Pandemi Covid-19 tidak menjadi penghalang bagi Universitas Islam Indonesia (UII) untuk terlibat dalam program mobilitas Internasional khususnya di kawasan Asia Tenggara. Hal ini ditunjukkan lewat partisipasi UII pada program Passage To ASEAN (P2A) Virtual Cultural Exchange 2021 yang diikuti oleh mahasiswa dari Thailand dan Indonesia. Program ini diselenggarakan oleh Rangsit University, Thailand bekerja sama dengan beberapa universitas di Indonesia seperti Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta dan Universitas Muria Kudus.

Read more

Peran Pemuda

Lembaga Konsultasi dan Bantuan Hukum (LKBH) Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia (FH UII) menyelenggarakan webinar berjudul “10 Tanda-Tanda Anda Berbakat Menjadi Advokat”. Webinar menghadirkan pembicara Founder/Advokat/Legal Consultant di JAS & COP, Dr. Junaidi Albab Setiawan, S.H., M.Comm.Law. Jalannya diskusi yang dipandu oleh Atqo Darmawan Aji digelar secara virtual melalui cloud zoom meeting dan juga disiarkan secara langsung di kanal youtube LKBH FH UII.

Read more

Pendirian UII pada 27 Rajab 1364 merupakan ikhtiar membangun peradaban. Harapan kolektif para pendiri digantungkan. Sejak awal, UII diharapkan menjadi aktor penting yang menyiapkan anak bangsa untuk membangun peradaban baru Indonesia dan Islam. Catatan sejarah menunjukkan itu semua.

Kini, usia UII menginjak 78 tahun menurut kalender hijriah. Kondisi UII saat ini merupakan akumulasi kerja peradaban para pendiri dan pendahulu. Tak seorang pun berhak mengklaimnya sebagai hasil kerja personal. Jika ada (semoga tidak), klaim seperti itu adalah simbol arogansi karena menafikan kontribusi banyak orang.

Kemurahan Allah Swt. telah mengantarkan UII dalam kondisinya yang sekarang. Tanpa bermaksud membanggakan diri, kerja kolektif kita semua, telah menjadikan UII masuk dalam jajaran perguruan tinggi terbaik di Indonesia dan dikenal kolega-kolega di manca negara. Jaringan global pun semakin tertata. Keterlibatan aktif UII di beragam konsorsium internasional dapat menjadi indikasi. Publikasi ilmiah para warganya di kanal internasional dan pengakuan beragam lembaga akreditasi internasional juga semakin menegaskan. Tentu, capaian ini perlu disyukuri bersama, dengan penuh catatan.

Banyak harapan kepada UII yang belum sepenuhnya menjadi nyata. Deretan pekerjaan rumah masih menanti ditunaikan.

Kita bisa sebut di sini beberapa. Termasuk di antaranya adalah peningkatan kualitas pendidikan yang membebaskan, penelitian yang berimbas, dan sensitivitas serta kontribusi signifikan dalam penyelesaian beragam masalah bangsa.

 

Meneguhkan peran

Ke depan, peran kebangsaan sebagai pengawal perjalanan negara dengan meniup peluit ketika ada ketidakberesan seharusnya semakin ringan ketika para pemegang amanah menjalankan roda pemerintahan pada rel yang seharusnya. Saya menyebut ini sebagai peran etis, bukan politis, supaya tetap kalis dari kepentingan politik sesaat.

Saya memimpikan, dalam waktu yang tidak terlalu lama, para pemegang amanah di Indonesia tidak lagi terjebak kepentingan sesaat dan kesejahteraan publik menjadi tujuan bersama. Berita korupsi tidak lagi menghiasi lini masa media. Kontestasi politik hanya menjadi ikhtiar merawat demokrasi yang semakin dewasa dan tidak menyisakan ekses berkepanjangan yang membocorkan energi kolektif bangsa atau memicu segregasi, polarisasi, dan konflik sosial.

