Dunia Medis Kian Membutuhkan Aplikasi Teknologi Informasi

Big Data menjadi sebuah keniscayaan di era digital. Data akan selalu bertambah seiring berjalannya waktu baik dalam bidang apa saja termasuk dalam bidang medis dan kesehatan. Hal ini direspon Program Studi (Prodi) Informatika Program Magister UII melalui webinar bertema “Mengajak Millennials Beramal Maksimal Di Era New Normal”. Webinar yang berlangsung pada Sabtu (4/7) ini terbagi menjadi empat sesi.

Pembicara webinar, Dr. Sri Kusumadewi, M.T. menyebut teknologi informatika medis khususnya big data sangat membantu dalam proses pengambilan keputusan. Menurutnya hal ini didasari beberapa alasan. Salah satunya karena sebagian besar penduduk Indonesia dari berbagai usia memiliki smartphone dengan angka 66,31%. Selain itu, penggunaan telemedicine semakin meningkat terutama saat pandemi covid 19.

“Alodokter telah diunduh oleh lebih dari 5 juta pengguna di Google Play dan meningkat sejak Maret 2020 hingga kurang lebih 33 juta pengguna. Ada juga aplikasi Halodoc yang telah diunduh lebih dari 1 juta kali dari kurang lebih 9 juta pengguna aktif”, ungkapnya. Selain dua aplikasi di atas, juga ada aplikasi Pakdok, Practo, Klikdokter dsb. Uniknya, aplikasi tersebut dikelola oleh dokter muda.

Selain itu, distribusi dokter spesialis di Indonesia masih belum merata. Dokter spesialis masih terkonsentrasi di tiga provinsi besar di Indonesia yakni Jakarta, Yogyakarta, dan Bali. Pemanfaatan internet di Indonesia pun masih beragam. Sebanyak 65% atau 86,3 juta pengguna ada di Pulau Jawa dan mayoritasnya adalah masyarakat perkotaan.

Ia juga menyebutkan beberapa manfaat aplikasi informatika medis, seperti di antaranya meningkatkan keselamatan pasien, manajemen klinik, mengurangi biaya, fungsi administratif, mendukung diagnosis, membantu pengambilan keputusan pasien, dokumentasi, dan meningkatkan alur kerja.

Namun demikian, aplikasi medis juga masih memiliki beberapa tantangan yang perlu dibenahi. Seperti terganggunya alur kerja, terlalu banyak peringatan atau rekomendasi yang tidak perlu, ketergantungan atau kepercayaan berlebihan pada keakuratan sistem, ketergantungan bagi literasi komputer, tantangan pemeliharaan, dampak operasional, efisiensi sistem terkait transportabilitas, dan tantangan finansial

Hadirnya konsentrasi Informatika Medis di Magister Informatika UII turut memberi pelajaran-pelajaran Pemikiran Klinis yang nantinya akan diajarkan oleh dokter dari UII. Kurikulum juga memuat Statistika Medis, Sistem Pendukung Keputusan Klinis, Pencitraan Medis, E-Health, Informatika Biomedis, dan Kapita Selekta Informatika Medis.

Di akhir pemaparannya, ia menyebut dokter dan teknologi informasi menjadi partner ideal yang saling bersinergi satu dengan yang lainnya. Teknologi bukannya menjadi ancaman bagi dokter yang akan digantikan dengan teknologi informasi karena dua-duanya masih dibutuhkan. Dengan menggunakan layanan kesehatan secara online sangat membantu baik dari sisi masyarakat ataupun dokter. (HN/ESP)