TMUA UII Gelar Tabligh Akbar Spirit Pembebasan al-Aqsha

Takmir Masjid Ulil Albab Universitas Islam Indonesia (TMUA UII) bekerja sama dengan Yayasan Amal Mulia menyelenggarakan tabligh akbar dengan judul “Spirit Pembebasan al-Aqsha”. Kegiatan yang diselenggarakan pada Jum’at (22/12) di Masjid Ulil Albab UII ini dihadiri oleh Sheikh Amar al-Qolaq, yang merupakan ulama Palestina selaku pembicara serta H. Hendar Ali, Lc. selaku penerjemah.
Disampaikan oleh Mochammad Yusuf Sya’bani selaku ketua panitia, bahwa kegiatan tabligh akbar ini merupakan lanjutan dari kajian tematik tentang al-Aqsha yang telah dilaksanakan sebelumnya.

Diawal pemaparannya, Sheikh Amar al-Qolaq menjelaskan tentang beberapa fadhillah atau urgensi al-Aqsha. Diantaranya, yang pertama adalah sebagai tempat yang dimuliakan oleh Allah swt. Kemudian yang kedua bahwa al-Aqsha, Palestina, merupakan benar-benar tanahnya kaum muslimin yang penuh dengan kedamaian. “Bahwa al-Aqsha merupakan tempat yang dimuliakan Allah swt. dan mestinya selalu ada di dalam hati kita orang-orang yang beriman kepada Allah”, ucapnya.

Selanjutnya Sheikh Amar al-Qolaq menuturkan tentang siapa sebenarnya orang-orang Israel. “Bani Israel itu adalah keluarga nabi Ya’kub as., mereka mengaku sampai saat ini bahwa mereka merupakan keturunan nabi Ya’kub as. Padahal dari sikap dan perilaku mereka banyak sekali yang bertentangan, seperti membunuh para nabi, banyak memalsukan ayat-ayat Allah”, ujarnya.

Kemudian Sheikh Amar al-Qolaq juga membahas bagaimana sejarah perkembangan negara Israel, dari yang awalnya tidak ada hingga saat ini. Disebutkan bahwa orang-orang yahudi memiliki suatu pergerakan internasional yakni dikenal dengan zionis, yang merupakan salah satu pendukung serta fasilitator terbentuknya negara Israel.

Pada tahun 1917 zionis merealisasikan perjanjian mereka, mendirikan sebuah negara Israel yang berdiri di tanah Palestina, yang sebenarnya secara kedaulatan tidak diakui. Lalu negara Israel diakui oleh Kementerian Luar Negeri Britania Raya. Mendapat dukungan yang kuat, mereka semakin membabi buta serta sedikit demi sedikit mulai mencaplok wilayah Palestina. Tahun 1948 barulah Israel mendeklarasikan kemerdekaannya.

Di tengah penguasaan dan arogansi yang dilakukan oleh orang-orang Israel, tidak hanya mengisahkan tempat, namun juga mengisahkan kepiluan. Seperti di wilayah Tepi Barat dan Gaza, walaupun di wilayah tersebut sudah banyak sepenuhnya dikuasai oleh orang-orang Palestina, tetapi orang-orang Israel masih bisa mengacak-acak kondisi di dalamnya.

“Misalnya bila kita ingin pergi dari kampung satu ingin ke kampung lainnya untuk keperluan seperti belanja kebutuhan hidup, orang-orang Palestina harus melewati posko-posko keamanan Israel terlebih dahulu untuk diperiksa”, tuturnya.

Dengan kondisi Palestina sekarang ini, Sheikh Amar menyampaikan pentingnya meningkatkan keimanan dan keislaman kita kepada Allah swt. “Jangan terlalu bereuforia dengan hasil voting yang telah dilakukan PBB untuk menolak klaim presiden Amerika Serikat. Kedua, bacalah informasi-informasi yang valid dan sebarkan pula informasi-informasi yang valid, jangan sampai termakan oleh isu-isu dan mendapatkan informasi-informasi yang salah terkait perkembangan al-Aqsha maupun Palestina. Ketiga, pergunakan media sosial kita untuk menyebarkan pikiran-pikiran yang baik, untuk mendakwahkan kondisi Palestina yang sesungguhnya”, ujarnya. (MDP)