Psikolog Punya Peran Sehatkan Masyarakat

Wisuda merupakan langkah awal sebelum wisudawan memasuki dunia kerja yang serba independen. Pengalaman dan ilmu dasar selama masa kuliah menjadi bekal untuk menapaki dunia kerja. Selebihnya ialah pilihan wisudawan untuk terus berproses dan menghadapi realitas dunia kerja yang ada. Maka dari itu tanggungjawab harus selalu ada di setiap nafas seorang insan Ulil Albab. Ini yang menjadi poin dalam Sumpah Profesi Psikologi Program Pascasarjana Program Magister Psikologi Profesi Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya (FPSB) Universitas Islam Indonesia (UII) pada Sabtu (31/08) di Ruang Auditorium lantai 3 Gedung FPSB UII.

Pengambilan dan penandatanganan sumpah psikolog berjalan dengan khidmat yang dilanjutkan dengan penyerahan Sertifikat Sebutan Psikolog (SSP) dan Surat Ijin Praktik Psikolog (SIPP). Tidak hanya dihadiri oleh delapan wisudawan –yang kini telah resmi menjadi psikolog –dan kerabat keluarga, acara sumpah profesi ini juga dihadiri oleh Rektor UII, Fathul Wahid, S.T., M.Sc., Ph.D., Dekan FPSB, Dr. Fuad Nashori, S.Psi., M.Si., Psi. dan ketua Himpunan Psikologi Indonesia (Himpsi), Drs. Helly Prayitno Soetjipto, M.A.

Dalam kata sambutannya, Helly menyampaikan bahwa etika kerja lebih penting dari pada aturan kerja itu sendiri. Sedangkan Fathul mengungkapkan bahwa perlu mengubah pola pikir dari deduktif menjadi induktif.

“Apa yang kalian harapkan setelah lulus? Berharap banyak orang stress sehingga banyak yang datang kepada kalian? Lihat tukang tambal ban itu, apakah ia mengharapkan banyak ban yang bocor?” tanyanya mengawali kata sambutan yang disusul tawa para hadirin.

Menurutnya, seorang psikolog bukan mengharapkan banyak orang sakit, namun hendaknya menawarkan solusi progresif atas permasalahan yang tengah dihadapi masyarakat.

Mereka di samping menggunakan ilmu-ilmu psikologi juga diharapkan mengambil nilai-nilai agama sebagai pendorong dan penyemangat.

Psikolog tidak hanya menawarkan nilai jual dari keahliannya. Tetapi berkontribusi dan mengembangkan potensi institusi, sekolah, atau perusahaan adalah nilai lain yang dapat ditawarkan dari kejelian psikolog. “Saya minta titip nama baik kampus, mudah caranya. Dengan menjaga nama baik kalian masing-masing insyallah nama baik kampus terjaga,” pungkas Fathul. Acara sumpah profesi psikolog diakhiri dengan pemberian kenang-kenangan dan penyerahan penghargaan kompetensi tesis. (IG/ESP)