,

UII Kenalkan Mahasiswa Internasional dengan Bisnis Kopi dan Teh Berkelanjutan

Direktorat Kemitraan/Kantor Urusan Internasional (DK/KUI) Universitas Islam Indonesia (UII) menggelar kegiatan Global Sustainable Program (GSP) 2023 dengan tajuk “TALENT: Tales of Indonesian Coffee and Tea” pada 8-11 Agustus 2023. Acara tersebut turut mengundang mahasiswa internasional dari konsorsium kerja sama perguruan tinggi Passage to ASEAN (P2A).

GSP merupakan program yang ditujukan untuk mitra-mitra UII di luar negeri guna memperkenalkan budaya Indonesia melalui kegiatan tematik. Sebelum ini, GSP digelar dengan tema Indonesia Heritage Story. “Untuk yang kedua ini, GSP kita lebih fokus ke Tales of Indonesian Coffee and Tea,” tutur Nihlah, Kepala Divisi Mobilitas Internasional DK/KUI sekaligus Ketua Panitia.

Menurutnya, dahulu UII sempat mengadakan kegiatan serupa bertemakan Indonesia Coffee Story, namun kini dikemas secara berbeda. Materi yang dipelajari oleh partisipan tidak hanya seputar bahasa dan budaya, namun juga tradisi minum teh dan kopi di masyarakat Indonesia. 

“Jadi dimulai dari plantation, production, juga bagaimana mengelola bisnis kopi dan teh di Indonesia begitu. Oleh karena itu, kita menghadirkan expert di bidang kopi dan teh yang juga mereka memiliki bisnis di bidang kopi dan teh. Selain itu, kita mengajak mahasiswa juga untuk visit ke beberapa coffee shop dan juga tea shop untuk melihat riilnya seperti apa,” ucapnya.

Secara spesifik, peserta juga diajak mengenal tantangan bisnis kopi dan teh yang berikutnya dipilih sebagai tema projek final presentasi. “Problem-based observation. Terus dari problem yang mereka tertarik diangkat jadi final project yang nantinya itu dipresentasikan begitu. Dan ini programnya competitive-based, jadi ada best final project dan juga presenter,” ujarnya.

Ia menambahkan, presentasi yang dilakukan oleh para peserta diarahkan untuk melatih kemampuan bernalar kritis melalui pembelajaran berbasis masalah (problem-based learning). 

“Mengasah critical thinking juga untuk anak-anak. Melihat fenomena apa yang ada. Kemudian dihubungkan dengan knowledge, kemudian trending saat ini, jadi mereka ada ide-ide. Jadi harapannya ide-ide inovatif begitu untuk kemudian kalau mau mengembangkan bisnis juga bisa belajar dari situ,” tuturnya.

Adapun para peserta GSP TALENT berasal dari sejumlah negara seperti Myanmar, Thailand, Vietnam, Yaman, Pakistan, Malaysia, Palestina, Mesir, Nigeria, serta Uganda. Selain bagi partisipan mancanegara, Nihlah juga mengutarakan bahwa program GSP turut memberi manfaat dalam mendorong proses internasionalisasi di universitas bagi mahasiswa lokal.

“Enggak cuma menyasar ngajarin Indonesian culture untuk mahasiswa asing, tetapi kita juga ngajarin teman-teman Indonesia lewat representatif Buddies. Karena Buddies kan kita seleksi, untuk internationalization at home itu,” pungkasnya. (JRM/ESP)