, ,

UII Gelar Angkringan Rumah Gagasan Eksposisi Riset

Universitas Islam Indonesia (UII) menggelar acara Angkringan Rumah Gagasan: Eksposisi Riset atau Research Exposition pada Kamis (8/6) di Ruang Teatrikal Lt. 1, Gedung Kuliah Umum Dr. Sardjito UII. Acara ini merupakan salah satu rangkaian dari beberapa agenda perayaan Milad ke-80 UII, sebagai kategori Kajian Ilmiah Akademis.

Agenda perayaan Milad ke-80 UII terdiri dari empat kategori, yaitu Kajian Ilmiah Akademis, Keagamaan dan Pengabdian Masyarakat, Seni dan Budaya dan Olahraga. Ini merupakan wujud ekspresi kebahagiaan keluarga besar UII atas capaian demi capaian yang telah diraih.

Angkringan Rumah Gagasan: Eksposisi Riset, menawarkan kepada masing-masing fakultas untuk memberikan wakilnya yakni para dosen dalam sebuah forum untuk mempresentasikan penelitian dan karya kreatif mereka. Nantinya ide riset ini dapat disebarluaskan kepada masyarakat luas.

Dalam kesempatannya, Dr. Raden Bagus Fajriya Hakim, S.Si., M.Si. selaku Kepala Badan Perencanaan & Pengembangan/Rumah Gagasan UII menyampaikan bahwa para akademisi yang terlibat dalam sinergi penelitian ini akan menatap perkembangan baru, membangun kapasitas, gagasan-gagasan cemerlang, wawasan yang lebih luas dalam pemikiran, dan teknologi yang pada akhirnya dapat diintegrasikan kembali dalam penelitian-penelitian lanjutannya.

“Sehingga peran kontributif pada tema Milad ke-80 kali ini dapat menjadi nyata dengan terbukanya dan fasilitasnya hasil-hasil riset para dosen untuk di syiarkan secara umum,” ungkapnya.

Menurutnya, kemampuan bekerja lintas disiplin ilmu merupakan kunci kemajuan ilmu pengetahuan. Kolaborasi interdisipliner mutlak diperlukan untuk memecahkan masalah yang kompleks. Sebab riset individualistik tidak dapat menangani masalah yang memerlukan pengetahuan dari berbagai multidisiplin ilmu. Kolaborasi interdisipliner menciptakan pemahaman yang lebih holistik tentang suatu masalah, yang mengarah pada solusi yang lebih baik untuk semua orang yang terlibat.

“Semakin banyak kita dapat menciptakan peluang untuk mempresentasikan riset-riset akademisi makan semakin besar juga kontribusi dan kolaborasi antar dosen untuk melakukan riset dan tentunya akan semakin baik bagi kita sebagai komunitas,” tuturnya.

Lebih lanjut, Ia mengatakan solusi terbaik hidup di zaman yang semakin kompleks adalah adanya kolaborasi di luar batasan tradisional satu bidang ilmu saja. Artinya, riset-riset spesialisasi dalam bidang yang berbeda namun memiliki latar belakang dan tujuan bersama untuk menangani masalah yang dihadapi sebagai satu riset kolaborasi.

“Kolaborasi interdisipliner akan memperluas pola pikir dan pengetahuan kita sehingga kita dapat terus memajukan ilmu pengetahuan bersama,” pungkasnya. 

Memprediksi Debit Air Sungai di Pulau Jawa

Adapun, Adam Rus Nugroho, S.T., M.T., Ph.D., selaku dosen program studi Teknik Lingkungan mempresentasikan penelitiannya yang berjudul “Prediksi Debit Air Sungai di Pulau Jawa Menggunakan Indeks Iklim”.

Tujuan utama penelitiannya, untuk menjelaskan bagaimana prediktabilitas rezim (pola) debit aliran sungai oleh indeks ENSO dan IOD melalui model regresi berganda di pulau Jawa, Indonesia. ENSO dan IOD adalah osilasi sea surface temperatures (SST) di Laut Pasifik (ENSO) dan Laut India (IOD).

Menurutnya, prediksi debit air sungai bisa untuk menjaga ekologi sungai, kontrol banjir serta mitigasi kekeringan. Selain itu bisa juga untuk memprediksi pola aliran sungai yang akan memberi keuntungan kepada pengelola sungai.

Ia mempresentasikan bagaimana prediktabilitas rezim (pola) debit air sungai di Sungai Code, prediktabilitas rezim aliran pada 8 sungai di Jawa, identifikasi pola prediktabilitas pada dimensi spasial (ruang), dan temporal (waktu), serta pembahasan dengan membandingkan dengan fakta pengelolaan sungai.

Kesimpulan dari penelitiannya, (1) riset dilakukan dengan menggunakan model-model regresi polinomial berganda untuk memprediksi debit tinggi (Q10), menengah (Q50), dan rendah (Q90) air sungai oleh indeks iklim ENSO dan IOD, (2) teridentifikasi prediktabilitas yang cukup baik pada Sungai Code, namun, tidak ditemukan prediktabilitas yang baik pada sungai sungai lain di Jawa, (3) variabilitas temporal diinvestigasi menggunakan beberapa set data, ditemukan bahwa kemampuan terbaik model untuk memprediksi adalah pada bulan September-November (SON) untuk 8 sungai di Pulau Jawa, (4) prediktabilitas debit air sungai oleh indeks iklim ternyata berubah seiring dengan waktu. 

Kemungkinan hal ini disebabkan oleh pembangunan sungai yang marak di beberapa dekade terakhir, (5) belum ditemukan pola distribusi spasial yang jelas pada prediktabilitas debit sungai di Jawa, (6) sungai Code sepertinya memiliki variabilitas musiman yang rendah, sehingga prediktabilitasnya paling tinggi. (LMF/ESP)