Sebanyak 5.791 mahasiswa baru Universitas Islam Indonesia (UII) Tahun Ajaran 2019/2020 pada jenjang Diploma dan Sarjana sudah memadati Kampus Terpadu UII sejak pagi hari, Kamis (15/08). Mahasiswa UII dari berbagai Program Studi tersebut berkumpul guna mengikuti kegiatan Pesona Ta’aruf (PESTA) 2019. Pesona Ta’aruf merupakan kegiatan tahunan dalam menyambut mahasiswa baru yang diselenggarakan oleh Lembaga Eksekutif Mahasiswa Universitas Islam Indonesia (LEM UII). Pada tahun 2019 ini, PESTA 2019 mengusung tema “Retour A La Nature: Gerakan Intelektual Kolektif Berbasis Profetik Guna Mewujudkan Mahasiswa Progresif”.

Read more

Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi di Jakarta pada 16 Agustus 2019, mengumumkan klasterisasi 2019 perguruan tinggi (PT) nasional. Ada yang berbeda dengan klasterisasi 2018. Beberapa indikator baru dimasukkan, di samping ada kelompok PT non-vokasi dan PT vokasi.

Klasterisasi pada 2019 didasarkan pada empat kelompok indikator: input, proses, output, dan outcome. Outcome yang diukur, di antaranya, dengan cacah inovasi, paten, dan sitasi per dosen, ini mempunyai bobot terbesar, yaitu 35%. Bobot komponen input sebesar 15 %, proses dan output masing-masing 25%.

Read more

Universitas Islam Indonesia (UII) menerima penghargaan Industry Marketing Champion Jogja 2019 untuk sektor jasa pendidikan, dalam acara The 7th Annual Indonesia Marketeers Festival 2019. Penganugrahan yang digagas oleh MarkPlus, Inc. ini berlangsung di Ballroom Royal Ambarrukmo Hotel, Yogyakarta.
Read more

Ketika polarisasi semakin akut, lunturnya kohesi sosial menjadi taruhan. Padahal, perdamaian tidak mungkin mewujud dalam ketiadaan sikap saling menghargai keberadaan secara jujur. Kata jujur di sini perlu ditekankan, karena di lapangan, tidak jarang, sikap saling menghargai sudah menjadi pemanis bibir di depan publik. Di arena privat, kebencian masih tumbuh subur, karena terus dipupuk dengan sinisme antarkelompok.

Kita bisa mengimajinasikan beragam kasus yang relevan, yang tumbuh di tengah-tengah bangsa Indonesia. Tidak hanya hari ini atau akhir-akhir ini, tetapi juga pada masa silam. Kritik Bung Karno berikut bisa memberi gambaran kasus masa lalu, yang ketika di bawa ke kondisi kini, seseorang akan berteriak: de javu. “Kritik ke kiri, ejek ke kanan, kecam ke depan, fitnah ke belakang, sanggah ke atas, cemooh ke bawah.”, tulis Bung Karno pada 1957 yang terekam dalam salah satu tulisan yang termuat dalam buku ‘Di Bawah Bendera Revolusi’.

Bahkan seorang analis yang penulis kenal, sambil berseloroh mengatakan, “Inilah salah satu sebab, mengapa Belanda bisa menguasai Indonesia dalam waktu yang lama”. Tentu, pembaca boleh setuju atau tidak setuju. Namun, fakta sosial mutakhir sulit dibantah, bahwa banyak dari kita yang mudah terlibat dalam konflik yang tidak produktif.

 

Irisan terbesar

Memang kita tidak mungkin merangkum semua logika dan argumen yang dihadirkan oleh setiap kelompok. Selalu saja ada perbedaan. Jika ini yang terjadi, kadang diperlukan keberanian ‘melompat pagar’ (passing over) untuk memahami logika kelompok lain dari kacamata mereka. Kebenaran hasil olah logika manusia tergantung dengan pilihan metode dan karenanya bersifat nisbi. Jika metode diubah, kebenaran lain mungkin hadir. Konteks ruang dan waktu pun bisa mempengaruhi pilihan metode.

Selama ini, kita sering terjebak dalam kecohan ini-atau-itu (either-or fallacy) yang menghadirkan dilema palsu, karena asumsi bahwa cacah pilihan selalu terbatas, dan harus memilih salah satu. Dua hal yang berbeda seringkali dianggap berdiri diametral, tanpa bisa dikompromikan. Labelisasi pun tidak jarang dimunculkan, sampai tingkat ekstrim, seperti setan versus malaikat. Fakta di lapangan menujukkan bahwa pilihan bisa beranak pinak dan mengisi spektrum yang berwarna.

