,

Program Studi Hubungan Internasional UII Raih Akreditasi B

Program Studi Hubungan Internasional, Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia (PSHI FPSB UII) berhasil meraih peringkat akreditasi B dengan nilai 308 berdasarkan Keputusan Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi Nomor: 1768/SK/BAN-PT/Akred/S/VII/2018, tertanggal 10 Juli 2018. Sertifikat akreditasi ini berlaku 5 (lima) tahun sampai dengan 10 Juli 2023. Akreditasi ini adalah akreditasi pertama yang ditempuh oleh PSHI UII.

Tahapan akreditasi diawali dengan asesmen lapangan pada Jum’at, 29 Juni 2018 oleh tim asesor BAN PT yang beranggotakan Dr. Tri Sulistyaningsih., M.Si. dan Dra. Evi Fitriani, M.A., Ph.D. Tim asesor menilai tujuh standar penilaian yang meliputi visi-misi, mahasiswa dan alumni, kurikulum dan suasana akademik, sarana dan prasarana, SDM, administrasi dan keuangan, serta penelitian dan pengabdian masyarakat.

Disampaikan oleh Ketua Program Studi Hubungan Internasional UII, Irawan Jati, SIP., M.Hum., M.S.S. bahwa Raihan akreditasi B ini merupakan wujud dari hasil kerja keras yang selama ini di usahakan. ”Kami mengucapkan syukur karena pada akhirnya perjuangan dalam proses penyusunan borang ditutup dengan hasil yang maksimal dan sesuai harapan,” ujarnya

Dalam proses perjalanannya, PSHI UII senantiasa memperbaiki dan meningkatkan kualitas pendidikan, sumber daya manusia dan fasilitas yang dimiliki. Di bidang kemahasiswaan misalnya, PSHI UII sudah memberangkatkan sekitar 110 mahasiswa untuk mengembangkan kapasitas intelektualnya dalam berbagai kegiatan baik di kancah nasional maupun international. Bahkan beberapa diantaranya mendapatkan penghargaan seperti presenter terbaik di konferensi internasional, delegasi terbaik, Paper terbaik dan ada juga yang mendapatkan juara dalam Musyabaqah Tilawatil Qur’an dan Hafidz al-Qur’an tingkat nasional.

Dalam hal sarana-prasarana, Selain kelas-kelas yang nyaman, PSHI juga memiliki laboratorium Diplomasi untuk mahasiswa berlatih menjadi seorang diplomat dalam persidangan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Selain itu, Kegiatan Belajar Mengajar di PSHI UII juga memiliki keunggulan tersendiri karena didisain dengan dua kajian spesifik.

”Kami mendesain kurikulum spesifik dengan dua fokus kajian utama yaitu kajian Asia Tenggara dan Gagasan Politik Islam Asia Tenggara, ” jelas Irawan Jati.

Menurutnya, belum banyak program studi Hubungan Internasional di Indonesia yang fokus pada kajian Asia Tenggara dan kajian politik Islam karena kebanyakan Program Studi Hubungan Internasional lebih condong ke ekonomi politik, diplomasi dan kajian Eropa.

Peningkatan dan pengembangan bidang penelitian dan kerja sama juga tak luput dari perhatian utama PSHI UII. Seperti dijelaskan Irawan Jati bahwa PSHI UII sudah menjalankan program 1 dosen 2 penelitian per tahun dan dosen PSHI UII juga didorong untuk mengikuti minimal dua kali kegiatan diseminasi hasil penelitian melalui konferensi baik dalam negeri maupun luar negeri.

Untuk bidang kerja sama, PSHI UII lebih menekankan pada kualitas kerja sama dari pada kuantitasnya. Sampai saat ini PSHI UII telah memiliki berbagai kerja sama dengan lembaga dalam negeri dan luar negeri. Untuk kerja sama dalam negeri, PSHI telah menjalin kerja sama salah satunya dengan Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) sebagai partner utama. Hal ini diimplementasikan salah satunya melalui kuliah umum dan kursus diplomatik yang diadakan dengan mengundang pejabat Kemenlu.

”Kami mengundang pejabat Kemenlu seperti Direktur atau Direktur Jenderal untuk memberikan kuliah umum pada mahasiswa baru dan menjadi pemateri untuk studium general serta diplomatic course setiap tahunnya,” ungkap Irawan Jati.

Sedangkan untuk kerja sama luar negeri, sejak 2015 PSHI UII telah menjalin kerja sama dengan Sungkonghoe University Korea (SKHU). Melalui dukungan dana dari Korea International Cooperation Agency (KOICA), PSHI UII dan SKHU membuat kelas khusus yang dinamakan Community Development and International Cooperation (CDIC).

Menurut Irawan Jati, CDIC merupakan salah satu keunggulan yang dimilki PSHI UII yang mengkombinasikan antara teori dan praktek. ”CDIC merupakan program luar biasa didalamnya terkandung 50% teori dan 50% praktek,” Paparnya

Dengan mengembangkan moto Think Globally Act Locally, CDIC mengajarkan mahasiswa bagaimana konsep pemikiran global namun berdampak positif bagi warga lokal. Melalui program kelas CDIC, PSHI telah memiliki 3 desa binaan yakni di Bantul, Prambanan dan Wonosari. Bahkan sebagai tindak lanjut dari kerja sama tersebut, PSHI akan menyeleksi salah satu mahasiswa yang mengikuti kelas CDIC untuk mendapatkan beasiswa penuh S2 di SKHU.

Selain itu, kerja sama aktif lainnya dengan negara Asia Timur adalah kerjasama yang dijalin dengan jaringan Civil Society Education Network In Asia (CENA) yang merupakan forum pertemuan dosen dan mahasiswa untuk berbagi hasil dan ide penelitian di bidang promosi perdamaian dan kestabilan di wilayah masing-masing.

Dijelaskan oleh Irawan jati bahwa untuk 2017 UII mendapat kehormatan untuk menjadi tuan rumah the 6th Civil Society Education Network In Asia (CENA) Summer School 2017 sedangkan untuk 2018 sendiri akan dilaksanakan di Provinsi Jeju Korea dan UII akan ikut berpartisipasi dalam acara tersebut.

Untuk progres ke depan, PSHI UII akan menguatkan kapasitas dan identitas baik dosen, pegawai, mahasiswa dan institusi. ”Kami menginginkan pengakuan akreditasi lebih baik lagi kedepan baik nasional maupun internasional,” pungkas Irawan Jati. (EF)