Mahasiswa Internasional UII Pelajari Ragam Budaya Keagamaan

Direktorat Pendidikan dan Pembinaan Agama Islam (DPPAI) Universitas Islam Indonesia (UII) menggelar program Penanaman Nilai Dasar Islam (PNDI) bagi mahasiswa internasional. Kegiatan ini menuai beragam tanggapan positif dari mahasiswa UII yang bersasl dari berbagai negara. Di antaranya dari Bara Sharif, mahasiswa Program Studi (Prodi) Farmasi UII dari Yaman.

“Melalui program ini, kami dapat memahami perbedaan kebudayaan dan keagamaan antara budaya kami dan budaya Indonesia,” ujar Bara Sharif, mahasiswa Program Studi (Prodi) Farmasi asal Yaman pada hari kedua pelaksanaan PNDI, Sabtu (2/3), di Gedung Kuliah Umum (GKU) Prof. Dr. Sardjito, Kampus Terpadu UII.

Kegiatan PNDI yang digelar pada 1-3 Maret 2024 tersebut menggabungkan sejumlah rangkaian pembinaan keagamaan di UII, seperti Pelatihan dan Pengembangan Diri (PPD), Pembinaan Kepemimpinan Dasar (PKD), serta Pengembangan Diri Qur’ani (PDQ). Agenda ini dikhususkan bagi mahasiswa asing yang berasal dari Yaman, Pakistan, Afghanistan, Bangladesh, Singapura, Mesir, Rwanda, Sudan, Palestina, hingga Thailand dengan menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar.

Mayoritas peserta yang  berasal dari negara Arab mengaku kagum dengan para pemateri yang memiliki pengetahuan mendalam mengenai agama, meskipun Indonesia bukanlah negara dengan banyak penutur Bahasa Arab yang aktif.

“Awalnya saya terkejut, bagaimana mereka (pemateri) memahami ilmu agama dengan sangat baik dan menyampaikannya dengan Bahasa Inggris, meskipun kebanyakan pemateri tidak pandai pakai Bahasa Arab,” ucap Asadaldin, mahasiswa Prodi Teknik Kimia asal Yaman.

Rangkaian acara PNDI dibuka oleh Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Keagamaan & Alumni UII, Dr. Drs. Rohidin, S.H., M.Ag. Rangkaian acara PNDI erbagi menjadi delapan sesi. Secara berurutan, hadir Dr.rer.nat. Dian Sari Utami, S.Psi., M.A. sebagai pemateri dalam sesi PPD bertajuk “Kesehatan Mental”, kemudian M. Husnaini, S.Pd.I., M.Pd.I., Ph.D. dengan materi “Aqidah dan Visi Misi Hidup” pada PNDI 1 dan “Urgensi Membaca Al-Qur’an” pada sesi PDQ.

Adapun “Hakikat Ibadah” pula disampaikan oleh Supriyanto, S.Ag., M.CAA., Ph.D. pada PNDI 2, diikuti dengan “Akhlak Bermasyarakat dan Keindonesiaan” oleh Ir. Muhammad Iftironi, MLA. di PKD 1. Selain itu, terdapat materi “Bekal Pemimpin Masa Depan” yang dibahas oleh Dr. Herman Felani, S.S., M.A. pada PKD 2. Selain pembinaan, segenap peserta juga mengikuti tes praktik ibadah, serta tes bacaan dan hafalan Al-Qur’an yang menjadi penutup dari rangkaian kegiatan ini.

Belajar jauh dari tanah air menjadi tantangan tersendiri bagi para mahasiswa asing di UII. Terlepas dari perbedaan pengajaran keislaman, kegiatan ditujukan pula sebagai pengingat kembali untuk mengamalkan ilmu-ilmu Islam yang telah dipelajari. Kelancaran program ditandai dengan keaktifan partisipasi dan diskusi interaktif para peserta.

“Ini (kegiatan ini) mengingatkan saya pada apa yang telah saya lakukan sejauh ini untuk kemudian menjadi perenungan,” ungkap Adilah yang tumbuh dalam lingkungan minoritas muslim di Thailand.

Lebih lanjut, Mohamed Morad, mahasiswa Prodi Informatika asal Mesir turut memberi tanggapan. Menurutnya, pembinaan keamaan menjadi momentum tafakur bahwa tujuan kehadiran manusia adalah untuk beribadah kepada Allah Swt. dan menjadi Muslim yang baik.

“Kegiatan ini sendiri adalah pengamalan dari ayat wa dzakkir fa innadz dzikra tanfa’ul mu’minin di surat Az-Zariyat ayat 55. Oleh karena itu, kita bisa selalu mengingatkan satu sama lain tentang tujuan hidup kita dan ibadah, juga beramal saleh dan beretika yang baik,” jelasnya.

Masyitah, mahasiswi Prodi Hubungan Internasional asal Singapura berharap mendapatkan pembinaan serupa di masa mendatang. “Mungkin lebih bagus materi-materi seperti ini dimasukkan ke dalam Taklim yang diadakan setiap pekan, supaya setiap level taklim bisa dapat pelajaran lebih,” tandasnya. (NS/CWN/RS)