Guna mendorong proses pengembangan kerja sama, Jurusan Psikologi Fakultas Psikologi & Ilmu Sosial Budaya (FPSB) Universitas Islam Indonesia (UII) menyambangi Fatih Sultan Mehmet Vakıf Üniversitesi (FSMVÜ), Turki, pada 12-13 Desember 2023. Kunjungan tersebut digelar untuk menginisiasi proses kemitraan di kedua universitas. Read more

Mahasiswa Prodi Akuntansi Fakultas Bisnis dan Ekonomika (FBE) Universitas Islam Indonesia (UII) berhasil meraih juara I dan II pada Kompetisi International MERMC kategori enterprise di Universiti Tunku Abdul Rahman, Campar Campus Malaysia pada Kamis (30/11) hingga Sabtu (2/12) 2023. Kompetisi ini merupakan kompetisi tahunan MonsoonSIM Enterprise Resources Management Competition (MERMC) yang diikuti beberapa universitas dari berbagai negara.

Read more

Pusat Studi HAM (Pusham) Universitas Islam Indonesia (UII) meluncurkan buku bertajuk “Metodologi Hukum Hak Asasi Manusia: Nalar, Praktik, dan Tantangannya dalam Sistem Peradilan di Indonesia” pada Selasa (12/12) di The Alana Yogyakarta Hotel & Convention Center. Hadirnya buku ini diharapkan dapat mengembangkan diskursus tentang hukum hak asasi manusia. Read more

Dalam mempererat jalinan relasi kemitraan dan alumni, Universitas Islam Indonesia (UII) kembali menyelenggarakan Jumpa Mitra dan Alumni bertempat di Ballroom Kasultanan, Hotel Royal Ambarrukmo, Yogyakarta, pada Sabtu (9/12). Tidak kurang dari 80 mitra dan alumni menghadiri kegiatan rutin tahunan tersebut, meliputi sesi paparan implementasi kerja sama, kealumnian, serta diskusi bersama mitra dan alumni.

Hingga kini, UII menjalin 229 kerja sama, baik domestik maupun mancanegara. Rektor UII, Prof. Fathul Wahid, S.T., M.Sc., Ph.D., mengungkapkan rasa syukur atas kerja sama yang dijalankan secara produktif selama 2023. “Kita maju bersama. Dan kami berharap, ikhtiar kolektif tersebut akan berlanjut di tahun-tahun mendatang. Untuk itu, sekali lagi kami ucapkan terima kasih. Kami hari ini patut berbangga karena punya kawan banyak,” ucapnya.

Menurut Prof. Fathul, apabila hendak pergi cepat, maka dapat pergi sendiri. Namun mengingat UII yang bertekad pergi lebih jauh, maka kemitraan menjadi bagian penting dari perjalanan tersebut. “Insyaallah banyak hal yang sudah kita jalankan bersama, dan masih banyak pekerjaan rumah yang masih bisa kita tuntaskan bersama-sama ke depan,” sebutnya.

Mengenai progres implementasi kerja sama, Ia menyampaikan bahwa UII  mendapat dukungan penuh dari berbagai pihak, termasuk Direktorat Kemitraan/Kantor Urusan Internasional (DK/KUI), Direktorat Pengembangan Karier & Alumni (DPKA), hingga Pengurus Yayasan Badan Wakaf (YBW) UII.

“Alhamdulillah, hubungan kami baik sekali. Ini hal yang sangat baik. Sehingga, program-program besar, program-program baik selalu didukung oleh Pengurus Yayasan Badan Wakaf dan itu bagi kami adalah modal yang sangat, sangat penting,” ungkapnya.

Meskipun pandemi sempat memperlambat perkembangan institusi, namun situasi demikian tidak menghentikan perkembangan UII. Di samping mitra, dukungan juga hadir dari alumni melalui Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Ikatan Keluarga Alumni (IKA) UII maupun jejaringnya di tingkat DPW (Dewan Pimpinan Wilayah) dan DPD (Dewan Pimpinan Daerah).

“Sampai hari ini, sudah ada 30 DPW yang tersebar di seluruh Indonesia. Sudah ada juga di 37 kabupaten/kota, dan sudah terbentuk 8 IKA program studi. Termasuk juga ada DPW khusus, salah satunya ada di Australia. Dan kita berharap ke depan semakin banyak yang akan dibentuk, termasuk juga di wilayah Eropa. Karena alumni kami menyebar tidak hanya di pojok-pojok tanah air, tetapi juga sampai ke mancanegara,” terangnya.

