,

Yayasan Badan Wakaf UII Luncurkan Lembaga Wakaf Uang

Potensi wakaf uang di Indonesia menurut Badan Wakaf Indonesia (BWI) di tahun 2020 sebesar Rp 188 triliun per tahun. Dengan angka yang dapat dikatakan besar, masih banyak yang perlu dioptimalisasi dalam proses penghimpunan, pengembangan, dan pendistribusian. Merujuk hal tersebut, Yayasan Badan Wakaf Universitas Islam Indonesia (YBW UII) melakukan inovasi baru dengan membentuk Lembaga Wakaf Uang UNISIA (LWU Unisia). Soft Launching pun berhasil digelar bertempat di Hall YBW UII, Jalan Cik Di Tiro No. 1 Yogyakarta, Rabu (22/12).

Eksistensi LWU Unisia merupakan salah satu bentuk ikhtiar dan dedikasi dalam melebarkan semangat kedermawanan dengan ikut serta dalam peningkatan kesejahteraan umat. Terlebih perwakafan nasional juga telah menunjukkan perkembangan yang semakin menggembirakan.

Dr. Siti Achiria, S.E., M.M. selaku Ketua LWU Unisia menjabarkan indikasi kegembiraan itu. Menurutnya, berwakaf saat ini telah berkembang menjadi beberapa bentuk tidak hanya uang, tetapi juga hak kekayaan intelektual. Kesadaran berwakaf juga dianggap sudah mulai tumbuh di berbagai kalangan. Aksesibilitas yang mudah serta dukungan teknologi juga menjadi indikator tertentu. Dua indikasi lainnya diyakini “sinergi antara islamic social finance dan islamic commercial finance didukung dengan kesadaran baru untuk berwakaf bagi setiap masyarakat,” ujar Achiria.

Dalam pengelolaannya, wakaf sendiri dipandang berbeda dengan instrumen keuangan yang lainnya. Achiria menjabarkan wakaf merupakan perbuatan hukum wakif untuk memisahkan dan/atau menyerahkan sebagian harta benda miliknya untuk dimanfaatkan selamanya atau pada waktu tertentu. “Sesuai dengan kepentingan dan keperluan ibadah atau kesejahteraan umum menurut syariah,” paparnya.

Sementara itu, Suharto, S.E., M.Si. di tempat yang sama juga mencoba berbagi pendapat. Dijelaskan lembaga wakaf uang yang bernaung di UII ini mencoba meramu nilai profesional dan integritas yang tinggi dalam pengelolaan nantinya. “Sehingga terbangun kepercayaan yang tinggi,” ujar Suharto. Dengan demikian menurutnya lembaga ini dapat menjadi percontohan atau model ideal bagi pengelolaan wakaf di masa depan.

Hal yang diutarakan oleh Suharto tersebut sesuai dengan visi lembaga: Menjadi lembaga wakaf uang Unisia yang rahmatan lil’ alamin dalam pengelolaan dana wakaf secara amanah, profesional, dan produktif. LWU Unisia juga telah tercatat secara sah sebagai nazhir wakaf uang di BWI dengan Surat Tanda Bukti Pendaftaran Nazhir nomor pendaftaran 3.3.00250 ditetapkan di Jakarta pada 3 Juli 2020.

Wakaf Uang sebagai Wujud Aktualisasi Sosial 

Teknologi seolah-olah menjadi salah satu faktor penentu dalam penyelesaian masalah yang ada di dunia. Masifnya perubahan dunia dikhawatirkan akan menciptakan reformasi teknologi. Demikian ungkapan Ketua Umum Pengurus YBW UII Drs. Suwarsono Muhammad, M.A. Kendati demikian teknologi diklaim tidak dapat memberikan jawaban atas permasalahan psikologi dan beban pikiran yang ada.

“Jawaban sementara yang saya dapat ketika dunia diguncangkan dengan perubahan masif adalah menambah hal yang serba sosial. Itulah cara yang paling sederhana untuk menghindari ketidakstabilan dunia akibat perubahan teknologi,” jelas Suwarsono.

Menurutnya, wakaf uang adalah bentuk paling konkret dari segala hal yang berbau sosial. “Biasanya ukuran keimanan dengan puasa, shalat malam, saya kira ini adalah ukuran baru yaitu seberapa besar kontribusi atau sumbangan sosial kita,” paparnya. Pada masa sekarang yang tersulit menurut kacamatanya adalah mengikhlaskan uang.

“Menjadi serba sosial tidak mudah. Oleh karena itu jadilah kapitalisme sosial. Sosok kaya nan dermawan serta ikut membangun perdamaian dunia dan keadilan sosial,” tuturnya.

Noor Liesnani Pamella pemilik swalayan Pamella yang sudah bertebaran di Yogyakarta turut hadir. Bersuamikan sosok yang sangat sosial, dirinya tidak menyangka dapat membuka outlet yang jumlahnya merajalela di Kota Pelajar. Keikhlasan dan keteguhan hati dinilai menjadi kunci utama dalam membangun kebiasaan sosial; khususnya berwakaf. “Waktu itu saya wakaf belum terlalu percaya, tapi setelah merasakan sendiri dan diberikan keikhlasan saya bisa jadi ikhlas. Karena memang keikhlasan itu harus diminta sama Allah.,” jelas Pamella.

Kegemaran berwakaf tersebut mengantarkannya dapat membangun outlet baru dan asrama bagi panti asuhan yang memakan biaya cukup besar. Anggaran yang besar membuat dirinya kebingungan sejenak dan ragu akan hal tersebut. “Sempat bingung juga bangun Pamella dan asrama secara bersamaan. Keduanya selesai, loh kok bisa uangnya dari mana?” tuturnya bingung.

Terakhir ia berpesan, adanya LWU Unisia diharapkan dapat menjadi penggerak umat. Alangkah baiknya hasil dari pengumpulan wakaf menurut Pamella sebaiknya dialokasikan sebagai modal usaha. “Kalau bisa malah ada pendampingan, karena dengan kalau tidak dipantau ya nanti bisa ga bagus. Bukan hanya memberikan, tapi dipantau sampai beliau bisa makmur ke level selanjutnya,” pungkasnya. (KR/ESP)