,

UII MUN Kembali Gelar Simulasi Sidang PBB

Sukses menyelenggarakan UII MUN CONFERENCE 2018, Mahasiswa Universitas Islam Indonesia (UII) yang tergabung dalam UII MUN kembali menggelar UII MUN CONFERENCE yang ke-5 pada tahun ini. Acara yang dilaksanakan selama tiga hari ini dibuka pada Jum’at, (21/6) di Hotel Forris Hotel Yogyakarta. Pada tahun ini, UII MUN CONFERENCE mengusung tema “The Sustanability of International Cooperation: To be One or To Be War”.

Pada acara pembukaan tersebut, menghadirkan Retyan Sekar, S.I.Kom selaku moderator dan Dr. M Zulfikar Rakhmat selaku pembicara untuk sesi Talkshow. Pada sesi ini, dihadiri 48 peserta konferensi yang berasal dari berbagai universitas di Indonesia. Bahkan, tahun ini merupakan tahun kedua UII MUN CONFERENCE diadakan tingkat internasional dengan dihadiri peserta dari Malaysia dan Filipina.

Dalam pemaparannya, Zulfikar menjelaskan ada hal yang harus dimiliki oleh anak muda sekarang ini. “Anak muda harus punya mimpi. Sekarang ini, banyak sekali anak muda yang tidak tahu apa yang dia inginkan. Kita harus punya dua macam mimpi yaitu mimpi yang kecil dan mimpi yang besar,” jelas Fikar.

Ia menambahkan bahwa mimpi yang kecil ialah mimpi yang dimiliki oleh kebanyakan orang seperti bersekolah, bekerja dan menikah. Sedangkan mimpi yang besar ialah mimpi untuk berkontribusi kepada orang lain. Mimpi yang sudah dimiliki kemudian direncanakan secara matang.

“Saya dari dulu bercita-cita ingin kuliah di Inggris. Namun, Allah kemudian memberikan kesempatan kepada saya untuk kuliah S1 di Qatar. Disana, saya belajar banyak hal yang kemudian itu dijadikan bekal saya selama menempuh pendidikan selanjutnya, S2 dan S3 di Inggris,” tutur Fikar.

Dalam perjalanan menggapai mimpi, beberapa kali kita diharuskan untuk singgah disuatu tempat. Banyak sekali bekal yang dapat kita ambil ditempat persinggahan tersebut.

Menurut Fikar, mimpi yang dimiliki oleh seseorang harus sesuatu yang begitu dicintainya. Karena, kefokusan seseorang bergantung pada kecintaannya terhadap sesuatu tersebut. “Orang yang paling bisa berkonsentrasi ialah orang yang sedang jatuh cinta. Orang-orang sukses sejauh ini adalah mereka yang tidak mengeluh dan mencintai pekerjaannya,” lanjutnya.

Acara kemudian dilanjutkan dengan comittee session, dimana para peserta berkumpul sesuai dengan counsil yang sudah masing-masing dipilih sebelumnya. Selama kegiatan comittee session, para peserta melakukan simulasi layaknya sidang Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB). Pada tahun ini, terdapat 3 counsil dengan masing-masing sub-tema yaitu UNSC: The Existence of Private Military Company, UNHRC: The Fate of Uyghur’s Moeslim Society dan UN WOMEN: Sexual Harassment Toward Woman.

Kegiatan yang akan dilaksanakan hingga Minggu (24/6) ini, diharapkan mampu menambah kemampuan mahasiswa untuk berfikir kritis dan lebih peduli terhadap permasalahan yang ada belakangan ini. (NI/RS)