Fakultas Kedokteran UII Lantik 116 Dokter Baru

Program Studi Profesi Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia (FK UII) melantik dan mengambil sumpah 116 dokter baru yang terdiri dari 36 laki-laki dan 80 perempuan. Acara sumpah dokter FK UII angkatan 62 ini berlangsung pada Rabu (17/1) di Auditorium Prof. Abdul Kahar Muzakkir dengan penuh haru dan khidmat. Acara ini juga ditayangkan melalui kanal YouTube Fakultas Kedokteran UII.

Ketua Program Studi Profesi Dokter, dr. Ana Fauziyati, M.Sc., Sp.PD., dalam laporan menyampaikan hingga kelulusan tahun ini UII telah meluluskan sebanyak 2356 dokter dengan latar belakang daerah yang berbeda.

Disampaikan dr. Ana Fauziyati IPK tertinggi profesi dokter pada Angkatan ini berhasil diraih oleh dr. Nurin Jannatin dengan nilai 4.00. Kabar gembira lainnya, salah satu lulusan atas nama dr. Adinda Ditasari berhasil meraih nilai 90 pada CBT UKMPPD (Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter).

“Terbanglah yang tinggi, gantungkan cita-citamu setinggi bintang di langit, kembangkan sayapmu, kembangkan potensimu, tuntutlah ilmu sepanjang hayat. Selalu tebarkan manfaat untuk sesama, seperti air hujan yang membasahi bumi dan menumbuhkan dedaunan, seperti mentari yang menebarkan kehangatan dan menjadi penerang,” tuturnya.

“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya. Semoga Allah Swt. senantiasa membimbing dan meridai langkahmu. Do’a kami menyertaimu,” lanjut dr. Ana Fauziyati.

Sementara itu, Dekan Fakultas Kedokteran UII, Dr. dr. Isnatin Miladiyah, M.Kes. menyampaikan bahwa setelah diambil sumpah, para dokter baru akan menghadapi banyak tantangan, halangan, dan rintangan dalam mengarungi bahtera kedokteran. Salah satu tantangan tersebut adalah perkembangan dinamika teknologi informasi (Artificial Intelligence).

Selain itu, dr. Isnatin Miladiyah menyebutkan mengenai keharusan para dokter untuk senantiasa adaptif dan responsif karena sampai kapan pun keberadaan dokter tidak dapat digantikan.

“Sudah banyak memanfaatkan artificial intelligence. Apakah ini berarti peran dokter akan tergantikan? Tidak semudah itu. Karena ada satu sisi yang dinamakan sisi humanisme yang itu mungkin tidak bisa digantikan oleh artificial intelligence. Maka dari itu, adik-adik harus memperkuat sisi-sisi kemanusian yang sampai kapan pun tidak bisa digantikan oleh mesin” tuturnya.

Di tempat yang sama, Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) wilayah DIY, Dr. Joko Murdiyanto, Sp.An juga menambahkan bahwa acara sumpah dokter ini adalah awal sekaligus akhir dari sebuah perjuangan. Awal perjuangan setelah dilantik dan akhir perjuangan dalam menyandingkan gelar dokter pada nama mereka.

Lanjutnya, ia juga mengingatkan bahwa sumpah dokter harus dilaksanakan dengan sepenuh hati. Oleh karena itu, dokter yang melanggar sumpahnya berarti sudah termasuk orang-orang yang tidak terhormat. “Saya ikrarkan sumpah ini dengan sungguh-sungguh, dengan mempertaruhkan kehormatan diri saya,” pungkasnya.

Tak kalah penting, Kepala Dinas Kesehatan DIY yang diwakili oleh Dra. Anna Jovita Kartika Riantari, Apt. menyatakan bahwa penyebab kematian bergeser kepada penyakit tidak menular. Maka dari itu, pemerintah memiliki upaya untuk memenuhi kebutuhan dokter, dokter spesialis, SDM kesehatan, serta berbagai sarana penunjang.

Berdasarkan hal ini, Pemerintah Kesehatan berharap agar para dokter baru ini mampu berkontribusi nyata mewujudkan upaya-upaya sehingga mencapai target tersebut. “Kami berharap bahwa para dokter baru saat ini dapat benar-benar ikut bersama dalam mewujudkan pemenuhan dan pemerataan pelayanan kesehatan tersebut,” tukasnya.

Sambutan terakhir disampaikan oleh Wakil Rektor Bidang Pengembangan Akademik & Riset UII, Prof. Dr. Jaka Nugraha, S.Si., M.Si. Ia mengatakan bahwa keberhasilan acara sumpah dokter pagi ini adalah berkat dari perjuangan para mahasiswa, bimbingan dosen, dan juga doa dari orang tua. Selain itu, acara sumpah ini adalah bukti keberhasilan proses pendidikan di fakultas kedokteran UII saat ini.

“Alhamdulillah UII berhasil mencapai 98,7% pada UKMPPD, yang sebelumnya-sebelumnya 100%. Alhamdulillah masih mendekati. Ini menunjukkan bahwa proses pendidikan di UII khususnya pendidikan dokter ini sudah berjalan dengan baik, sehingga pantaslah kedokteran UII mendapat predikat unggul,” tutur Prof. Jaka. (NDW/CWN)