,

UII Sambut 4.544 Calon Pemimpin Masa Depan Bangsa

Kuliah perdana menjadi tanda memulai studi di perguruan tinggi atau universitas. Universitas Islam Indonesia (UII) sebagai perguruan tinggi swasta terbaik di Indonesia terus berupaya untuk melahirkan lulusan yang berkompeten sebagai calon pemimpin masa depan bangsa. Bertempat di Auditorium Prof. K.H. Abdul Kahar Mudzakkir UII, Rabu (9/8), sejumlah 4.544 mahasiswa baru para calon pemimpin masa depan bangsa mengikuti agenda kuliah perdana.

Rektor Universitas Islam Indonesia (UII), Prof. Fathul Wahid, S.T., M.Sc., Ph.D. mengucapkan selamat kepada seluruh mahasiswa baru Tahun Akademik 2023/2024. “Selamat bergabung menjadi bagian dari keluarga besar Universitas Islam Indonesia. Di UII Saudara tidak hanya menekuni disiplin ilmu pilihan tetapi juga mendalami ajaran agama, selain itu Saudara mempunyai peluang besar dengan beragam pilihan aktivitas dan organisasi serta mengasah sensitivitas masalah publik, jangan siakan kesempatan ini,” ucap Fathul Wahid.

Fathul Wahid menyebut bahwa menjadi mahasiswa merupakan sebuah nikmat yang harus disyukuri dengan ketekunan dalam belajar dan keteguhan mengembangkan diri. Mahasiswa dituntut menjadi pembelajar yang mengambil kesempatan dengan cekatan dan tangguh.

“Masa depan tidak memberikan tempat untuk mereka yang tidak adaptif, oleh karenanya Saudara harus menyiapkan diri menjadi pembelajar cepat, kembangkan kemampuan menghubungkan antar titik, antar konsep untuk membangun jalinan makna untuk sebuah cerita,” ungkapnya.

Lebih lanjut, ia menambahkan bahwa mahasiswa harus terus mengasah kreativitas untuk sanggup menjawab tantangan masa depan. “Masa depan tidak akan bersahabat dengan masa kini, masa kini sangat mungkin menjadi kadaluarsa di masa depan, mulai saat ini asah kreativitas dan jadilah manusia baru,” tegasnya.

Di akhir sambutannya, ia berpesan kepada seluruh mahasiswa baru untuk memperluas perspektif serta memperjauh horizon ilmu pengetahuan. “Inilah saatnya menemukan harta karun dalam diri, kenali potensi, design masa depan mulai hari ini, kami di UII insyaallah siap mendampingi,” pungkasnya.

Turut hadir membersamai kuliah perdana ini, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Republik Indonesia, Prof. Dr. H. Mohammad Mahfud, S.H., S.U., M.I.P. Ia merupakan alumni Sarjana Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia tahun 1983. “Selamat bergabung di UII, saya ada di Universitas Islam Indonesia sejak tahun 1978 sampai sekarang. UII ini adalah anak kandung Republik Indonesia, ini adalah universitas nasional tertua di Indonesia,” ungkapnya bangga.

Prof. Mahfud MD menyampaikan dasar-dasar pengembangan ilmu di Universitas Islam dalam kaitannya dengan kebangsaan. Menurutnya zaman sekarang nilai-nilai keagamaan, kerohanian tidak lagi banyak dipergunakan di dunia barat, di ilmu kedokteran, melainkan berpindah ke ilmu Psikologi.

“Karena di dunia barat itu ada reformasi yang kemudian sekularisasi bahwa yang dikatakan ilmu adalah ilmu yang masuk akal, bisa diverifikasi, bisa diuji,” ungkapnya.

Kecelakaan ilmu yang berkembang tanpa nilai inilah yang menyebabkan pecahnya perang dunia pertama dan kedua sehingga setelah perang dunia kedua, ilmu-ilmu yang dulu sempat tidak dimunculkan, dimunculkan lagi.

Menurut Prof. Mahfud MD, ilmu itu untuk memanusiakan. “Filsafat keilmuan kita ada filsafat yang dipenuhi dan diwarnai oleh nilai-nilai ketuhanan, nilai-nilai keimanan. Apapun agama yang Anda peluk, sadarilah ilmu itu dengan nilai-nilai kemanusian, bimbingan kerohanian, dan kasih sayang sesama manusia,” pesannya.

Lebih lanjut, ia mengungkap bahwa terdapat dua pilar nilai atau prinsip pengembangan ilmu pengetahuan menurut Islam. Pertama, agama dan ilmu pengetahuan bukan dua hal yang terpisah, melainkan satu paket yang terintegrasi. Kedua, ilmu pengetahuan di dalam Islam,  menerima sepenuhnya wawasan rasional tetapi menolak rasionalisme. 

Kemudian, ia menegaskan bahwa di UII menyebarkan Islam yang rahmatan lil ‘alamin, memberikan kasih sayang kepada seluruh penghuni alam. “Maka dari itu, Saudara harus bisa melakukan kerja sama antar kemanusiaan,” ungkapnya.

“Mari jaga Indonesia ini, dengan ruh Islam wasathiyah, Islam rahmatan lil ‘alamin yang membangun kedamaian untuk sesama manusia bukan hanya untuk sesama pemeluk agama, selamat belajar, nyamanlah di kampus UII,” tutupnya. (LMF/ESP)