,

Sumber Air Tercemar,Mahasiswa UII Mengelola Air Limbah Batik Dengan Bahan Dasar Limbah Batu Bata Yang Ramah Lingkungan

Penemuan baru dari Tim UII yang mampu menjadi solusi efektif dalam pengelolaan air limbah batik sebagai antisipasi menipisnya sumber air bersih karena tercemar oleh air limbah batik di Kota Yogyakarta.Penelitian yang telah dilakukan oleh Tim UII selama kurang lebih 3 bulan ini berhasil menemukan solusi alternative untuk mengelola air limbah batik dengan bahan dasar batu bata dengan bantuan TiO2 sebagai katalis dengan metode fotokatalisis sehingga air limbah aman dibuang ke lingkungan.

Ketua Tim penggagas ide Rico Nurillahi mahasiswa kimia UII angkatan 2015 mengatakan penelitian ini berawal dari suatu bentuk keprihatinan terhadap sumber air yang tercemar oleh air limbah batik disalah satu daerah di Yogyakarta.Padahal seperti yang kita ketahui Yogyakarta telah dinobatkan sebagai kota batik dunia oleh UNESCO sehingga produksi batik harus terus ditingkatkan.

Melibatkan mahasiwa dari jurusan yang sama yaitu Lita anggreyani angkatan 2014,Dwi Nur Halimah angkatan 2015, dan Vivi Dwi Fitriani angkatan 2015.Rico menerangkan inovasi ini memanfaatkan limbah batu bata hasil pembangunan yang sudah tidak terpakai dan dikombinasikan dengan TiO2 sebagai katalis menggunakan bantuan cahaya, metode ini tidak beracun, memiliki efektifitas yang tinggi,dapat mengadsorpsi zat warna pada limbah batik dan yang terpenting metode ini cukup ekonomis serta ramah lingkungan, karena memanfaatkan limbah yang sudah tidak terpakai.

Penelitian ini tidak akan berjalan lancar tanpa peran dikti yang telah memberikan bantuan dana sebesar 9 juta rupiah melalui Progam Kreatifitas Mahasiswa (PKM) bidang Penelitian.”Diharapkan untuk kedepannya inovasi ini dapat bermanfaaat bagi para pengrajin batik di Kota Yogyakarta pada khususnya dan di seluruh Indonesia pada umumnya sehingga para pengrajin dapat terus produktif memproduksi kain batik tanpa perlu khawatir terhadap limbah yang dihasilkan dan industri batik tidak hanya menguntungkan secara ekonomi, tetapi juga dapat bersahabat dengan lingkungan”,terang Halimah.