Karenanya, dalam beragam berbedaan pendapat, mustahil jika tidak ada irisan atau persamaan. Dalam konteks ini, ikhtiar mencari irisan terbesar atau kalimatun sawa menjadi penting. Bisa jadi, niat mulia sama, hanya berbeda program intervensi. Sangat mungkin program intervensi serupa, tetapi dengan strategi eksekusi yang berbeda. Itulah indahnya otak manusia yang selalu menghasilkan keragaman pemikiran. 

 

Hadir bersama

Di sinilah semangat ko-eksistensi atau hadir bersama perlu dikembangkan. Kita berdiri di tengah dengan semangat moderasi. Namun, berdiri di tengah bukan berarti netral terhadap nilai. Keberpihakan pada nilai-nilai abadi, seperti keadilan dan kejujuran, mutlak dikedepankan. Karenanya, mengambil posisi berdiri di tengah tidak bebas nilai. Pengambil posisi ini tidak memberikan ruang kompromi atas pelanggaran nilai-nilai abadi.

Semangat ini hanya bisa mewujud ketika semua kelompok mencoba mengelola harga diri sehingga mencapai tangga nada yang sama, meski memainkan instrumen musik yang berbeda. Hasilnya adalah orkestrasi yang indah: merdu di telinga, sejuk di mata, dan tentram di hati. Inilah yang dibutuhkan oleh bangsa Indonesia yang beragam!

 Tulisan ini sudah dimuat di rubrik Berpikir Merdeka watyutink.com, dan dapat diakses di https://watyutink.com/topik/berpikir-merdeka/Berdiri-di-Tengah-Mainkan-Orkestrasi-Indah

 

 

Universitas Islam Indoensia (UII) secara konsisten telah serius mengembangkan budaya mutu sebagai ciri khas yang menonjol. Budaya mutu ini telah dimulai sejak tahun 1999, bahkan jauh sebelum pemerintah menginisiasinya lewat peraturan perundang-undangan terhitung pada tahun 2003. Sebagai wujud komitmen mempertahankan budaya mutu, UII melalui Badan Penjaminan Mutu (BPM) mengadakan kegiatan Peningkatan Kompetensi Auditor UII yang berlangsung di Gedung Prof. dr. Sardjito UII pada Rabu-Kamis (14-15/8).

Read more

Mahasiswa Universitas Islam Indonesia (UII) kembali menunjukkan kreatifitasnya untuk terlibat secara langsung dalam perlombaan tingkat dunia. Di pertengahan bulan Agustus ini, tercatat ada 1 mahasiswa Program studi Arsitektur UII angkatan 2018 berangkat ke Rusia untuk mengikuti lomba. Ia akan berkompetisi dalam ajang World Skill Competition yang diadakan oleh Asosiation World Skill Standard Spesifications (WSSS) di Kazan, Rusia pada 23-27 Agustus 2019. Adalah Febri Afiantoro, Mahasiswa Arsitektur 2018 yang akan terjun dalam ajang bergengsi tersebut. Pada Rabu (14/8), para delegasi Indonesia yang akan terjun di kompetisi itu, termasuk Febri, mendapat pengarahan serta dilepas secara langsung oleh Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Jakarta.

Di samping itu, terdapat kegiatan pertukaran budaya di Universitas terbaik di Rusia. Lomba ini diikuti oleh peserta yang berasal dari berbagai Negara di dunia. Dalam perlombaan ini terdapat 53 bidang lomba dan 4 di antaranya lomba kelompok.

Read more

Ketika membuka mata tadi pagi, saya percaya, Saudara sangat mungkin merasakan sesuatu yang berbeda. Bisa jadi, mimpi dalam tidur Saudara semalam juga lebih berwarna.

Mulai hari ini, Saudara memasuki tahapan baru dalam hidup. Saudara tidak lagi menjadi siswa, tetapi telah naik kelas menjadi mahasiswa, siswa yang maha dengan segala kehebatan dan kesaktiannya.

Sudah seharusnya, Saudara tidak lagi menjadi anak mama-papa yang manja. Saudara dituntut untuk lebih mandiri, lebih bertanggung jawab.

Untuk menyambut hari yang ini indah ini, saya mengucapkan selamat datang di kampus Universitas Islam Indonesia (UII), pioner pendidikan tinggi di Indonesia. UII lahir dari rahim yang sama dengan republik ini. Pendiri UII adalah pembesut negara ini.

