,

UII Kuatkan Jejaring Melalui Jumpa Mitra dan Alumni

Dalam mempererat jalinan relasi kemitraan dan alumni, Universitas Islam Indonesia (UII) kembali menyelenggarakan Jumpa Mitra dan Alumni bertempat di Ballroom Kasultanan, Hotel Royal Ambarrukmo, Yogyakarta, pada Sabtu (9/12). Tidak kurang dari 80 mitra dan alumni menghadiri kegiatan rutin tahunan tersebut, meliputi sesi paparan implementasi kerja sama, kealumnian, serta diskusi bersama mitra dan alumni.

Hingga kini, UII menjalin 229 kerja sama, baik domestik maupun mancanegara. Rektor UII, Prof. Fathul Wahid, S.T., M.Sc., Ph.D., mengungkapkan rasa syukur atas kerja sama yang dijalankan secara produktif selama 2023. “Kita maju bersama. Dan kami berharap, ikhtiar kolektif tersebut akan berlanjut di tahun-tahun mendatang. Untuk itu, sekali lagi kami ucapkan terima kasih. Kami hari ini patut berbangga karena punya kawan banyak,” ucapnya.

Menurut Prof. Fathul, apabila hendak pergi cepat, maka dapat pergi sendiri. Namun mengingat UII yang bertekad pergi lebih jauh, maka kemitraan menjadi bagian penting dari perjalanan tersebut. “Insyaallah banyak hal yang sudah kita jalankan bersama, dan masih banyak pekerjaan rumah yang masih bisa kita tuntaskan bersama-sama ke depan,” sebutnya.

Mengenai progres implementasi kerja sama, Ia menyampaikan bahwa UII  mendapat dukungan penuh dari berbagai pihak, termasuk Direktorat Kemitraan/Kantor Urusan Internasional (DK/KUI), Direktorat Pengembangan Karier & Alumni (DPKA), hingga Pengurus Yayasan Badan Wakaf (YBW) UII.

“Alhamdulillah, hubungan kami baik sekali. Ini hal yang sangat baik. Sehingga, program-program besar, program-program baik selalu didukung oleh Pengurus Yayasan Badan Wakaf dan itu bagi kami adalah modal yang sangat, sangat penting,” ungkapnya.

Meskipun pandemi sempat memperlambat perkembangan institusi, namun situasi demikian tidak menghentikan perkembangan UII. Di samping mitra, dukungan juga hadir dari alumni melalui Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Ikatan Keluarga Alumni (IKA) UII maupun jejaringnya di tingkat DPW (Dewan Pimpinan Wilayah) dan DPD (Dewan Pimpinan Daerah).

“Sampai hari ini, sudah ada 30 DPW yang tersebar di seluruh Indonesia. Sudah ada juga di 37 kabupaten/kota, dan sudah terbentuk 8 IKA program studi. Termasuk juga ada DPW khusus, salah satunya ada di Australia. Dan kita berharap ke depan semakin banyak yang akan dibentuk, termasuk juga di wilayah Eropa. Karena alumni kami menyebar tidak hanya di pojok-pojok tanah air, tetapi juga sampai ke mancanegara,” terangnya.

Prof. Fathul berharap diskusi kerja sama tersebut dapat memberi kebermanfaatan dan keberkahan, baik bagi UII, mitra, maupun alumni. “Bisa memberikan masukan kepada kami. Apa hal-hal yang mungkin kita elaborasi ke depannya, apa poin-poin yang mungkin kita tingkatkan di masa mendatang, dan apa catatan-catatan yang ibu bapak berikan kepada kami untuk menjadi lebih baik di masa depan,” pungkasnya.

