Dokter Baru UII, Mengabdilah pada Negeri

Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia (FK UII) mengadakan Pelantikan dan Sumpah Dokter Periode 48 pada Rabu (15/1) di Ruang Audio Visual, Gedung Moh. Hatta Perpustakaan Pusat UII. Sebanyak 15 orang dilantik dan diambil sumpahnya sebagai dokter. Hingga saat ini, FK UII telah meluluskan 1.756 orang dokter, yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia.

Rektor UII, Fathul Wahid, S.T., M.Sc., Ph.D dalam sambutannya menyampaikan harapan bagi para dokter muda baru untuk mampu menjadi “Good Muslim Doctor”. “Kami berharap saudara menjadi dokter muslim yang memiliki kompetensi keilmuan yang luas, pemahaman keIslaman yang dalam, dan profesionalisme yang tinggi”, ungkap Fathul Wahid.

Fathul Wahid menambahkan, dalam menyukseskan profesionalisme itu sendiri, terdapat beberapa kemampuan penting yang dimiliki oleh para dokter. Komunikasi yang baik, memiliki rasa empati, serta senantiasa mengasah ketulusan adalah tiga hal penting yang bisa dijadikan etika sebagai seorang dokter.

Fathul Wahid kembali berpesan kepada para dokter baru yang telah dilantik, untuk terus mengasah diri, dan jangan pernah merasa puas agar senantiasa selalu belajar untuk dapat mengimbangi perkembangan, supaya dapat menjaga relevansinya di tengah zaman dan masyarakat.

Dekan FK UII, dr. Linda Rosita, M.Kes, Sp.PK. berpesan kepada para dokter baru lulusan UII, untuk menjadi dokter yang “Plus”. Menurut Linda Rosita Nilai “Plus” di sini tidak hanya sebagai pemberi layanan kesehatan, pemimpin masyarakat, pengambil keputusan, manajer, serta komunikator, namun para dokter-dokter baru ini juga diharapkan untuk dapat menjadi peneliti dan agen perubahan (Agent of Change).

“Tentunya dari semua ini kita liputi dengan tiga hal. Keilmuan, pasti, karena di dunia pendidikan harus memiliki ciri keilmuan yang luas. Kita sudah lulus kompetensi artinya kita memiliki keilmuan yang luas. Kemudian kebangsaan, kita pasti akan merawat bangsa ini dengan keanekaragaman dan dokter sangat berperan sebagai penyatu bangsa ini. Kemudian dengan nilai-nilai keislaman. Dengan nilai-nilai Islam-lah kita bekerja, dengan nilai-nilai Islam-lah segala batin dan ibadah kita diperuntukkan. Pewarnaan kepribadian kita, kita tampilkan dalam bentuk nilai-nilai Islami”, ujar Linda Rosita

Mengutip Sumpah dokter yang dinilai memuat banyak pesan, Linda Rosita menuturkan bahwa sejatinya seorang dokter adalah harapan yang akan memberikan uluran tangannya untuk menyembuhkan pasien, kemudian tidak hanya dapat menyembuhkan kehidupan jasmani-nya, namun juga kehidupan rohani, serta sosial.

Sementara itu, Wakil Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) DIY, dr. Dewi Irawati M.Kes, berpesan agar dokter dapat menjadi tempat bagi para pasien untuk menggantungkan harapan, terhadap penyakit yang dideritanya. Ia menyebut sedikitnya ada tiga tanggung jawab profesi sebagai seorang dokter yang harus dipatuhi dalam melaksanakan tugasnya.

Pertama yakni kewajiban diri sendiri yang memungkinkan kebebasan teknik dalam menjalankan profesi, kewajiban terhadap rekan atau lingkungan kerja, dan juga kewajiban terhadap klien atau pasien.

Penghargaan bagi Dokter Baru Berprestasi

Beberapa dokter baru mendapatkan penghargaan atas prestasi yang berhasil ditorehkan. Di antaranya dr. Imtina Ahda yang meraih nilai tertinggi dalam UKMPPD dan dr. Hifzhan Maulana Ghiffary yang meraih nilai IPK terbaik dari FOSMA.

Selama rangkaian dari prosesi acara, terdapat pula sesi penyematan pin IDI secara simbolis oleh Wakil Ketua IDI DIY. Penyematan tersebut diwakili oleh wakil dokter baru putra, dr. Ega Rizki Syafly dan sebagai perwakilan dokter baru putri dr. Inge Nolia Purwita Siwi.

Pelantikan dan sumpah Dokter UII, tidak hanya dihadiri oleh IDI DIY, namun juga dihadiri oleh perwakilan Dinas Kesehatan DIY, RSUD dr. Soeroto Ngawi, RSUD dr. Moewardi Surakarta, dan Dinas Kesehatan Kabupaten Sragen. (FSP/ESP)