Tips Membangun Tim PKM Yang Solid Menuju Sukses PIMNAS

Program studi Farmasi Universitas Islam Indonesia (UII) mengadakan webinar sosialisasi Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) bertema “Perjuangan Menuju Pimnas 2022” pada Jumat (11/2). Webinar daring melalui live streaming Instagram @farmasiuii ini menghadirkan narasumber Dr. apt. Lutfi Chabib, M.Sc, seorang Reviewer Nasional PKM dan Juri PIMNAS. Pembicara lainnya adalah 2 mahasiswa UII Prodi Farmasi yang pernah mengikuti PIMNAS 34, M. Ambar Ainullah dan Aditya Wardhana. 

Disampaikan Aditya Wardhana, perjalanannya untuk dapat lolos ke PIMNAS tidak hanya mengandalkan keberuntungan, akan tetapi faktor pengorganisasian yang matang. Salah satu anggota timnya sempat mengalami kendala jaringan saat melakukan presentasi. Namun berkat kematangan konsep dan organisasi yang baik, timnya dapat membuat proses penelitian hingga laporan berjalan sesuai dengan pedoman yang telah diberikan. 

“Anggota dari tim kami memiliki kesibukan yang cukup padat dan sulit untuk mengatur waktu dengan baik, hal itu membuat komunikasi sedikit terganggu. Akan tetapi keberhasilan kami melewati hambatan tersebut adalah salah satu keseruan dalam mengikuti PKM”, ucapnya.

Sementara itu, M. Ambar Ainullah menuturkan pengalaman pernah mengikuti lomba membuat timnya lebih percaya diri. “Sebenarnya kalau dibilang sulit tidak terlalu sulit karena kita adalah tim, mungkin kesulitannya adalah ketika sedang mengaplikasikan apa yang sudah kita rancang di proposal dengan tindakan, namun alhamdulillah secara keseluruhan semuanya berjalan lancar”, sambungnya. 

Keduanya juga memiliki cara masing-masing untuk menjaga kedekatan antar anggota dalam tim sehingga dapat saling terhubung. Salah satunya yakni dengan memahami sifat anggota tim yang lain serta melakukan sedikit candaan ketika rapat. Memilih anggota tim dari teman yang sudah kenal dekat juga bisa menjadi solusi membangun kedekatan antar anggota.

Sedangkan, Lutfi Chabib berpesan bahwa kita belajar itu tidak harus dengan yang lebih tua atau sepuh, akan tetapi bisa juga dari yang lebih muda, bahkan kita juga bisa belajar dengan anak TK. Contohnya yaitu ketika ada anak TK berkelahi itu biasanya setelah berkelahi akan selesai begitu saja, berbeda dengan orang dewasa yang terkadang malah menjadi masalah yang berkepanjangan.

Di akhir sesi ia juga memberikan harapan dan dukungannya terhadap para mahasiswa. “Saya berharap nanti teman-teman semuanya semangat di manapun kita berada, di masa pandemi ini kita memang harus bisa kreatif, di mana di sisi lain banyak orang yang mulai kehilangan harapan, kita harus tetap semangat”, tutupnya. (JR/ESP)