Lembaga Dakwah UII Diharapkan Dapat Tingkatkan Eksistensi

Sikap profesionalisme sangat diperlukan dalam berorganisasi atau berlembaga guna mencapai tujuan dari organisasi itu sendiri. Sebaliknya, jika suatu organisasi kurang memperdulikan dan kurang bertanggung jawab atas kinerjanya maka yang akan terjadi adalah timbulnya keresahan yang mengakibatkan terbengkalai pekerjaan tersebut yang pada akhirnya adalah kerugian. Hal tersebut berlaku bagi semua organisasi lembaga maupun komunitas, termasuk dalam lembaga dakwah. Profesionalisme dalam berorganisasi bisa mengantarkan eksistensi organisasi tersebut hingga tingkat nasional maupun internasional.

Demikian seperti disampaikan oleh Direktur Direktorat Penelitian dan Pengembangan Agama Islam (DPPAI) UII, Dr. H. Muntoha, SH., M. Ag., saat memberikan sambutan dalam acara Tabligh Akbar sekaligus pelantikan empat lembaga dakwah kampus di Masjid Ulil Albab UII, Sabtu (23/12). Adapun keempat lembaga tersebut adalah Takmir Masjid Ulil Albab berjumlah 47 Anggota, Hafizh-Hafizhah Mahasiswa UII (HAWASI) berjumlah 47 Anggota, Korps Dakwah UII (KODISIA) berjumlah 42 anggota, dan Dakwah Hijrah Mahasiswa (DHM) berjumlah 35 Anggota.

“Kita harus profesional supaya ada improvement signifikan dalam bidang keagamaan,” ujar Muntoha. Maka dari itu, lanjutnya, setiap lembaga harus mau menekuni bidangnya masing-masing, supaya lembaga keagamaan bisa berkiprah dalam berdakwah skala nasional atau internasional dan ikut andil dalam memajukan institusi ini (UII-red).

Muntoha dalam kesempatannya juga berpesan kepada empat lembaga yang baru dilantik tersebut agar selalu meningkatkan koordinasi dengan atasan, terlebih kepada DPPAI bahkan yang berkenaan dengan kemahasiswaan sekalipun. “Peringkat koordinasinya harus jelas atau berurutan sehingga tidak ada koordinasi yang dilangkahi. Berorganisasilah secara profesional. Mari kita seriusi menekuni bidang ini supaya punya pengalaman yang bisa ditularkan kepada generasi berikutnya,” jelasnya.

Usai acara pelantikan, dilanjutkan dengan Tabligh Akbar dengan mendatangkan Ustadz dr. Agus Taufiqurrahman, M. Kes., Sp. S., sebagai penceramah utama dalam kajian tersebut. Ia menyampaikan bahwa organisasi atau lembaga yang baik dapat dilihat dari program kerjannya yang dikelola dengan baik oleh kepemimpinanya yang baik pula.

“Kalau diberi amanah sebagai pemimpin maka harus menjalankannya karena hal tersebut adalah kewajiban sekaligus suatu ibadah dan harus diingat, pemimpin harus memiliki kelebihan agar mendapatkan dukungan,” katanya.

Dijelaskan lebih lanjut oleh Ustadz Agus bahwa jika ingin menjadi pemimpin yang baik maka tiga hal ini harus dipenuhi yaitu dapat menjalankan amanah kepemimpinan, menyediakan waktu sendiri untuk menjalankan amanah kepemimpinan itu sendiri, dan memiliki kemampuan menjalankan amanah tersebut. Ketiga hal tersebut dapat dijalankan dengan baik jika ada kemauan dan rasa senang akan organisasi.

Selain ketiga hal tersebut, Ustadz Agus juga membagikan empat tips menjadikan organisasi yang sukses. Pertama, menjalankan amanah dengan sungguh-sungguh. Kedua, memiliki semangat kebersamaan. Ketiga, bisa menjadi contoh atau insprasi bagi yang lain. Keempat, harus ada rasa Ikhlas dan mengharap Ridha Allah. ”Merekalah yang mampu mengubah cita-cita menjadi kenyataan, maka jadilah pemimpin yang bijaksana dan sholeh,” ujar Ustadz Agus. (MNA/RS)