Nanopartikel Emas Daun Singkong Bisa Jadi Obat Kanker Payudara

Mahasiswa Program Studi Farmasi Universitas Islam Indonesia (UII) yang terdiri dari Tri Senja Aprilia (2014), Sirikit Wangi Sarindang (2014), dan Prima Aulia Putra(2015) melakukan penelitian tentang terapi kanker payudara. Melalui Program Kreatifitas (PKM) Kemenristekdikti di bawah bimbingan Bambang Hernawan Nugroho M.Sc., Apt., ketiga mahasiswa ini membuat sediaan yang terbuat dari emas murni yang kemudian di campurkan dengan ekstrak daun singkong karet dan dibuat dalam basis nanopartikel sebagai antikanker payudara

Menurut Sirikit Wangi pada Rabu (30/5), penelitian ini dibuat dengan mencampurkan emas 24 karat dengan ekstrak daun singkong karet yang dirancang dalam sistem nanopartikel. Menurutnya obat yang dirancang dengan sistem peghantaran nanopartikel memiliki keunggulan dibandingkan dengan obat biasanya, salah satunya yaitu memiliki toksisitas yang rendah.

Prima aulia menambahkan, kandungan senyawa flavonoid yang terkandung dalam daun singkong karet dapat menjadi agen pereduksi dalam proses sintesis nanopartikel emas. Selain itu penggunaan tanaman ini juga ramah lingkungan. Daun singkong karet yang saat ini umumnya hanya digunakan sebagai bahan pangan saja, diharapkan dengan adanya penelitian ini nilai kegunaan daun singkong akan lebih bermanfaat.

“Dibentuk dalam sediaan nanopartikel emas sebagai terapi antikanker, yang tentu saja nantinya akan menambah nilai jual daun singkong,” ujarnya.

Sediaan nanopartikel emas daun singkong karet ini telah diuji menggunakan sel kanker T47D (sel kanker payudara) dan terbukti memiliki aktivitas antikanker payudara” tutur Tri Senja. Penelitian ini telah dipublikasi di jurnal, surat kabar dan beberapa event, diantaranya 3rd Green Sustainable & Chemistry Conference yang diadakan oleh Elsevier LTD di Berlin, Jerman.

“Selain itu penelitian ini juga telah dipublikasikan pada event 1st International Conference on Pharmacy Practice (iCOPP) di Selangor, Malaysia,” tambahnya.

Latar belakang dilakukannya penelitian adalah masih tingginya tingkat kejadian kanker payudara. Kanker payudara adalah suatu penyakit dimana terjadinya pertumbuhan berlebihan atau perkembangan tidak terkontrol dari sel-sel (jaringan) payudara. Menurut data darai Organisasi Penanggulangan Kanker Dunia dan Badan Kesehatan Dunia, diperkirakan akan terjadinya peningkatan kejadian kanker di dunia 300 persen pada tahun 2030, dan mayoritas terjadi di negara-negara berkembang termasuk Indonesia.