Sebagaimana diamanahkan oleh para pendiri, di UII, Saudara tidak hanya belajar disiplin ilmu pilihan, tetapi juga memperdalam ilmu agama dan mengamalkannya, serta mengasah kepedulian sosial sebagai anak bangsa. Di UII, semangat keilmuan, keislaman, dan kebangsaan dipertemukan dalam harmoni.

Saudara adalah kalangan elit bangsa ini. Hanya 31,5% anak bangsa seusia Saudara yang menikmati bangku kuliah. Masa depan Indonesia ada di tangan Saudara.

Perubahan adalah keniscayaan, sunnatullah. Saudara tidak mungkin mengelak darinya. Sikap paling masuk akal adalah dengan menyiapkan diri menghadapi masa depan. Tidak ada pilihan lain. Melempar handuk atau mengibarkan bendera putih tanda menyerah tidak ada dalam kamus pemimpin masa depan.

Saudara harus menyiapkan diri untuk itu. Masa depan membutuhkan manusia dengan karakteristik berbeda dengan masa kini, apalagi masa lampau.

Masa depan tidak memberi tempat untuk mereka yang tidak adaptif. Karenanya, Saudara harus menyiapkan diri menjadi pembelajar cepat. Kembangkan kemampuan menghubungkan antartitik, antarkonsep, untuk membangun jalinan cerita yang bermakna.

Masa depan tidak menoleransi respons yang lambat. Karenanya, Saudara dituntut menjadi pengambil keputusan yang cekatan dan tangguh. Untuk itu, Saudara perlu mengasah diri mengenali pola solusi dari beragam kelas masalah.

Masa depan tidak menyisakan ruang untuk mereka yang gagap teknologi. Karenanya, Saudara harus meningkatkan literasi dan keterampilan teknologi. Seharusnya hal ini tidak menjadi masalah bagi Saudara. Saudara adalah pribumi digital, yang sejak lahir beragam teknologi informasi sudah berada dalam jangkauan. Namun, jika semua kawan Saudara adalah pribumi digital, pastikan Saudara terlihat bagai intan yang bersinar di antara bebatuan.

Masa depan bukan milik mereka yang hanya sanggup mengikuti narasi publik seperti buih. Karenanya, Saudara harus melatih diri menjadi pemikir mandiri.

Masa depan akan sangat diwarnai dengan mahadata yang menunggu dicerna. Karenanya, Saudara juga wajib meningkatkan literasi data, dengan membiasakan diri menelisik makna dari data.

Masa depan tidak akan bersahabat dengan masa kini. Apa yang cukup untuk masa kini, sangat mungkin menjadi kedaluwarsa untuk masa depan. Karenanya, Saudara harus mengasah kreativitas untuk menghasilkan inovasi yang sanggup menjawab tantangan zaman.

Masa depan tidak untuk mereka yang berpikir sempit dan berorientasi lokal. Karenanya, Saudara perlu menyiapkan diri menjadi warga global. Ikutilah kesempatan mobilitas global jika mungkin. Pekan depan, jika Saudara belum mempunyai paspor, buatlah satu. Bisa jadi, itu menjadi doa dan bagian dari ikhtiar Saudara untuk membuka pintu menjadi warga global.

Meski demikian, Saudara, ada satu karakteristik yang mengikat masa lampau, masa kini, dan masa depan; yaitu kemuliaan akhlak, keluhuran budi, atau ketinggian watak.

Sepintar apapun Saudara, sehebat apapun Saudara, tetapi tanpa bingkai watak dengan kualitas tinggi, kehadiran Saudara tidak akan menjadi bagian dari solusi, tetapi sebaliknya, justru menjadi bagian dari masalah. Tentu, ini bukan yang Saudara inginkan.

Mulai hari ini, jadilah manusia baru yang lebih baik. Tinggalkan jejak, termasuk jejak digital, yang baik.

Jika dulu, Saudara menikmati merundung orang lain, mulai hari ini jadikan itu masa lalu. Rundungan Saudara bisa jadi masih menyisakan trauma dan siksa bagi korban.

Jika di masa lampau, Saudara menjadi penyebar berita bohong dan penyuka ujaran kebencian, mulai hari ini, akhiri. Jika Saudara merasa perlu, hapus jejak suram tersebut ketika masih terlacak.

Mengapa ini penting? Di masa depan, berpegang teguh kepada nilai-nilai abadi, seperti keadilan dan kejujursan, akan sangat menantang.

