,

Menjaga Semangat Amalan Ramadan Yang Dimuliakan

Rektorat Universitas Islam Indonesia (UII) mengadakan Pesantren Ramadan 1443 H dengan tema Ramadan Sebagai Entakan Memperbaiki Diri. Acara yang diadakan di Gedung Kuliah Umum Prof. Dr. Sardjito pada Senin (25/4) itu dihadiri oleh seluruh tenaga kependidikan, dosen, dan santri pengabdian di lingkungan Rektorat UII.

Rektor UII, Prof. Fathul Wahid, S.T., M.Sc., Ph.D. dalam sambutannya menyampaikan pentingnya kerja sama yang baik agar tujuan bersama dapat lebih mudah tercapai. “Saya berharap keseharian kita itu terjadi interaksi yang baik, komunikasi yang baik dan kita harapkan produktivitas juga bisa berjalan di pemimpin dan juga di pengikut.” ujarnya. Akhir kata beliau juga berterima kasih kepada pemateri  dan seluruh partisipan yang hadir.

Sementara Ustaz Ammi Nur Baits, S.T., B.A. sebagai narasumber menjelaskan amalan sepanjang Ramadan yang dimuliakan. Allah mewajibkan umat muslim untuk berpuasa adalah agar menjadi bagian dari orang yang bertakwa. “Siapapun yang melaksanakan ibadah puasa sepanjang Ramadan sesuai dengan apa yang disyariatkan dalam agama kita, pasti dia akan mendapatkan peningkatan takwa. Meskipun berkelas antara satu orang dengan orang yang lain.” tuturnya. 

Rasulullah saw juga memberi motivasi kepada umat muslim agar dapat maksimal dalam beramal di bulan Ramadan. Dari Abu Hurairah R.A, Rasulullah bersabda semua amal manusia itu menjadi miliknya dan satu amal saleh akan dilipatkan 10 kali sampai 700 kali. Lalu Allah berfirman kecuali puasa karena puasa itu milik-Ku dan Aku sendiri yang akan memberikan balasan kepadanya.

“Salah satu di antara cara hisab yang dilakukan oleh Allah adalah hisab melalui mizan, yang mana amal shaleh akan ditimbang dengan amal maksiat. Apabila dominan amal maksiat hamba akan masuk ke dalam neraka, sebaliknya ketika amal shalehnya masih dominan hamba bisa mendapatkan surga.” Kemudian Ustaz Ammi juga menambahkan, bahwa orang yang memiliki amal puasa maka amal tersebut  tidak dijadikan pengurang atau pengganti dari kemaksiatan yang ia lakukan.

Saat melaksanakan ibadah puasa, hakekatnya manusia sedang menjalani berbagai proses kesabaran. Pahala sabar tersebut telah ditegaskan Allah dalam QS Az-Zumar ayat 10 yaitu sesungguhnya orang yang sabar akan dipenuhi pahalanya tanpa hitungan. “Kalau amal yang baik dibatasi dengan 10 sampai 700 kali, tapi untuk puasa tidak dibatasi Allah dengan angka tertentu”. Tambahnya.

Terakhir Ustaz Ammi menyampaikan tiga bentuk sabar yaitu sabar mengerjakan amal shaleh, sabar dalam menghindari maksiat dan yang terakhir adalah sabar terhadap takdir yang tidak menyenangkan. Ketiga bentuk sabar tersebut terdapat dalam ibadah puasa, contohnya orang yang berpuasa akan sabar mengerjakan ibadah puasanya. 

Lalu ia akan berusaha untuk menghindari maksiat yang membatalkan puasa dan terakhir orang yang berpuasa akan menahan rasa haus dan lapar. Oleh karena itu, jika orang berpuasa dapat bersabar maka ia akan mendapatkan pahala yang lebih besar. (LY/ESP)