Tapak Tilas 26 Tahun Perjalanan Informatika UII

Tak terhitung tahun kita lewati, banyak prestasi yang sudah digapai, sudah 26 tahun Informatika UII berkiprah, teruslah berkibar almamaterku tercinta. Pantun ini dibawakan Sri Winiarti, S.T., M.Cs., alumnus angkatan pertama Jurusan Informatika Universitas Islam Indonesia (UII) yang kini menjabat Dekan Fakultas Teknologi Industri Universitas Ahmad Dahlan. Ia menjadi moderator dalam acara Talkshow Milad Informatika UII bertajuk “Reflection Diversity and Unity”.

Ketua Jurusan Informatika UII berbagai generasi hadir secara daring menjadi bintang tamu talkshow. Tak ketinggalan, Rektor UII Prof. Fathul Wahid, S.T., M.Sc., Ph.D. yang juga mengajar di Informatika UII turut menghadiri acara. Talkshow disiarkan secara langsung di kanal Youtube Jurusan Informatika FTI UII mulai pukul 10.00 WIB.

“kita harus bersyukur di usia 26 ini Informatika (UII) semakin berkembang, maju, semakin dilihat banyak orang, termasuk kawan-kawan kita semakin banyak. Mudah- mudahan ini pertanda baik, bahwa kita berada di jalan yang benar,” tutur Fathul Wahid.

Sebagai informasi, Informatika UII merayakan Milad ke-26 di tahun ini. Didirikan tahun 1994, perjalanan panjangnya menghadirkan banyak cerita dan prestasi yang sejalan dengan visinya, yakni menghasilkan pemungkin solusi teknologi informasi yang mumpuni dan berwatak mulia. Informatika UII dengan dua program studinya, program sarjana dan magister, menjadi lima jurusan terbaik di Indonesia di lingkup Ilmu Komputer dan Sistem Informasi berdasarkan QS University Rankings 2013 lalu.

Capaian ini bukanlah perkara mudah. Sejak awal dibuka, para pendiri tak menyangka Jurusan Informatika UII dapat berkembang begitu pesat. Hal ini dikarenakan kemajuan teknologi informasi yang belum begitu signifikan di Indonesia kala itu. “Tidak menyangka prospek Informatika itu kalau sekarang sedemikian besarnya. Jujur ini di luar ekspektasi kita dulu,” ungkap Ketua Jurusan pertama Informatika UII Dr. Ir. Adi Djoko Guritno saat talkshow.

Disebut oleh Hendrik, S.T., M.Eng. selaku Ketua Jurusan Informatika menjabat, sejumlah capaian yang ada tidak diperoleh secara instan. Kerjasama berkesinambungan yang dilakukan seluruh pihak menurutnya menjadi kunci kemajuan.

“Pencapaian prestasi Jurusan Informatika tidak hanya dari sisi akreditasi, namun juga ditorehkan oleh alumni-alumninya dengan kualitas dan prestasi yang membanggakan, yang tersebar di pelosok negeri ataupun di luar negeri. Capaian berharga ini tentunya juga harus senantiasa kita syukuri sebagai keberhasilan kita bersama dalam upaya memajukan bangsa dan agama ini,” ucapnya saat sambutan.
Proses yang tidak instan itu salah satunya tercermin dari keadaan di tahun-tahun awal berdiri. Serba terbatas menjadi frasa yang menggambarkan kondisi saat itu, seperti yang dituturkan Dr. Yudi Prayudi, M.Kom. dosen Informatika UII yang pernah menjadi ketua jurusan dua periode. Keterbatasan yang ada tidak menjadikan semangat mahasiswa terbatas pula, justru sebaliknya.

“Saya masih ingat waktu itu, lab jaringan komputer itu posisinya di samping Dekan FTI di lantai satu. Satu-satunya koneksi internet menggunakan saluran (kabel) telepon. Jadi kita harus gantian dengan operator komputer. Kalau ada telepon masuk, internetnya diputus,” ceritanya diiringi tawa.

“Kalau selesai, tanya dulu ‘ini masih dipake ngga?’. Kemudian baru dikoneksi lagi, internet lagi. Serba terbatas. Dengan keterbatasan itu, Alhamdulillah tidak mengubah semangat teman-teman mahasiswa untuk mengeksplorasi bidang yang waktu itu masih baru juga,” lanjutnya.

Keterbatasan juga terlihat dari segi kurikulum dan pengajar yang ada. Dosen sejumlah bidang lain terkait menjadi pengajar di Informatika UII kala itu. “Awalnya itu memang basisnya informatika terlahir dari dosen Teknik Kimia dan Teknik Industri, dan dari Statistik juga ada. Waktu itu kan kurikulum belum merdeka seperti sekarang,” ucap Dr. Sri Kusuma Dewi, S.Si, M.T., ketua jurusan yang sempat menjabat mulai 2001.

Kala itu, Informatika UII masih terikat dengan ujian negara dan mata kuliah tertentu yang diwajibkan pemerintah. Menurut Bu Cici, sapaan akrab Sri Kusuma Dewi, sejumlah mata kuliah tersebut kurang sesuai dengan informatika dan kebutuhan mahasiswanya.

“Kita juga terikat dengan ujian negara waktu itu. Ada mata kuliah tertentu yang hukumnya wajib, kalau ngga nanti tidak sah kurikulumnya. Meskipun kalau kita lihat, ndak gathuk (cocok) ya digathuk-gathuki, kayak tadi ada kimia, fisika, kemudian matematikanya sampai berapa jilid,” sebutnya.

Ia juga menjelaskan, tahun 1995 mulai dilakukan perbaikan. Sehingga, kurikulum yang disebutnya telah “Informatikawi” baru ada belakangan di tahun 1998. Kurikulum sebelum itu dinilainya masih terlalu kental matematika dibanding informatika.

Di tengah keterbatasan yang ada, mahasiswa angkatan awal dinilai oleh Ketua Jurusan Informatika UII 1998-2001 Zainudin Zukhri, S.T., M.I.T. memiliki kehebatan lain, khususnya angkatan pertama tahun 1994.

“Karakternya sangat melekat. Apa itu? Rasa memiliki. Yang paling suka memberi contoh rasa kepemilikan itu angkatan 94. Coba kalau angkatan 94 ngga suka protes, itu belum maju seperti sekarang ini saya yakin. Walaupun itu nanti diwarisi ke angkatan- angkatan selanjutnya dan mereka tidak menikmati, tapi tetap kalau protes, audiensi, itu sampai Isya aja belum pulang ya. Ngurusi jurusan sebagai istri pertama,” kenangnya bercerita.

Informatika UII terus mengalami perkembangan hingga menjadi seperti saat ini. Namun, hal ini tak menjadikan jurusan ini berhenti dan berpuas diri. Diungkapkan oleh Fathul Wahid, Informatika UII berencana membuka program doktoral.

“Nampaknya kami (Informatika UII) sudah bersepakat ya, dalam waktu yang tidak terlalu lama akan membuka program doktoral. InsyaAllah akan semakin banyak manfaat yang dapat kita tebar. Karena sampai saat ini kan belum banyak ya program doktoral di bidang informatika. Kemudian kita bisa lebih berkontribusi untuk negeri ini,” ucapnya.

Di akhir acara, Hendrik selaku Ketua Jurusan Informatika UII mengharap dukungan dan doa seluruh sivitas akademika serta alumni dalam rangka mendukung Informatika UII menjadi lebih maju ke depannya. (HR/RS)