Prof. Fathul berharap diskusi kerja sama tersebut dapat memberi kebermanfaatan dan keberkahan, baik bagi UII, mitra, maupun alumni. “Bisa memberikan masukan kepada kami. Apa hal-hal yang mungkin kita elaborasi ke depannya, apa poin-poin yang mungkin kita tingkatkan di masa mendatang, dan apa catatan-catatan yang ibu bapak berikan kepada kami untuk menjadi lebih baik di masa depan,” pungkasnya.

Potret Capaian Kemitraan UII

Di kesempatan yang sama, Wakil Rektor Bidang Kemitraan dan Kewirausahaan UII, Ir. Wiryono Raharjo, M.Arch., Ph.D., memaparkan laporan implementasi kerja sama UII untuk tahun 2023 yang didasarkan pada Catur Dharma, yakni pendidikan dan pengajaran, penelitian, pengabdian masyarakat, serta dakwah Islamiyah yang merujuk pada Rencana Strategis (Renstra) Periode 2022-2026, utamanya Tujuan Strategis Nomor 3, yakni “Pelebatan manfaat melalui perluasan jangkauan jejaring dan peningkatan dampak.”

Sampai sekarang, terdapat 180 perjanjian kerja sama melalui Memorandum of Understanding (MoU) dengan mitra domestik, namun yang dilanjutkan dengan Memorandum of Agreement (MoA) hanya berkisar 30 atau 17%. Hal demikian cukup timpang dengan kerja sama internasional yang berjumlah 49 dengan MoA yang berjumlah 25 atau 51%.

“Karena yang hadir di sini ini adalah mitra-mitra domestik, kami berharap kita bisa memikirkan lebih lanjut kira-kira apa sih aktivitas yang nanti bisa direalisasikan, sehingga perjanjian kerja sama ini bisa kemudian meningkat implementasinya,” harapnya.

Lebih lanjut, UII juga aktif dalam kemitraan konsorsium nasional, seperti Aptisi (Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia) Wilayah V Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), BKSPTIS (Badan Kerja Sama Perguruan Tinggi Islam Swasta se-Indonesia), serta NUNI (Nationwide University Network in Indonesia atau Jejaring Perguruan Tinggi Nusantara).

Mendorong Upaya Internasionalisasi

UII pula terlibat dalam sejumlah konsorsium internasional, termasuk Passage 2 ASEAN (P2A), ASEAN Sandbox Conference, ASEAN School of Business Forum, SEAMEO (Southeast Asian Ministers of Education Organizations), hingga berbagai proyek Erasmus yang didanai Komisi Eropa (European Commission).

“Contoh misalnya ada salah satu proyek Erasmus bernama Erasmus+ BUiLD (Building Universities in Leading Disaster Resilience), jadi menguatkan universitas dalam konteks kebencanaan. Itu ada 7 universitas di Indonesia ditambah dengan 4 di Eropa. Jadi sekali proyek berjalan selama 3-4 tahun, itu ada lebih dari 10 universitas bergabung di situ,” ujarnya.

Mengenai implementasi mobilitas internasional, UII cukup berpartisipasi aktif melalui program singkat (short program), pengelolaan 19 program gelar ganda (double degree) bersama universitas mitra, maupun transfer kredit. Selain itu, UII juga ikut dalam kegiatan SEA-Teacher (program pertukaran internasional untuk mengajar di sekolah mitra) maupun transfer kredit melalui ICT (International Credit Transfer) serta IISMA (Indonesian International Student Mobility Awards).

“Dari data yang kami peroleh, tahun ini total jumlah awardees (IISMA) dari UII ini ada 48, total sejak 3 tahun yang lalu. Kemudian ada 14 negara yang menjadi negara tujuan, dan jumlah Prodi-nya ada 13,” jelasnya.

 

Selain program jangka pendek, guna mendorong internasionalisasi, ditawarkan pula program gelar penuh (full degree) bagi mahasiswa asing untuk studi di UII, utamanya melalui program FGLS (Future Global Leaders Scholarships) serta KNB (Kemitraan Negara Berkembang) yang merupakan beasiswa dari Pemerintah Indonesia. Saat ini, sejumlah 135 mahasiswa internasional dari 24 negara berkuliah di UII.

