Ratusan Mahasiswa UII Antusias Nobar Film Pengkhianatan G30S/PKI

Ratusan mahasiswa Universitas Islam Indonesia (UII) menyaksikan pemutaran film Pengkhianatan Gerakan 30 September (G30S/PKI) yang berlangsung di Gedung Kuliah Umum (GKU) Prof. Dr. Sardjito, Sabtu (30/9). Kegiatan yang bertajuk Nonton Bareng (Nobar) Pengkhianatan G30S/PKI ini digelar oleh Resimen Mahasiswa (Menwa) UII. Tujuannya untuk mengenal kembali sejarah dan kembali menguatkan sikap Pancasialis serta menolak berkembangnya paham komunis di tanah air.

Kepala Badan Pelaksana Museum dan Monumen Pusat, Dinas Sejarah Angkatan Darat, Kolonel Arm Hery Purwanto, S.IP menyampaikan apresiasinya kepada Menwa yang telah memiliki inisiatif untuk mengajak para mahasiswa UII menonton film tersebut.

“Saya berharap, dengan menonton film ini semoga kita dapat gambaran bagaimana paham komunisme berbahaya bagi ideologi negara dan tidak sesuai dengan ideologi bangsa kita. Kita tidak mungkin menerima paham komunisme yang tidak percaya akan adanya agama dan Tuhan, sedangkan sila pertama dalam Pancasila adalah Ketuhanan Yang Maha Esa.’ Jelasnya.

Ia juga menyampaikan pentingnya memupukkan rasa cinta dan bangga terhadap tanah air dengan sikap nasionalis sehingga tidak akan rela jika ada ideologi yang ingin mengganggu dan menggeser Pancasila.

Rektor UII, Nandang Sutrisno, SH., LL.M., M.Hum., Ph.D, yang hadir dalam kegiatan tersebut mengatakan agar mahasiswa tidak mudah melupakan sejarah. Kegiatan nobar relevan bagi generasi pemuda untuk mengenal sejarah bukan untuk membencinya melainkan untuk belajar sejarah supaya tragedi-tragedi kemanusiaan tidak terulang kembali di masa yang akan datang.

Ia mencontohkan, Peristiwa Holocaust oleh kekejaman Nazi terhadap Kaum Yahudi dan Pengeboman World Trade Center Amerika Serikat yang mereka selalu peringati setiap tahunnya sehingga belajar sejarah adalah suatu keharusan.

“UII sudah Bhineka sejak lahir dan didirikan oleh tokoh-tokoh yang semuanya adalah nasionalis, maka pernyataan kita adalah menolak (paham-red) Komunisme. Kita sejak awal sudah final bahwa kita berpegang kepada Pancasila. Untuk itulah keislaman dan keindonesian kita ini ada dalam bingkai Pancasila”, lanjutnya.

Di akhir sambutannya ia berpesan kepada para mahasiswa agar tetap mengedepankan pemikiran akademis dan mencoba untuk tidak berpikiran politis. Hal ini dikarenakan situasi di masyarakat saat ini yang sedang beradu argumen tentang kebhinnekaan dan komunisme. “Semua kita cerna sebagai akademisi, karena sebagai intelektual muda maka akan selalu belajar dari manapun, termasuk dari film ini’’, jelasnya.

Acara ini dihadiri oleh beberapa Tokoh Masyarakat, Pemuka Agama, Anggota TNI Angkatan Darat, Jajaran Direktorat UII beserta dekan, dosen dan segenap sivitas akademik UII. Dalam acara tersebut tampak antusiasme yang cukup tinggi dari para mahasiswa yang mengikuti pemutaran film ini terbukti dari jumlah penonton yang melebihi target.

Turut hadir pula dalam acara tersebut, Prof. Dr. Edy Suandi Hamid, M. Ec. (Rektor UII Periode 2006-2014), Dr. Ir. Harsoyo, M.Sc. (Rektor UII Periode 2014-20170, Prof. Dr. Mahfud M.D., S.H. S.U. (Ketua Ikatan Keluarga Alumni Universitas Islam Indonesia (IKA UII) Periode 2010-Sekarang), beserta Hamim Jufri ( Ketua IKA UII Australia). (MNA)