Selain itu, bisa jadi kawan atau bos masa depan Saudara akan menelusur jejak digital masa lampau Saudara. Jejak ini adalah cermin watak Saudara. Sadarilah sebelum terlambat. Penyesalan selalu datang kemudian.

Mulai hari ini, tanamkan tekad untuk siap meninggalkan masa suram itu.

Syukuri nikmat menjadi mahasiswa ini dengan ikhtiar terbaik sepenuh hati. Nikmati setiap momen yang Saudara alami di kampus ini. Maknai setiap kesempatan yang tercipta untuk berinteraksi.

Menjadi mahasiswa adalah peluang emas untuk menempa diri. Status mahasiswa adalah kesempatan terbaik untuk memperluas perspektif dan memperjauh horison.

Inilah saatnya menemukan harta karun dalam diri Saudara. Kenali dan lesatkan potensi Saudara. Gambarlah diri Saudara yang baru. Desain masa depan Saudara mulai hari ini. Kami, di UII insyaallah siap mendampingi.

Semoga Allah memudahkan Saudara dalam menuntut ilmu di UII sebagai bagian ibadah kepada yang Maha Mulia. Karenanya, luruskan niat. Percayalah dengan janji Allah yang disampaikan lewat Rasulullah.

”Barang siapa yang keluar untuk mencari ilmu maka ia berada di jalan Allah hingga ia pulang”.

”Barang siapa yang menempuh jalan untuk mencari suatu ilmu. Niscaya Allah memudahkannya ke jalan menuju surga”.

Jika perlu, cetak kedua pesan suci ini dengan huruf besar dan tempel di langit-langit kamar tidur Saudara, supaya selalu mengingatkan ketika lelah mendera atau malas menerpa. Atau, jadikan pesan ini sebagai wallpaper ponsel Saudara, supaya menjadi pengingat setiap masa.

Sekali lagi, selamat bergabung pemimpin masa depan!

Masa depan ada di tangan Saudara, dan kami, insyaallah siap menunjukkan jalannya.

*Disarikan dari Sambutan Rektor pada Kuliah Perdana Mahasiswa Baru Universitas Islam Indonesia Tahun Akademik 2019/2010, pada 13 Agustus 2019.

Universitas Islam Indonesia sebagai perguruan tinggi swasta terbaik saat ini terus berupaya memberikan pelayanan terbaik untuk bangsa. Sedikit banyak hasil khidmat UII telah memberikan sumbangsih yang cukup besar pada perkembangan bangsa Indonesia. Guna merespon hal itu, UII melalui kuliah perdana bagi mahasiswa baru mengundang News Anchor NET.TV, Tomy Ristanto guna mengisi kuliah umum dalam agenda kuliah perdana UII.

Read more

Tak bisa dipungkiri lagi bahwa masa depan bangsa Indonesia berada di tangan para pemuda. Oleh karena itu Universitas Islam Indonesia (UII) sebagai perguruan tinggi swasta terbaik di Indonesia terus berupaya mempersiapkan lulusan dengan kompetensi yang tinggi tentunya. Salah satu upaya UII adalah dengan memberikan akses pendidikan kepada siapa saja.

Setelah dinyatakan lulus pada tahapan seleksi, sebanyak 5.791 cendekiawan muda UII pada jenjang Sarjana dan Diploma Tahun Akademik 2019/2020 mengikuti kuliah perdana sebagai gerbang awal menuju pemimpin masa depan di Auditorium Prof. Dr. Abdulkahar Mudzakkir UII, Selasa (13/8). Pada tahun ini, tercatat jumlah pendaftar UII mencapai 24.173 pendaftar.

Read more

Universitas Islam Indonesia (UII) menerima kunjungan dari Universitas Islam Riau (UIR) pada Senin, (12/18) di Ruang Audiovisual Gedung Prabuningrat UII. Kunjungan tersebut dalam rangka diskusi mengenai Teknologi Informasi yang digunakan oleh kedua perguruan tinggi serta penandatanganan kerjasama. Kerjasama yang disepakati di bidang pengajaran, penelitian, pengabdian kepada masyarakat, dan dakwah Islamiyah.

Rektor UII, Fathul Wahid, S.T., M.Sc., Ph.D., menyambut baik kunjungan UIR. Dalam sambutannya, ia memperkenalkan UII serta pimpinan UII lainnya yang hadir pada acara tersebut. Ia menyampaikan bahwa UII berprinsip selalu bekerjasama secara ekuivalen.

Read more