,

UII Tuan Rumah Perdana Rapat Koordinasi PKJ 35

Universitas Islam Indonesia (UII) menjadi tuan rumah pada Rapat Koordinasi Paguyuban Kemahasiswaan Jogjakarta Bidang 3 Kopertis 5 (PKJ 35) yang pertama setelah dibentuk pada 28 maret 2018 yang lalu. Rapat pertama PKJ 35 ini diselenggarakan pada Jum’at (20/4), di Gedung Kuliah Umum Prof. Dr. Sardjito UII, Jl. Kaliurang Km. 14,5 Sleman.

Pada rapat perdana koordinasi PKJ 35 ini turut hadir Koordinator Kopertis Wilayah V DI. Yogyakarta, Dr. Ir. Bambang Supriyadi, CES. DEA., serta para pimpinan bidang kemahasiswaan dari berbagai institusi perguruan tinggi swasta di DI. Yogyakarta seperti dari Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Universitas Ahmad Dahlan, Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Universitas Sanata Dharma dan Universitas Aisyiyah.

PKJ 35 merupakan sebuah paguyuban atau wadah bagi perguruan tinggi swasta di Kopertis Wilayah V untuk bersama-sama meningkatkan program kemahasiswaan menjadi lebih baik. Seperti diutarakan Wakil Rektor III UII, Ir. Agus Taufiq, MSc., PKJ 35 berfungsi sebagai suatu wadah atau paguyuban para pimpinan perguruan tinggi swasta di Kopertis Wilayah V dalam bidang kemahasiswaan.

Disampaikan Agus Taufiq, PKJ 35 ini digunakan untuk saling berbagi seputar kemahasiswaan. Melalui paguyuban ini juga sebagai sarana mencari solusi dari permasalahan yang terkait dengan kemahasiswaan. Dengan adanya PKJ 35 ini diharapkan menjadikan hubungan antar peguruan tinggi swasta juga semakin solid, sehingga bisa meningkatkan prestasi kemahasiswaan di Kopertis Wilayah V.

”Strategi yang digunakan oleh PKJ 35 yaitu sesama pemimpin perguruan tinggi harus saling asuh. Berharap bisa saling merangkul satu sama lain. Bagi siapa yg merasa unggul bisa merangkul. Yang kurang beruntung mari kita sama-sama berguru. Kita tidak perlu sungkan untuk melakukan hal itu,” ungkapnya.

Agus Taufiq juga menggaris bawahi bahwasanya pihak perguruan tinggi harus senantiasa mendukung program-program mahasiswa dan juga selalu mengapresiasi apapun prestasi yang diraih oleh mahasiswa. Dengan hal ini, mahasiswa bisa merasa mendapatkan support dari pihak perguruan tinggi tanpa memandang apapun bentuk prestasinya. ”Di UII sendiri sudah berusaha melakukan hal tersebut. Walaupun mahasiswa hanya masuk pada tahapan seleksi saja, tetap diberikan sebuah apresiasi,” ujarnya.

Sementara Koordinator Kopertis Wilayah V DI. Yogyakarta, Dr. Ir. Bambang Supriyadi, CES. DEA., dalam kesempatannya menyampaikan materi berjudul “Program Pembinaan Aktivitas/Organisasi Mahasiswa dan Problem Narkoba di Indonesia”. Dalam materinya, disebutkan bahwa tantangan berat yang dihadapi Indonesia saat ini adalah peredaran narkoba.

Disampaikan Bambang Supriyadi, faktor-faktor yang mendorong peredaran narkoba di Indonesia yang paling utama adalah bisnis narkoba dinilai sebagian orang sangat menguntungkan. Selain itu, faktor lemahnya pengawasan wilayah perbatasan yang memicu banyaknya penyelundupan narkoba yang bisa dilakukan dengan banyak cara. Mulai dari mencampurkannya kedalam bungkus makanan hingga memasukkannya kedalam anggota tubuh. ”Selain itu juga faktor banyaknya pintu masuk ke wilayah Indonesia yang tidak resmi memudahkan penyelundupan narkoba ke Indonesia.” Tukas Bambang Supriyadi.

Bambang Supriyadi juga mengatakan bahwa data darurat narkoba menunjukkan angka kematian sampai dengan 12.044 orang meningggal pertahun atau sebanyak 33 orang meninggal tiap hari nya. Diantara jumlah itu, sebanyak 27.32% pengguna adalah seorang pelajar dan mahasiswa. Di Wilayah DIY sendiri jumlah penyalahgunaan narkotika sebanyak 62.028 dengan jumlah penduduk 2.621.600 orang.

“Maka dari itu perlu di lakukan langkah-langkah penanganan yang disebut “Strategi P4GN” melalui Supply Reduction. Didalam strategi tersebut ada empat cara yaitu Memberantas jaringan peredaran gelap narkotika, melakukan kerjasama Internasional dengan negara-negara lainnya, melakukan interdiksi mencegah masuknya narkotika, dan membuat miskin jaringan dan sindikat narkotika,” Bambang Supriyadi memaparkan.

Selain membicarakan mengenai permasalahan yang dialami oleh mahasiswa di wilayah DIY, pada rapat koordinasi PKJ 35 ini juga membahas mengenai permasalahan internal yang banyak dihadapi oleh perguruan tinggi serta dilakukan sharing mengenai cara untuk menyelesaikan pernasalahan tersebut. Salah satu permasalahan yang didiskusikan adalah mengenai bagaimana cara untuk mengarahkan perguruan tinggi mencapai prestasi-prestasi yang membanggakan.

Cara-cara yang digunakan untuk mencapai prestasi tersebut bisa dengan cara mencari potensi yang dimiliki oleh perguruan tinggi tersebut yang berbeda dari perguruan tinggi lainnya. Seperti yang dilakukan oleh mahasiswa UII terkait dengan mobil listrik dari yang belum lama ini mendapat perhatian dari Presiden RI, Joko Widodo. UII dalam mengembangkan mobil listrik tersebut mengandalkan inovasi yang berbeda dari perguruan tinggi lainnya yang hanya sebatas merakit mobil listrik.

Dalam rapat koordinasi pertama PKJ 35 ini, para perwakilan perguruan tinggi swasta yang hadir secara simbolis juga menuangkan idenya melalui “Pohon Harapan”. Harapan-harapan dari para anggota paguyuban ditulis dalam sebuah kertas dan ditempelkan di pohon harapan yang disediakan. Dengan tujuan agar harapan-harapan tersebut bisa terwujud seiring dengan berjalannya PKJ 35 ke depan. (RRA/RS)