,

UII Paparkan Capaian Universitas ke Tim Itjen Kemendikbud Ristek

Universitas Islam Indonesia (UII) pada Rabu (23/2) menerima kunjungan tim Inspektorat Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Itjen Kemendikbud Ristek). Rombongan tim Itjen Kemendikbud Ristek yang terdiri dari tiga orang disambut dengan hangat oleh Rektor UII Prof. Fathul Wahid, S.T., M.Sc., Ph.D. di Gedung Kuliah Umum Prof. Sardjito UII. Dalam sambutannya Fathul mengucap syukur karena institusinya berhasil menjadi salah satu perguruan tinggi yang mendapatkan hibah dari Kemendikbud Ristek. “Mudah-mudahan ini menjadi bagian dari ikhtiar kami untuk mengembangkan pendidikan di Indonesia,” jelas Fathul.

Urip Widodo selaku Pengendali Teknis Itjen Kemendikbud Ristek menjelaskan maksud dan tujuan kedatangannya beserta tim, “kami ingin melihat pertanggungjawaban keuangan berdasarkan indikator yang ada,” ucap Urip memantik diskusi. Terdapat tiga indikator yang ditinjau: kualitas lulusan, dosen, dan kurikulum. 

Lebih jauh dari itu, diungkap oleh Urip dan tim ingin memantau aktivitas atau kegiatan apa saja yang telah dilakukan oleh UII dalam menggunakan hibah yang telah diberikan. Urip menerangkan bahwa forum yang diadakan hari ini juga merupakan wadah untuk melakukan pembinaan apabila terdapat hal-hal yang dinilai belum maksimal.

Capaian UII

Kepala Divisi Pengembangan Kurikulum & Pembelajaran, Direktorat Pengembangan Akademik UII, Agung Nugroho Adi, S.T., M.T. menjelaskan terdapat dua program utama yang dilakukan yaitu program pengembangan magang dan pertukaran mahasiswa. Dari kedua aktivitas tersebut terdapat empat turunan pokok yang dilakukan: inisiasi kerja sama mitra magang, revitalisasi kurikulum magang, pelaksanaan magang, dan evaluasi magang. “Aktivitas pertukaran mahasiswa juga mengadopsi empat turunan tersebut,” jelas Agung.

Dalam hal inisiasi kerja sama, UII lewat program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) berhasil menggandeng 8 mitra dari berbagai bidang seperti ekonomi, diplomasi, dan lainnya. Sementara untuk revitalisasi kurikulum dijelaskan “bagaimana kurikulum dapat mengakomodasi program magang selama satu semester, itu juga sudah kami jalankan,” ungkap Agung. 

Sementara untuk kuantitas mahasiswa dijelaskan terdapat sebanyak kurang lebih 20 mahasiswa yang tersebar dalam 8 mitra yang ada. “Di akhir program tersebut nantinya ada evaluasi dan diseminasi,” singkatnya.

Kualitas lulusan juga menjadi bahan perbincangan pada forum yang berlangsung. Untuk membahas hal tersebut, turut hadir melalui daring Abdurrahman Al-Faqiih, S.H., M.A., LLM. selaku Direktur Pengembangan Karier dan Alumni UII. Diungkapkannya, UII memiliki program tracer study untuk menjaring informasi lulusan serta penyerapannya di pasar tenaga kerja. Kegiatan itu sudah berjalan secara reguler setiap tahun dan responden yang berhasil dijaring sebesar 80 persen dalam dua tahun terakhir. 

Dalam pelacakan alumni terakhir yakni tahun 2021, dipaparkan waktu tunggu alumni mendapat pekerjaan pertamanya yakni kurang lebih 4,1 bulan. Sementara rerata besaran gaji pertama yang diterima yaitu sebesar Rp5,4 juta. Sebagian besar alumni juga memilih bekerja di sektor swasta. Sebesar 48 persen berkarir di perusahaan nasional, 16 persen di multinasional, dan sisanya sebesar 36 persen pada sektor lokal.

Beralih ke kualitas dosen yang juga menjadi indikator penilaian, Dr. Drs. Imam Djati Widodo, M.Eng.Sc. menyebut cacah dosen yang melakukan publikasi internasional di tahun 2021 ada sebanyak 498 dosen, lalu prosiding sejumlah 206 dosen, dan sekitar kurang lebih 150 orang sedang menjalani masa studi lanjut (S3). 

Diungkap juga dari total keseluruhan dosen yang ada, sebanyak 30 persen di antaranya bergelar doktor “kemudian juga banyak yang menjadi praktisi di industri mengikuti keahlian yang mereka miliki,” pungkas Imam.

Pada sesi selanjutnya, tim Itjen Kemendikbud Ristek lalu meminta dokumen rinci untuk diperiksa lebih lanjut. Untuk itu, para tim sepakat untuk mengakhiri forum pertemuan dan mencoba mengkaji lebih dalam dokumen yang telah diterima dari pihak UII. Nantinya, pada Jumat (25/2) akan dilakukan exit meeting terkait hasil pemeriksaan dokumen tersebut. (KR/ESP)