,

Smartphone Memudahkan Pelaku UKM Kelola Keuangan

Persaingan dunia bisnis dan wirausaha kini semakin meningkat seiring dengan bertambahnya para pelaku UKM (Usaha Kecil Menengah). Namun seringkali para pelaku usaha ini kalah dalam persaingan karena kurang memahami bagaimana mengelola keuangan.

Program D3 Ekonomi Universitas Islam Indonesia (UII) turut merespon hal tersebut melalui Kuliah Umum dan Workshop: Cara Mudah Mengelola Keuangan dengan Smartphone bagi Pelaku UKM”, bertempat di Auditorium lt.4 Gedung Muhammad Adnan UII, Kamis (19/4).

Dosen Politeknik Keuangan Negara (PKN) STAN, Khusnaini, SST. Ak, M.A.B., bersama tim hadir sebagai pembicara. Selain itu acara Worokshop juga diisi oleh Tim dari Program D3 Ekonomi UII. Sementara peserta dalam acara ini selain mahasiswa Program D3 Ekonomi UII juga diikuti Pelaku UKM.

Disampaikan Direktur Program D3 Ekonomi UII Dra. Nurfauziah, MM., CFP., QWP. keberlangsungan program ini membutuhkan dukungan dari seluruh elemen yang terlibat. “Mengadakan forum seperti ini mudah, namun untuk menjaga keberlangsungan program ini yang sulit. Dibutuhkan dukungan dari berbagai pihak baik dari pemerintah, kampus UII dan pelaku UKM,” tuturnya

Sementara Fahmi Khoiri selaku perwakilan dari Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah Kabupaten Sleman menyampaikan bahwa angka pelaku UKM di wilayahnya mencapai 142.000, dan menjadikankan yang terbesar di wilayah Provinsi DIY.

Disampaikan Fahmi Khoiri, usaha mikro kecil dengan modal maksimum 50 juta dan omset maksimum 300 juta paling mendominasi dengan angka 128.000 pelaku usaha. Namun dari sekian pelaku usaha mikro kecil, mayoritas belum mengetahui akses ke pembiyaan termasuk perbankan.

“Pemerintah mempunyai program dengan Kredit Ultra Mikro (KUM) dengan pinjaman maksimal 10 juta. Nah nantinya akan ada bantuan dari aplikasi smartphone untuk membantu pembukuan, dan semoga keberlangsungannya terjaga,” ujarnya

Khusnaini dalam pemaparannya menjelaskan tentang Harga Pokok Penjualan (HPP) dan Break Even Point (BEP). Terdapar beberapa poin yang menjadi acuan yakni laporan laba rugi dan neraca, menentukan laba kotor dan harga jual, menentukan biaya operasional per bulan serta menentukan break event poin (BEP) & target penjualan.

“Kini kita dipermudah jika ingin mengelola keuangan dalam bisnis kita seperti aplikasi dalam smartphone. Tersedia aplikasi Akuntansi UKM yang akan sangat membantu karena beberapa keunggulan dibanding mencatat cara konvensinal yakni fleksibel,” ujar Khusnaini.

Selain itu aplikasi Akuntansi UKM menurut Khusnaini juga dapat digunakan tanpa koneksi internet, satu gadget dapat digunakan oleh lebih dari satu perusahaan, bisa digunakan juga di laptop/PC dan pastinya kerahasiaan data terjamin.

Khusnaini dan tim dalam kesempatannya juga menjelaskan tentang kewajiban bayar pajak bagi para pelaku UMKM. “Kami punya slogan yakni #bayarpajakuntung, kok bisa?. Sebenarnya ketika membayar pajak maka sama saja kita membantu orang lain yang lebih membutuhkan.

“Negara membangun jalan, jembatan ataupun sekolah berasal dari pajak kita. Jadi niatkan setiap pembayaran pajak yang kita lakukan untuk membantu saudara kita yang kurang mampu,” jelasnya. (BKP/RS)