Ke depan, pengembangan sistem informasi melalui layanan UIIGateway juga akan dijajaki guna mendukung rencana dan implementasi kerja sama di UII. “Cukup banyak. Yang ingin saya fokuskan di sini ada dua. UIIMobilitas, yaitu manajemen mobilitas sivitas akademika UII secara internasional, kemudian UIIKemitraan ini sedang dalam proses yang itu nanti akan merapikan pengelolaan kemitraan di UII,” pungkasnya. (JRM/RS)

Universitas Islam Indonesia (UII) dan Universitas Medan Area (UMA) melaksanakan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) dan Perjanjian Kerja Sama dalam rangka perluasan kerja sama di bidang arsitektur, bisnis dan ekonomi. Penandatanganan MoU digelar pada Kamis (7/12) di Gedung Prof. Dr. Sardjito Kampus Terpadu UII.

Kerja sama ini dilakukan antara pihak UMA dengan Inkubasi Bisnis dan Inovasi Bersama (IBISMA)/Direktorat Pembinaan dan Pengembangan Kewirausahaan Simpul Tumbuh UII, serta Program Studi Arsitektur UII, dalam rangka meningkatkan wawasan di bidang terkait bagi kedua belah pihak.

Rektor UII, Prof. Fathul Wahid, S.T., M.Sc., berharap kerja sama dapat berdampak positif bagi masyarakat luas. “Ini membuat kami berbahagia karena kami percaya kalau ikhtiar positif dari kedua belah pihak akan berdampak positif bagi masyarakat luas, tidak hanya bagi kedua perguruan tinggi tapi juga masyarakat yang lebih luas lagi,” jelas Prof. Fathul Wahid.

Lebih lanjut Prof. Fathul Wahid menyampaikan komitmennya terhadap kerja sama yang terjalin agar dapat dimanfaatkan dengan baik oleh sivitas akademika di masing-masing kampus. “Kami berharap semoga yang terbaik, kerja sama yang bermanfaat nanti akan diisi dengan aktivitas-aktivitas bermakna untuk kedua belah pihak, yang melibatkan semua warga, baik dosen maupun mahasiswa,” harapnya.

Senada, Rektor UMA Prof. Dr. Dadan Ramdan, M.Eng, M.Sc., dalam sambutannya memberikan respons baik terjalinnya kerja sama dengan UII. “Inti dari kerja sama ke depan ingin berubah dengan serius, di mana kami memiliki banyak MoU yang implementasinya terkadang terkendala,” tutur  Prof. Dr. Dadan Ramdan. (JR/RS)

Sepuluh mahasiswa Universitas Islam Indonesia (UII) mendapatkan hadiah dari Bank Mandiri. Sejumlah mahasiswa UII ini merupakan pengguna rekening mandiri untuk membayar SPP ke UII. Seremonial penyerahan hadiah dilaksanakan pada Selasa (5/12) di Gedung Prof. Dr. Sardjito Kampus Terpadu UII.

Sepuluh mahasiswa tersebut di antaranya, Siti Musyawwirriatun Tyasing Ratri, Komarul Ikhwan, Fabian Pasha Bagastama, Khoirul Nizam, Muhammad Rafi Rizqullah, Devan Alingga Abda, Danang Kristanto, Barlian Malika Satino, Nurul Alaika, dan Muhammad Tursino.

Turut hadir dalam penyerahan hadiah Furqon, S.E. selaku Direktur Keuangan dan Anggaran, Arif Fajar Wibisono, S.E, M.S.c. selaku Direktur Pembinaan Kemahasiswaan, Rifqi Sasmita Hadi, S.E., M.M., selaku Kepala Bidang Humas, dan Bambang Suratno, S.T., M.T., Ph.D., selaku Kepala Divisi Kemitraan Dalam Negeri.

Selain itu, dari pihak Bank Mandiri, Vidiandika Wisnu Adicandra selaku Officer Transaction Banking Retail Bank Mandiri Area Yogyakarta, Nita Triyuniyati selaku Branch Manager Mandiri UII dan Rizky Fahasin Khuluqi selaku Staf Transaction Banking Retail Bank Mandiri Area Yogyakarta.

Livin’ by Mandiri yang merupakan super apps dengan tagline digital dan kekinian gencar mengadakan media awareness di berbagai kampus guna meningkatkan user Livin’ pada generasi Z. Dengan adanya program racing pembayaran VA melalui Livin’ diharapkan Mahasiswa/i lebih mengenal lagi dan tertarik untuk menjadi bagian dari Bank Mandiri.

Bank Mandiri menghadirkan pembayaran kampus lewat virtual account (VA), yang dapat diakses melalui all channel Bank Mandiri seperti Livin’, ATM, Agen, dan counter Teller.

