UII Perluas Jaringan Kerja Sama Dengan Universitas Baiturrahmah Padang

Universitas Islam Indonesia (UII) kembali memperluas jaringan kerja sama dengan berbagai universitas dalam negeri. Kali ini UII menerima kunjungan kerja sama dari Universitas Baiturrahmah (Unbrah), Padang, pada Kamis, (13/1) di Auditorium Prof. KH. Abdul Kahar Mudzakkir. Acara kunjungan kerjasama ini turut dihadiri Ketua Yayasan Unbrah, H. Amran St. Sidi Sulaiman, Rektor, Prof. Dr. Ir. H. Musliar Kasim, MS, beserta jajarannya.

Wakil Rektor Bidang Pengembangan Akademik dan Riset UII, Dr. Drs. Imam Djati Widodo, M.Eng., Sc., dalam sambutannya menyampaikan bahwa dari 8 fakultas yang ada di UII terdapat 50 program studi yang 4 diantaranya adalah program diploma, 24 program S1, 14 progra S2, 3 program profesi, dan 5 program doktor.

Selanjutnya, sekitar 21 program studi telah terakreditasi unggul, yakni 14 program studi dengan akreditasi A, 4 program studi terakreditasi B, dan 3 program studi baru yang terakreditasi minimal. Adapun, terkait jumlah mahasiswa yang ada di UII saat ini mencapai 28.000 mahasiswa dengan jumlah alumni mencapai 107.551 orang.

Imam juga mengatakan bahwa UII sangat terbuka untuk melakukan kerja sama dengan berbagai universitas. “Kami berharap, kita bisa bekerja sama dengan berbagai universitas. Karena Pak Rektor selalu menekankan bahwa kalau kita ingin berjalan jauh maka kita harus bekerja sama dengan yang lain. Tetapi kalau kita hanya mengejar cepat saja, mungkin berjalan sendiri itu bisa lebih cepat. Tapi tentunya karena UII ingin berjalan jauh, maka kami terbuka dengan semua yang memungkinkan, kita bekerja sama untuk kebaikan bangsa, negara, dan umat,” ujarnya.

Selanjutnya, Musliar Kasim sebagai perwakilan dari Unbrah menyampaikan bahwa maksud kedatangannya ke UII yaitu untuk menimba ilmu dari UII terkait sistem dan kebijakan perguruan tinggi yang diterapkan oleh UII sebagai universitas yang Islami. Ia juga menjelaskan bahwa Unbrah adalah universitas yang didirikan sejak tahun 1980-an.

Di tahun 1985 diawali dari adanya Sekolah Tinggi Kedokteran, kemudian tahun 1986 ada Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi, dan muncul Akademi Keperawatan di tahun 1992, yang kemudian ketiganya bergabung pada tahun 1994 menjadi Unbrah. Pihaknya ingin menjadi universitas yang unggul di tingkat nasional dalam bagian tata kelola dan akan terus meningkatkan dirinya untuk bisa turut unggul di Asia Tenggara.

Musliar Kasim mengatakan bahwa sejauh ini, jumlah mahasiswanya mencapai 3.000, dengan dosen tetap 219 orang, tenaga kependidikan 131 orang, dan jumlah alumni mencapai 13.000 orang. Beberapa fakultas yang ada di antaranya Fakultas Kesehatan Masyarakat dengan program studi Kesehatan Masyarakat yang baru terakreditasi minimal, Fakultas Kedokteran dengan program studi Pendidikan Dokter dan Farmasi Klinik, serta Fakultas Ekonomi dengan program studi Manajemen dan Kewirausahaan, dll.

Tak hanya itu, Unbrah juga mengadakan kegiatan University Social Responsibility (USR) sebagai pengganti kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) bagi mahasiswanya. Kegiatan ini dilakukan selama 4 hari. Mahasiswa diterjunkan untuk dapat hidup dan berbaur bersama masyarakat luas untuk membantu kinerja masyarakat. Mereka terlibat dalam gotong royong, mengadakan tabligh akbar, hingga terjun ke bidang kesehatan. Dalam bidang kedokteran, diterjunkan 14 bidang spesialis kedokteran, yang meliputi bidang penyakit dalam, radiologi, gigi, syaraf, dll.

Kegiatan ini merupakan kegiatan yang cukup banyak diapresiasi oleh Pemerintah Daerah, bahkan tak jarang universitas lain turut serta bergabung dalam kegiatan ini. Adapun, beberapa universitas lain yang pernah bergabung dalam kegiatan ini, salah satunya juga berasal dari Malaysia.

“Nanti jika kami jadi menyelenggarakan kegiatan USR ini di tahun 2022, kami undang mahasiswa UII untuk datang ke sana, supaya mereka bisa berbaur di sana, mengetahui karakter orang Padang dan orang Jawa, dan menjadi orang yang Indonesia sekali,” ujarnya.

Terakhir, sesi kunjungan dilanjutkan dengan sesi penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) dan sesi diskusi antar pimpinan dan bidang universitas. Hasil diskusi setidaknya memuat kesepakatan untuk menyelenggarakan sebuah acara kolaborasi antara kedua universitas. Kolaborasi diharapkan menjadi wadah yang memberikan peluang bagi para mahasiswa untuk saling mengunjungi dan memperoleh ilmu serta pengalaman. (EDN/ESP)