Tren Teknologi dalam Pendidikan

Perkembangan teknologi memberikan banyak pengaruh termasuk salah satunya di dunia pendidikan. Program Studi Pendidikan Kimia UII bekerja sama dengan PT WABI Teknologi Indonesia yang menghadirkan seorang pemateri bernama Pius Dian Widi Anggoro, S.Si. Mcs, dalam acara Kuliah Pakar Media Pembelajaran berbasis Animasi. Kegiatan ini diadakan di Auditorium Fakultas Teknologi Industri UII pada Senin (27/6).

Dalam pengantarnya, Pius Dian memperkenalkan terkait tren media pembelajaran beserta tantangannya. Dalam pendidikan kita saat ini, e-learning semakin populer yang mendadak sangat cepat bersamaan dengan awal adanya pandemi virus Covid-19 di Indonesia. Hal ini menandakan bahwa sosok guru kedepannya perlu mempersiapkan tantangan yang hadir dalam memberikan metode pembelajaran yang nantinya dapat diterima dengan baik oleh peserta didik.

Banyak platform teknologi yang menyediakan untuk penunjang proses pembelajaran. Diantaranya ada learning management system seperti Google Classroom, Quipper School, edmodo, dan lain sebagainya. Ada pula video conference dengan menggunakan Skype, Zoom meeting, BigBlueButton, dan lain sebagainya. Selain itu, dalam memberikan tugas kepada peserta didik dapat menggunakan Assessment Tools seperti Quizizz. Kahoot, Mentimeter, dan Google Form. Platform teknologi inilah yang kemudian diharapkan dapat membantu sosok guru dalam memberikan pengajaran pada peserta didiknya.

Pius Dian menambahkan bahwa trend model dalam pembelajaran saat ini ada yang disebut dengan sistem ‘blended learning’. Ia mengutip dari Jared Stein dan Charles Graham (2014) mendefinisikan blended learning sebagai kombinasi dari pembelajaran di kelas dengan pengalaman online yang paling efektif, efisien, dan juga pembelajaran yang fleksibel.

Salah satu contoh pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi yaitu menggunakan media pembelajaran berbasis animasi. Teknik animasi menghasilkan gambar atau objek model secara berurutan, untuk menciptakan ilusi gerakan, saat ditampilkan pun secara berurutan dan terlihat seperti video. “Berbeda dengan video yang merupakan rekaman dari kejadian di dunia nyata, animasi sepenuhnya buatan manusia, yang saat ini dibantu komputer,” ujarnya.

Menurutnya, ada beberapa karakteristik video animasi yang dapat digunakan untuk pembelajaran. Karakteristik tersebut diantaranya adalah dapat menampilkan gambar yang bergerak dan bersuara secara bersamaan, mampu menampilkan benda yang sangat tidak mampu ditampilkan secara langsung seperti pada saat mempelajari kuman, bakteri, maupun atom, serta mampu membantu proses pembelajaran dalam mempersingkat suatu proses yang lama seperti halnya pada saat mempelajari terbentuknya proses awan.

Media pembelajaran berbasis animasi perlu dirancang secara sistematis dengan berpedoman kepada kurikulum yang berlaku. “Tujuan dalam mengaplikasikan prinsip-prinsip pembelajaran tersebut memungkinkan agar peserta didik dapat mencermati materi pelajaran secara lebih mudah dan menarik,” tandasnya.

Pius dian menyampaikan bahwa dalam penggunaan animasi tradisional masih menggunakan metode dimana masing-masing frame harus digambar pada kertas terlebih dahulu dan masih menggunakan pita film yang membutuhkan cahaya untuk dibiaskan.

Namun, untuk sekarang ini, kita tidak perlu menyiapkan gambar dalam setiap frame nya. Melalui CGI (Computer Generated Imagery) dengan membuat gambar bergerak melalui bantuan komputer sehingga tidak perlu menggambar setiap frame. Beberapa metode lain yang dapat digunakan antara lain stop motion, inbetween, programming, particle effects, motion capture.

Dalam pengembangannya, konsep dalam pembuatan animasi ini dapat menghasilkan output video pembelajaran yang menarik dan juga game edukasi yang menyenangkan peserta didik. “Teknologi akan terus berkembang, jangan batasi ide anda dengan logika keterbatasan. Sebagai contoh, berikan game-game edukasi layaknya sedang bereksperimen dengan menggunakan aplikasi metaverse dan sejenisnya. Oleh karena itu, Bereksplorasi lah ide sesuka anda, yang nantinya menghadirkan kebermanfaatan untuk orang lain,” tandasnya. (A/ESP)