Potret Capaian Kemitraan UII

Di kesempatan yang sama, Wakil Rektor Bidang Kemitraan dan Kewirausahaan UII, Ir. Wiryono Raharjo, M.Arch., Ph.D., memaparkan laporan implementasi kerja sama UII untuk tahun 2023 yang didasarkan pada Catur Dharma, yakni pendidikan dan pengajaran, penelitian, pengabdian masyarakat, serta dakwah Islamiyah yang merujuk pada Rencana Strategis (Renstra) Periode 2022-2026, utamanya Tujuan Strategis Nomor 3, yakni “Pelebatan manfaat melalui perluasan jangkauan jejaring dan peningkatan dampak.”

Sampai sekarang, terdapat 180 perjanjian kerja sama melalui Memorandum of Understanding (MoU) dengan mitra domestik, namun yang dilanjutkan dengan Memorandum of Agreement (MoA) hanya berkisar 30 atau 17%. Hal demikian cukup timpang dengan kerja sama internasional yang berjumlah 49 dengan MoA yang berjumlah 25 atau 51%.

“Karena yang hadir di sini ini adalah mitra-mitra domestik, kami berharap kita bisa memikirkan lebih lanjut kira-kira apa sih aktivitas yang nanti bisa direalisasikan, sehingga perjanjian kerja sama ini bisa kemudian meningkat implementasinya,” harapnya.

Lebih lanjut, UII juga aktif dalam kemitraan konsorsium nasional, seperti Aptisi (Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia) Wilayah V Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), BKSPTIS (Badan Kerja Sama Perguruan Tinggi Islam Swasta se-Indonesia), serta NUNI (Nationwide University Network in Indonesia atau Jejaring Perguruan Tinggi Nusantara).

Mendorong Upaya Internasionalisasi

UII pula terlibat dalam sejumlah konsorsium internasional, termasuk Passage 2 ASEAN (P2A), ASEAN Sandbox Conference, ASEAN School of Business Forum, SEAMEO (Southeast Asian Ministers of Education Organizations), hingga berbagai proyek Erasmus yang didanai Komisi Eropa (European Commission).

“Contoh misalnya ada salah satu proyek Erasmus bernama Erasmus+ BUiLD (Building Universities in Leading Disaster Resilience), jadi menguatkan universitas dalam konteks kebencanaan. Itu ada 7 universitas di Indonesia ditambah dengan 4 di Eropa. Jadi sekali proyek berjalan selama 3-4 tahun, itu ada lebih dari 10 universitas bergabung di situ,” ujarnya.

Mengenai implementasi mobilitas internasional, UII cukup berpartisipasi aktif melalui program singkat (short program), pengelolaan 19 program gelar ganda (double degree) bersama universitas mitra, maupun transfer kredit. Selain itu, UII juga ikut dalam kegiatan SEA-Teacher (program pertukaran internasional untuk mengajar di sekolah mitra) maupun transfer kredit melalui ICT (International Credit Transfer) serta IISMA (Indonesian International Student Mobility Awards).

“Dari data yang kami peroleh, tahun ini total jumlah awardees (IISMA) dari UII ini ada 48, total sejak 3 tahun yang lalu. Kemudian ada 14 negara yang menjadi negara tujuan, dan jumlah Prodi-nya ada 13,” jelasnya.

 

Selain program jangka pendek, guna mendorong internasionalisasi, ditawarkan pula program gelar penuh (full degree) bagi mahasiswa asing untuk studi di UII, utamanya melalui program FGLS (Future Global Leaders Scholarships) serta KNB (Kemitraan Negara Berkembang) yang merupakan beasiswa dari Pemerintah Indonesia. Saat ini, sejumlah 135 mahasiswa internasional dari 24 negara berkuliah di UII.

Ke depan, pengembangan sistem informasi melalui layanan UIIGateway juga akan dijajaki guna mendukung rencana dan implementasi kerja sama di UII. “Cukup banyak. Yang ingin saya fokuskan di sini ada dua. UIIMobilitas, yaitu manajemen mobilitas sivitas akademika UII secara internasional, kemudian UIIKemitraan ini sedang dalam proses yang itu nanti akan merapikan pengelolaan kemitraan di UII,” pungkasnya. (JRM/RS)