LSP UII Dorong Alumni Miliki Sertifikasi K3

Pelatihan ahli K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja) umum penting bagi lulusan yang berkeinginan untuk terjun dalam dunia kerja industri ataupun perusahaan sebagai HSE (Health, Safety, Environment). Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) UII yang bernaung di bawah Direktorat Pengembangan dan Pendampingan Kewirausahaan / Simpul Tumbuh UII menyelenggarakan kegiatan sertifikasi sekaligus pelatihan k3 umum bagi para alumni UII dan masyarakat.

Kegiatan yang diselenggarakan di Gedung Book Store UII berlangsung selama 14 hari, dimulai hari Senin (4/11) hingga Minggu (17/11). Sebanyak 24 peserta terdiri dari para alumni UII yang baru lulus mengikuti serangkaian kegiatan pelatihan ahli K3 umum. Berbagai pengetahuan mengenai K3 disampaikan dalam bentuk seminar maupun terjun lapangan secara langsung. Acara ini menghadirkan pembicara dari dinas tenaga kerja DIY, LSP UII menyediakan rangkaian kegiatan pelatihan dengan berbagai macam materi mengenai K3.

Menurut keterangan yang diberikan oleh Dr. Ir. Dwi Handayani, S.T., M.Sc., IPM sebagai Direktur LSP UII bahwa pelatihan ahli K3 umum sangat penting bagi mahasiswa yang akan melanjutkan karier pada bidang K3.

“Di perusahaan ada yang dinamakan dengan departemen HSE dan akan dipegang oleh orang yang memiliki sertifikasi di bidang itu tentunya,” tambahnya.

“Terlebih sertifikasi ini menjadi pendamping ijazah yang mendapat kewenangan ibarat SIM yang diberikan oleh Kementerian Ketenagakerjaan Indonesia,” tuturnya.

Selain itu, Dwi juga menuturkan tingkat keberhasilan dalam pelaksanaan pelatihan K3 mencapai 100%. Ia menyatakan bahwa pelatihan selama 2 minggu sudah sangat cukup ditambah dengan PKL (Pelatihan Kerja Lapangan) di PT. Adi Satria Abadi. PKL yang dilakukan memberikan kesempatan bagi para calon ahli K3 untuk mengamati dan menganalisa risiko keselamatan dan kesehatan yang ada dalam dunia kerja.

Tantangan bagi calon ahli K3 tidak hanya sebatas mengikuti pelatihan, akan tetapi mereka harus mampu mencapai kompetensi-kompetensi yang memiliki standar. Mereka harus melalui ujian tertulis maupun presentasi secara oral dan menyusun laporan, nilai capaian minimal yang harus dicapai 80. “Alhamdulillah lulus semua,” pungkas Dwi.

Dwi berharap kesadaran terhadap K3 dapat bertambah. Oleh karena itu, ia ingin memasyarakatkan K3 mulai dari lingkungan UII terlebih dahulu. Mengingat K3 selalu ada pada setiap lapisan dunia kerja. Selain itu, ia menambahkan dengan adanya sertifikasi K3, maka kesiapan dan peluang lulusan UII di dunia kerja akan lebih besar. (NR/ESP)

Erasmus Gita turut memberikan dukungan untuk perkembangan Growth Hub UII