“Hal ini harapannya menjadi penyemangat mahasiswa untuk menggunakan transaksi dengan bank yang dia pakai yang paling nyaman digunakan, untuk Bank Mandiri mudah-mudahan ini jumlah pemenang harapannya lebih bertambah,” ungkap Furqon.

Ia mengungkapkan juga bahwa UII memiliki banyak Bank mitra, ada 10 Bank mitra yang mana 5 Bank mitra untuk penerimaan dari mahasiswa yaitu Bank mandiri, Bank Muamalat, Bank Syariah Indonesia, Bank Bukopin dan BPD Syariah. Selain itu juga Bank BRI, Bank BTN, BTN Syariah dan Bank Niaga.

Sementara Vidiandika Wisnu Adicandra yang akrab disapa Candra menjelaskan bahwa sistem pemilihan 10 mahasiswa yang mendapatkan hadiah ini bersyarat dengan mahasiswa/i UII yang harus melakukan pembayaran VA kampus terlebih dahulu, kemudian setiap transaksi finansial dihitung by poin.

Lebih lanjut, ia ungkap harapannya kepada sepuluh mahasiswa UII yang mendapatkan hadiah dari Bank Mandiri tersebut.

“Harapannya nanti mahasiswa tersebut dapat menjadi ambassador dan mengajak teman-teman yang lain untuk segera join Livin’ by Mandiri karena banyak program menarik, cocok dengan anak muda, serta super lengkap memenuhi kebutuhan finansial sehari-hari seperti bayar kuliah, isi token listrik, top up e-wallet, e commerce, investasi dan lain sebagainya,” pungkasnya. (LMF/RS)

Universitas Islam Indonesia (UII) menunjukkan komitmennya dalam mendukung pertumbuhan ekonomi kewirausahaan hijau dan inovasi berkelanjutan di lingkungan perguruan tinggi. Berkolaborasi dengan Erasmus+ CBHE ANGEL Project Team UII dan Pusat Ekonomi Inovasi dan Akselerasi Bisnis (PEIAB), diselenggarakan penyerahan draft Peraturan Universitas Tentang Pengelolaan Hak Kekayaan Intelektual (HKI) pada Rabu (6/12), di Lantai 3 Gedung Fakultas Hukum (FH) UII. Read more

Mahasiswa Program Studi Profesi Arsitek (PPAr) Universitas Islam Indonesia (UII) mempresentasikan rencana penataan kawasan Bandengan-Karangsari, Kendal pada Selasa (5/12) di Hotel Westlake, Sleman sebagai rangkaian dari program pengabdian. Read more

Universitas Islam Indonesia (UII) menggelar Ngaji Bareng dengan tema Meneladani Khazanah Tafsir Al-Quran di Indonesia pada Senin (4/12) di Auditorium Prof. K.H. Abdul Kahar Mudzakir, Kampus Terpadu UII. Ngaji bareng menghadirkan Prof. Dr. Quraish Shihab, Lc., M.A. dan K.H. Ahmad Baha’uddin Nursalim sebagai narasumber.

K.H. Ahmad Baha’uddin Nursalim atau biasa dikenal dengan Gus Baha dalam ceramahnya mengatakan bahwa Indonesia yang damai ini tidak lepas dari peran kitab-kitab yang datang ke Indonesia.  Misalnya, arti kemenangan.

“Arti kemenangan itu tafsir yang datang ke kita dan yang paling terkenal adalah tafsir Munir karangannya Syekh Nawawi Al Jawi, itu beliau menyebut kemenangan umat Islam itu kemenangan logika, logika bahwa alam raya ini dimulai dari satu Tuhan yang berstatus wajibul wujud. Tentu lebih masuk akal ketimbang logika yang lain. Misalnya, logika nihilism bahwa alam ini dimulai dari ketiadaan. Karena itu lahir satu teori ketiadaan menciptakan yang ada,” tutur Gus Baha.

Pengasuh Pondok Pesantren Tahfizul Al-Quran Lembaga Pembinaan Pendidikan Pengembang Ilmu Al-Quran Rembang ini dalam kesempatannya menerangkan makna dari Q.S. Al Maidah ayat 56, yakni “Barang siapa yang mempertuhankan Allah dan mengikuti semua aturan-Nya, maka para pengikut Allah itulah yang akan menjadi pemenang.”

