,

ERASI, Teknologi Terbarukan Untuk Remediasi Limbah Logam Berat Dengan Tanaman Akar Wangi (Vetiveira zizanioides L) Inovasi Mahasiswa UII

Kegiatan industri di Indonesia berkembang dengan pesat setiap tahunnya, keadaan ini menyebabkan semakin luas wilayah yang terkontaminasi oleh limbah yang dihasilkan, sehingga 4 mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam serta 1 mahasiswa Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam indonesia (UII) Yogyakarta mengembangkan teknologi remediasi dengan memanfaatkan tanaman akar wangi sebagai tanaman akumulator. Mahasiswa UII tersebut yaitu Iis Setianingrum (Kimia 2015), Durrotul Uuliyah (Kimia 2015),Vivin Viani (Kimia 2015),Ega Dwi sintadani (Kimia 2015), dan Muhammad Faiq Faridani (Teknik Informatika 2014).

“Alasan melakukan penelitian ini karena keprihatinan kami terhadap keadaaan lingkungan yang semakin memburuk, diakibatkan oleh kegiatan industri”, kata Iis Setianingrum, Kamis (15/5).

Teknologi remediasi yang mereka kembangkan dinamakan ERASI. Metode ERASI ini merupakan metode gabungan fitoremediasi yang kemudian ditambahkan bantuan arus listrik searah DC yang menggunakan elektroda stainless steel (katoda) dan titanium (anoda) serta supply oksigen terlarut ke dalam limbah (aerasi) dengan memanfaatkan tanaman akar wangi.

“Menurut literatur yang telah kami baca tanaman akar wangi merupakan salah satu tanaman akumulator yang baik karena jaringan tanaman tersebut memiliki daya adaptasi yang luas dan mampu tumbuh pada berbagai lokasi ekstrim sehingga, cocok digunakan untuk remediasi logam berat”, kata Ulya, Kamis (15/5).

Penelitian ini dibiayai oleh DIKTI melalui Program Kreativitas Mahasiswa (PKM). Pada awalnya, mereka tidak pernah menyangka jika proposal “ERASI” yang mereka ajukan pada Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) 2017 akan lolos didanai oleh DIKTI. Mereka memulai penelitian sejak akhir Maret 2017.

“Dengan adanya Metode erasi ini diharapkan akan menjadi solusi baru dalam menangani lingkungan yang terkontaminasi limbah terutama limbah logam berat yang dihasilkan oleh industri,” kata Iis Setianingrum, Kamis (15/5).