliah, membangun rumah, berkebun, dan sebagainya. “Wahai orang yang sibuk kerja, wahai manusia tidaklah harta yang dibawa namun hanya kain kafan yang kusut. Inilah yang diingatkan ulama,” katanya.

Harta yang telah dikumpulkan tidak akan menyelamatkan seseorang dari siksaan-Nya, kecuali tiga amalan yang berkualitas, kekal, dan bermanfaat untuk dunia dan akhirat. Amalan tersebut akan memberikan pahala baginya selama amalnya masih dimanfaatkan oleh orang lain. “Ketika Orang meninggal maka akan terputus amalan untuknya, kecuali amal jariyah yang saya sebutkan tadi,” ujarnya.

Sedekah Jariyah

Ustadz Amir mencontohkan sedekah yang pahalanya terus mengalir seperti amal wakaf yakni menyedekahkan suatu benda yang bermanfaat karena Allah. Benda tersebut memiliki sifat tidak habis dan tidak berkurang meski dimanfaatkan berkali-kali. “Misalnya sedekah tanah, bangunan, karpet, bahan bangunan, dan lainnya akan tetap memberikan pahala baginya kecuali itu sudah rusak,” ujarnya.

Ketika ditanya bolehkan seseorang memwakafkan hartanya dengan niat setelah orang tersebut meninggal? Ustadz Amir menjawab diperbolehkan. Namun dia menyebut alangkah baiknya niat baik dilakukan secepatnya. Jika ingin diwakafkan setelah orang tersebut meninggal, maka semasa hidupnya harus membuat perjanjian dengan sanak saudara atau orang yang bersangkutan dengan menandatangi perjanjian di atas hitam putih. “Ini agar tidak menjadikan perselisihan di kemudian hari,” jelasnya.

Ilmu Bermanfaat

Ilmu bermanfaat maksudnya adalah ilmu yang diajarkan kepada orang lain lalu diamalkan olehnya. Jika ilmu yang telah diajarkan lalu diajarkan lagi kepada orang lain maka ia akan mendapat pahala yang berlipat-lipat meski ia telah meninggal. Ilmu bermanfaat di sini juga haruslah ilmu yang baik dan bermanfaat bagi kehidupan seseorang, bahkan ilmu tersebut akan menambah ketaqwaan mereka kepada Allah Swt.

“Jika saudara-saudara di sini memiliki kemampuan menulis juga bisa menulis membuat buku lalu dicetak nantinya lebih tahan lama dan dimanfaatkan orang lain, ini sama saja ilmu jariyah,” tambah Ustadz Amir.

Anak Saleh dan Salehah

Anak merupakan titipan yang paling mulia bagi sepasang suami istri. Oleh karena itu, kata Ustadz Amir alangkah baiknya orangtua mendidik anak-anaknya di jalan yang benar dan mengajarkannya tentang hukum-hukum Allah. “Banyak ya orang kaya, terkenal, terpandang, banyak hartanya tapi tidak salat, tidak mengaji, tidak datang ke majelis ilmu. Semoga Allah memberikan petunjuk,” harapnya.

Jika sepasang suami istri memiliki anak yang taat kepada Allah dan selalu mendoakannya meski mereka telah meninggal, maka mereka akan mendapatkan pahala. Tanda anak saleh adalah ia yang selalu mendoakan orangtuanya. (SF/RS)