“Jadi, kemenangan umat Islam yang permanen itu adalah kemenangan logika. Kalau kemenangan perang, kemenangan bernegara, kemenangan sosial orang Islam ya pernah kalah. Zaman Nabi ‘Sugeng’ saja pernah mengalami kalah periode Mekah. Ketika periode Madinah juga pernah mengalami kalah di peristiwa Perang Uhud, tapi kalah-kalah sosial ini tidak ada pengaruhnya dengan kalah secara logika. Logika bahwa alam ini dimulai dari satu Tuhan (wajibul wujud) tentu lebih mudah dicerna,” terang Gus Baha.

Gus Baha juga menyampaikan bahwa tafsir yang datang kepada kita itu mempunyai latar belakang cerita maupun peristiwa yang berbeda-beda, Oleh karena itu, jangan bersikap ekstremis dalam mengambil/memaknai ajaran tafsir yang datang ke Indonesia.

“Andaikan kita meneladani tafsir-tafsir yang ada di Indonesia, kita ini pasti menguatkan aqidah. Bukan menang kalah urusan sosial, urusan apalah, itu urusan kedua ketiga lah syukur-syukur menang. Tapi kalau itu kita paksakan itu yang nomor 1 pasti kita sering kecewa,” tuturnya.

Gus Baha juga menyampaikan bahwa dalam kitab Fathul Bari karya Shahih Al-Bukhari dijelaskan kemenangan umat islam itu adalah aqidah. Artinya, ketika islam bahkan belum kuat, akan tetapi hujjahnya saja itu sudah menang. Karenanya, Syekh Nawawi mengatakan bahwa yang harus menang itu adalah hujjahnya.

Sementara itu, Prof. Quraish Shihab menyampaikan sebuah pelajaran yang dapat dipetik dari asbabun nuzul salah satu ayat Al Qur’an yang turun setelah perang Uhud. Beliau mengatakan bahwa sebagian sahabat nabi meninggalkan medan perang, bahkan diduga ada yang terguncang imannya, sehingga meninggalkan Islam.

“Ada satu penafsiran yang saya anggap baik sekali dari seorang pemikir Al Jazair Malik bin Nabi, beliau berkata ayat ini pelajaran bagi kita semua bahwa jangan menilai baik buruknya sesuatu dengan mengaitkannya pada sosok yang mengucapkannya,” tutur Prof. Quraish Shihab.

Prof. Quraish Shihab mengemukakan sahabat-sahabat yang meninggalkan medan perang dan meninggalkan agama Islam mungkin karena mereka hanya mengagumi sosok nabi pada saat hidupnya saja, dan begitu tersebar bahwa beliau wafat, maka mereka meninggalkannya.

“Ini karena mereka mengaitkan kebenaran dengan sosok manusia, jangan pernah menilai baik buruknya sesuatu karena ada materi. Jangan pernah mengaitkan baik buruknya susuatu karena ini diucapkan oleh profesor ini itu dan sebagainya. Nilailah baik buruknya sesuatu itu dari idenya bukan dari orangnya. Walaupun itu diucapkan oleh nabi Muhammad SAW, selama ucapan itu bersumber dari pribadi beliau bukan dari Allah SWT,” tutur Prof. Quraish Shihab.

Beliau juga berpendapat bahwa ini adalah pilihan yang baik untuk mengingatkan kita ketika membaca ataupun menilai suatu tafsir-tafsir dari siapapun orang yang kita kagumi. Maka, jadikanlah kebenaran atau baik-buruknya sesuatu itu berdasarkan ide yang disampaikan.

Prof. Quraish Shihab juga mengatakan bahwa tafsir karya ulama Indonesia itu cukup banyak, akan tetapi tidak banyak yang lengkap 30 Juz. Lalu, tidak banyak juga tafsir yang ditulis dalam bahasa melayu (bahasa Indonesia). Maka, itu adalah hal yang perlu dirintis pada saat ini.

“Yang penting, jangan pernah menduga sekali-kali bahwa kita bangsa Indonesia tidak mampu melebihi bangsa-bangsa lain walaupun yang bahasa ibunya yang bahasa Al Qur’an. Sekali lagi, kita mampu asal kita mau belajar,” tandas Prof. Quraish Shihab. (JRM/RS).

Universitas Islam Indonesia (UII) senantiasa berupaya menguatkan jejaring kemitraan strategis dalam negeri, salah satunya dengan menjadi bagian Nationwide University Network in Indonesia (NUNI) atau Jejaring Perguruan Tinggi Nusantara. Mengenai hal ini, UII hadir dalam pertemuan nasional NUNI 2023 di Universitas Hasanuddin, Makassar, Sulawesi Selatan, yang digelar pada 21-24 November. Read more