Peran etis kebangsaaan itu pun seharusnya tidak memalingkan dari peran membangun peradaban melalui pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Inilah peran keilmuan. Peran ini terlihat seperti sudah menjadi keseharian, tapi justru di situlah masalahnya, ketika tidak ada kesadaran baru untuk meningkatkan sisi kontribusi kualitatif yang dapat menghadirkan perbedaan. Kesadaran baru tersebut, salah satunya bentuknya, bisa jadi adalah penghilangan sekat antardisiplin yang sampai tingkat tertentu menjadi kedaulatan keilmuan yang menutup banyak pintu potensi manfaat. Peran keilmuan juga bisa dibingkai menjadi rekonfigurasi peran kebangsaan.

Pertemuan antarwarga, termasuk secara daring di beragam grup, sudah saatnya semakin dihiasi dengan beragam diskusi terkait dengan gagasan untuk pengembangan ilmu dan teknologi, strategi, serta aksi untuk mewujudkannya. Yang tidak boleh dilupakan adalah bahwa setiap warga kampus, adalah sekaligus menjadi pencetus ide dan bertanggung jawab untuk menjadikannya nyata.

Daftar peran di atas masih bisa diperpanjang, termasuk tidak melupakan ide menjadikan UII sebagai pusat penyiaran Islam. Ini adalah tantangan yang perlu dijawab. Pesan besarnya adalah bagaimana menjadi ajaran Islam sebagai pendorong kemajuan dan kebangkitan. Ajaran Islam perlu terus dikaji dan dikontekstualisasi untuk terus menghadirkan semangat perenial. Inilah peran keislaman.

Pelaksaan ketiga peran di atas: peran kebangsaan, peran keilmuan, dan peran keislaman, perlu terus ditingkatkan. Ketiga peran tersebut bisa dibungkus menjadi peran kemanusiaan untuk membangun peradaban baru yang teritorialnya melintas batas fisik dan imajiner antarnegara.

 

Kerja kolektif

Semua tersebut membutuhkan kerja kolektif yang bersambung antargenerasi. Ini kerja peradaban sepanjang hayat. Saya personal berharap Allah masih mengizinkan saya melihat UII ketika berusia satu abad. Waktu 22 tahun ke depan memang terlalu singkat untuk membangun peradaban baru, tetapi sangat lama untuk berlalu tanpa kemajuan berarti.

Saya berdoa, ketika usia menginjak satu abad pada 27 Rajab 1464 (9 Juni 2042), setelah 1.200 kali purnama dilalui UII, harapan-harapan besar tersebut semakin nyata. UII tetap tegar berdiri dan tumbuh menjadi perguruan tinggi yang semakin dihormati dan tetap menjaga standar akhlak organisasi tertinggi.

Warga UII berhasil secara berjemaah mendorong kemajuan substantif, menentukan takdirnya sendiri, dan tidak terjebak pada muslihat yang dapat membocorkan energi dan menggerus nurani. UII semakin mantap menjadi organisasi modern dengan dukungan teknologi dan semua indikatornya.

UII dan warganya pun, saya doakan, semakin siap menjadi warga global yang berkontribusi pada penyelesaian masalah-masalah kemanusiaan. Banyak inovasi berimbas yang diproduksi dengan niat suci.

Saya percaya, ketika harapan kolektif disatukan dan ikhtiar bersama dilakukan, Allah akan memudahkan jalan ke depan. Jalan untuk membangun peradaban baru Indonesia dan Islam yang bermartabat.

Mari, kita bersama jemput masa depan itu. Yang perlu kita lakukan adalah mengenali kekuatan diri, memahami perkembangan mutakhir, dan meresponsnya secara inovatif.

Apa yang diinisiasi oleh Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) melalui workshop hari ini yang bertajuk Menuju FTSP 2045: Rebranding & Reconfiguring, adalah salah satu anak tangga untuk melakukan itu semua. Saya berharap dari workshop ini muncul kesadaran kolektif baru untuk meneguhkan perjalanan FTSP ke depan, sebagai bagian penting UII. Selain itu, mendesain anak tangga mencapai tujuan yang lebih tinggi sama pentingnya dengan membangun harapan bersama.

Siapa tahu, untuk menemukan hentakan baru, nama FTSP sendiri mungkin ingin diubah sebagai bagian dari penjenamaan (rebranding). Jika disepakati, nama baru tersebut perlu dipilih supaya tidak ada kesan hegemonik disiplin tertentu, tetap menghargai sejarah lampau, tetapi lebih inklusif, distingtif, dan futuristik.

