Teknik Sipil UII Gelar Seminar Internalisasi Nilai-Nilai Islam

Prodi Teknik Sipil UII mengadakan ‘Seminar Internalisasi Nilai-Nilai Islam’ dalam bidang teknik sipil pada Kamis (21/2) di Auditorium FTSP UII. Acara yang mengundang narasumber Dr. Muqowim, S.Ag., M.Ag, Setyabudi Indartono, Ph.D (UNY), dan Toriq Arif Ghuzdewan, S.T., M.Sc. (UGM) ini dihadiri oleh dosen dan juga mahasiswa di lingkungan FTSP UII.

Dr. Muqowim, S.Ag., M.Ag. membeberkan keutamaan pemahaman nilai Islam di berbagai lini kehidupan. Beliau memaparkan cara menyatukan antara agama dan juga sains adalah dengan memegang teguh ketaqwaan. Beliau memperlihatkan bahwa ada penelitian yang menguji nilai Islam suatu negara, dan banyak negara-negara yang bukan mayoritas penduduk muslim justru menerapkan nilai-nilai Islam. “Hal ini karena kita belum sepenuhnya menikmati nilai Islam yang hadir dalam diri kita”, ujarnya.

Beliau juga menjelaskan untuk berhati-hati dalam kehidupan yang dinamis, kadang seseorang berada di atas kadang juga berada di bawah. “Untuk itu manusia harus bisa menciptakan energi yang positif agar bisa membawa kedamaian bagi sesama, termasuk dalam pembelajaran”, tutur Muqowim.

Sementara pemateri kedua, Setyabudi Indartono, Ph.D. menjabarkan materi mengenai etos kerja dan karakter tiap-tiap negara. Banyak negara maju yang ternyata memiliki permasalahan yang hampir sama dengan negara berkembang atau bahkan negara miskin lainnya. Beliau memberikan gambaran bahwa negara terus bergerak pada setiap periode, maka dari itu persaingan adalah hal yang wajib hadir dalam perkembangan saat ini.

Berbagai persoalan terjadi dalam kehidupan baik itu sosial, politik, ekonomi dan lain-lain. Ternyata dalam penyebab terjadinya beberapa permasalahan ini karena adanya kegagalan dalam mengelola sumber daya manusia. Beliau menegaskan pentingnya menjaga hubungan sesama umat dan memaksimalkan peran dalam mengelola sumber daya alam.

Sebagai pemateri pamungkas, Toriq Arif Ghuzdewan, ST., M.Sc. menjelaskan bahwa Islam adalah petunjuk terbaik. “Jika kita bisa merasakan bagaimana nilai-nilai Islam itu ada pada diri masing-masing maka kita tidak akan merasa kekurangan apalagi ada beban”, jelasnya.

Pada kesempatan ini beliau memaparkan bagaimana menjaga amanah dan pengelolaan sumber daya. Dalam teknik sipil banyak sekali penggunaan sumber daya yang kurang dimanfaatkan. Bahwa pekerjaan antara dunia dan akhirat itu tidak dapat dipisahkan. Karena jika mempercayai bahwa semua ini adalah milik Allah maka apapun yang dikerjakan pasti akan merasa selalu diawasi. “Selalu untuk mencari inovasi dan terus berkembang untuk menjadi manusia yang bermanfaat, karena ilmu itu tidak harus dilihat atau dihafal, namun ditangkap dan diterapkan”, tutur Toriq. (GT/ESP)