Perjalanan masih panjang, tetapi semoga Allah selalu meridai UII. Amin.

Sari sambutan pada workshop Menuju FTSP 2045: Rebranding & Reconfiguring, 17 Februari 2021

Pembelajaran Daring UII

Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia (FK UII) mengadakan seminar online pengabdian masyarakat seri 1 pada Sabtu (13/2). Dekan FK UII Linda Rosita, M.Kes., Sp.PK. dalam sambutannya menyampaikan setiap tahun FK UII menghasilkan sekitar 200 dokter. Di tengah situasi pandemi ini ia berharap mahasiswa tidak kehilangan semangat belajar.

Read more

Ustad Sulaiman Rasyid mengungkapkan terdapat hal-hal yang harus diperhatikan ketika ingin mencari pasangan, terutama yang sesuai dengan syariat Islam. Baik dari segi akhlaknya, keturunannya dan juga amal ibadahnya. Hal tersebut disampaikan Ustad Sulaiman Rasyid saat menjadi narasumber Kuliah Online Pra Nikah melalui aplikasi zoom meeting pada Sabtu (13/2).

Read more

Direktorat Pondok Pesantren Universitas Islam Indonesia (UII) mengadakan bedah disertasi berjudul Dinamika dan Strategi Penguatan Identitas Keislaman di UII Yogyakarta (Telaah Historis) pada Kamis (11/2) secara daring. Bedah disertasi yang ditulis oleh Pengasuh Pondok Pesantren Putra UII, Dr. Suyanto, S.Ag., M.S.I., M.Pd. ini menghadirkan Sekretaris Pengurus Yayasan Badan Wakaf UII, Dr. Muhammad Syamsudin, S.H., M.H. dan Dosen Fakultas Ilmu Agama Islam UII, Kurniawan Dwi Saputra, Lc., M.Hum.

Read more

Sebanyak sebelas arsitek muda lulusan Program Studi Profesi Arsitek Universitas Islam Indonesia (UII) secara resmi dilantik dan diambil sumpahnya pada Kamis (11/2) secara daring. Sebelumnya, para arsitek muda yang terdiri dari 5 perempuan dan 6 laki-laki ini telah menempuh pendidikan selama satu tahun akademik. Para lulusan ini juga telah dibekali dengan workshop, research design, magang serta pelatihan kode etik dan tata etika profesi arsitek.

Read more

Sebagai bentuk penghargaan yang diberikan kepada Prof. Dr. Ni’matul Huda, S.H., M.Hum. akan kiprahnya, Pusat Studi Hukum Konstitusi Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia (PSHK FH UII) menggelar acara Peringatan 30 Tahun Pengabdian Prof. Dr. Ni’matul Huda, S.H., M.Hum. bertajuk “Srikandi Konstitusi Pemikiran dan Jejak Langkah 30 Tahun Mengabdi” pada Rabu (10/2).

Read more

Penangkapan pemimpin de facto Myanmar, Aung San Suu Kyi, pasca kudeta militer masih hangat diperbincangkan. Sebagaimana dalam Program Ngalir Live Talk #18 yang diadakan prodi Hubungan Internasional Universitas Islam Indonesia (HI UII) pada Sabtu (13/2). Acara bertemakan “Kudeta Militer Myanmar” ini menghadirkan pembicara Irawan Jati, M.Hum., M.S.S.

Read more

Direktorat Pembinaan Kemahasiswaan (DPK) UII mengadakan Bedah Buku Pedoman Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) pada Selasa (9/2). Acara ini bertujuan menjaring animo mahasiswa untuk berpartisipasi dalam Pekan Ilmiah Nasional (PIMNAS) 2021.

Diungkapkan Direktur DPK UII, Beni Suranto, M.Soft.Eng bahwa pada tahun 2021 ada banyak peraturan PIMNAS yang berubah, seperti skema luring / daring, pendanaan, dan lainnya. Ia berharap banyak proposal dari UII yang bisa lolos PIMNAS 34 tahun ini dan mendapat medali. “Dengan mengikuti kegiatan hari ini saya harap mahasiswa dapat membuat proposal sesuai pedoman dan dapat lolos pendanaan,” pesannya.

Read more